" you shoot i shoot"

1.9K 70 1
                                    

"Nong, liat sini deh"

tullie memanggilku sesaat setelah ia memfoto ku yang hanya berbalut handuk putih di akun twitternya.

Wajah innocent tidak menjamin seseorang untuk bertindak innocent pula , apalagi kelakuan abang kesayanganku yang satu ini. Hanya menggunakan celana dalam boxer yang longgar favoritnya , tidur telungkup dengan nyamannya , ditambah kaki nya yang jenjang nan mulus terbuka sedikit lebar.

Mengundang sekali....

"Nong. Sini!" Ia memanggilku sekali lagi, menyuruhku mendekati dirinya yang masih nyaman sekali dengan posisi itu. Setelah kulempar handphone ku kearah kasur , aku pun menurut. Ia lalu menunjukkanku sebuah bungkusan berwarna hitam penuh dengan tulisan kanji jepang .

"Apaan?" Tanyaku , sembari memegang benda kecil itu. Jemariku memijit isi yang ada didalam bungkusan perlahan. Hm.. seperti tisu basah...

"Ini tisu basah kan?" Tanyaku mempertegas dugaanku. Tullie masih memperhatikan gelagatku yang masih belum paham dengan maksudnya. Aku duduk di kasur sebelah, menghadap tullie , sembari membuka kemasan itu. Dan voila! Benar dugaanku , beberapa helai tisu basah yang tersusun rapi didalamnya.
Tullie masih diam memperhatikanku. Masih penasaran, ku tarik salah satu helai tisu tersebut keluar dari kemasan. Ku coba mencium aroma tisu tersebut. Aku gagal paham. Ini betul hanya tisu basah biasa kan? Tidak ada yang aneh selain wanginya yang sedikit menyengat hidung. Ku bolak balik kemasan tisu tersebut , siapa tahu ada tulisan thai atau inggris yang bisa kumengerti. Tullie terkekeh di kasur seberangku, ia sedari tadi menyembunyikan sesuatu yang aku yakin tidak mengetahuinya.

"Apaan sih phi! . Jangan bikin aku penasaran!"

Ia akhirnya bangkit dari tidurnya, dan berdiri dihadapanku. Jemari lentiknya meraih helai tisu yang sudah ku buka tadi , lalu merentangkannya lebar lebar.

"Ini bukan sembarang tisu biasa ,nong..."ujarnya tenang. Seraya duduk bersimpuh d depanku,lalu menyikap handuk putihku. Sontak ku teriak kaget , karena aku tidak menggunakan apa apa selain handuk itu. Namun ia tetap tenang merentangkan perlahan kedua kakiku. Lalu membasuh juniorku dengan tisu basah itu. Aku tegang mengawasi gerakan tullie yang sangat berani malam ini. Tidak seperti biasanya yang sering malu malu kalau berurusan dengan yang seperti ini...

"Tullie.. tumben sekali langsung buka ajah.." godaku lirih menahan sensasi dingin yang menggigit dari tisu yang diusapkan ke juniorku. ia tetap fokus memperhatikan juniorku yang masih dibasuh dengan tisu tersebut. Dari balik kacamata yang ia kenakan , tullie tampak sangat vulgar. Wajah seriusnya seperti menelanjangiku bulat bulat (walau kenyataannya memang aku sudah telanjang didepannya saat ini) dan aku akhirnya hanya bisa diam Duduk pasrah tak berdaya , menggigit bibir menahan dingin, atau mungkin lebih tepatnya menahan birahi

"Tullie...." rengekku padanya. Sudah hampir lima belas menit berlalu. Jujur saja, aku sedikit bosan, bukan karena anu ku yang dimainkan seperti itu, tapi tullie yang pura pura tuli tidak mau mendengarku. Dan ia memang benar benar tak peduli. Masih diam terpekur didepan segitiga bermuda ku, dengan jemari lentiknya masih sibuk dengan urusannya tadi. Kacamata nya pun semakin merosot ke ujung hidung mancungnya.

"Nong.." ia mendadak mendongak, menatap wajahku lekat lekat. Pandangan mata sayu nya, serta bibirnya tercekat, seperti menahan sesuatu yang tak tertahan lagi. Aku semakin bingung dibuatnya

"Kenapa?"

"Perutku mules.."

ha?

Ia lalu pergi bergegas lari langsung menuju kamar mandi. Mataku terbelalak tak mengedip , dan mulutku melongo melihat tingkah laku aneh abangku barusan.

"Terus bagaimana kelanjutannya juniorku ini , phi!!!"

*lanjut ke bagian selanjutnya yaaa*

nakal yuk!Where stories live. Discover now