Prolog

30 1 0
                                    

Malam adalah suasana yang paling aku suka.

Dimana hanya kesunyian yang ada.

Aku membaca buku novel kesukaanku,

Mendengarkan musik,

Dan mengarang sebuah cerita tentang aku sendiri...

Kenapa aku suka malam?

Karena aku suka sendirian.

Di malam hari, tidak ada yang menggangguku.

Hanya lagu yang ku dengar melalui earphone ku.

Aku tidak pandai bersosialisasi. Lebih tepatnya tidak suka dengan kerumunan orang-orang.

Aku suka dengan kesendirianku.

Aku tidak menyesal dengan "Aku tidak mempunyai teman".

Karena jika aku mempunyai teman, pasti perhatian ku akan terbagi.

Itu sangat menyusahkan bagiku.

Aku kan orang nya cuek dan emosian, tidak tahu cara berteman, tidak tahu cara tersenyum, tidak suka keramaian, dan masih banyak sekali yang tidak aku sukai di dunia ini.

Sewaktu aku kecil, aku pernah mempunyai teman yang sudah ku anggap sebagai saudara ku sendiri.

Saat aku kecil sifat ku pendiam, pemalu, sendirian, tidak mempunyai teman, dan selalu di dalam kelas. Sekarang pun masih tetap sama.

Dia bernama Linda. Ya, Linda. Teman pertamaku di sekolah sekaligus sahabat dan saudaraku, yang selalu menemaniku, kemanapun aku pergi.

Dia punya sifat seperti RATU yang seenaknya nyuruh-nyuruh orang dan pemaksa. Memang namanya RATU LINDA RIANA. Nama yang cocok untuk dia yang cantik, sombong, pemarah, dan pemaksa.

Aku sangat polos... Begitu sangat polos...

Atau di kenal sangat baik? Sampai masih tetap ingin berteman dengannya? Walaupun dia memperlakukanku seperti budak? Dan pembantu?

Aku tidak habis pikir dengan diriku yang dulu. HAHAHA... Begitu sangat menyakitkan ketika aku mengingatnya kembali.

Seperti jarum yang menusuk jariku, lalu kubiarkan sampai tidak merasa sakit lagi, setelah sudah tidak kurasakan sakit, aku akan menariknya dan rasa sakit itu pun kembali muncul.

Atau seperti pedang yang menusuk dadaku, menembus bagian belakang punggungku, yang mengakibatkan banyak darah keluar dari tubuhku, membuatku sesak dan susah untuk bernafas, merasakan perasaan hampir mati, bisa di bilang seperti itu.

Tapi semakin aku ingin melupakannya, semakin besar kenangan buruk itu meluas dan memenuhi seluruh isi kepala dan pikiranku.

Semakin sakit juga yang aku rasakan. Dia yang memperlakukanku seperti budak dan pembantu, bukan seperti seorang teman. Membuatku ingin menghapus dia dari dunia ini. Tapi itu pikiran diriku yang sekarang, bukan diriku yang dulu.

Kalian tahu? Bukan karena hal itu aku membenci Linda. Tapi karena ada hal lain lagi penyebabnya.

Aku akan menceritakan tentang diriku yang dulu, diriku yang begitu polos, yang mudahnya di perdaya oleh teman sebangku aku sendiri...

***

RIMAWhere stories live. Discover now