drable

2.1K 100 16
                                    

by vyeee

.
.
.
.
.
.
.

"Aku turut berduka cita."

Laki-laki itu menoleh saat mendengar suara yang tidak begitu asing di telinganya. Ia mendapati salah satu orang yang paling dekat saat dulu.

Saat perempuan itu berada di sampingnya, ia kembali menatap kearah depan. Menatap pasangan yang sedang saling menukar cincin.

"Bukankah berlebihan mengucapkan 'Turut berduka cita', Sakura?" Ucap Kakashi, matanya melirik kearah samping untuk melihat ekspresi perempuan tersebut.

"Tidak, maksud ucapanku tidak untuk mereka berdua, tapi untuk dirimu." kakashi tergelak pelan mendengar ucapan Sakura. Tangannya menepuk pelan kepala Sakura yang tertutup topi. Rambutnya tidak terkuncir rapi seperti yang selalu ia ingat dulu.

"Mungkin lebih tepatnya untuk kita berdua?" Sakura terdiam, membenarkan apa yang di katakan oleh Kakashi.

Sakura mengangkat bahunya pelan. Tidak tahu harus mengatakan apa. Matanya masih menatap lurus kearah depan. Menyaksikan sepasang kekasih yang terlihat bahagia di sana.

Bahunya semakin berat saat melihat mereka yang saling berciuman. Bukan hanya bahunya, hatinya rasanya seperti hacur sehancurnya. Matanya sudah tidak bisa mengluarkan air matanya lagi sejak dalam perjalannya kesini.

Kakashi yang melihat hanya bisa menghembuskan napasnya dengan pelan. Bukan hanya Sakura yang merasakan begitu hancur, dirinyapun sama-sama hancur.

"Kau boleh menangis." Ucap Kakashi yang membuat Sakura langsung menukul lengan Kakashi, lalu ia tertawa. Tawa yang terasa begitu pilu.

"Air mataku mungkin habis dalam perjalanan ke sini." Balas Sakura sambil terus menatap kearah altar tersebut.

Kakashi mengeluarkan bungkus rokoknya, mengambil satu batang lalu ia hidupakan. Dengan pelan ia hisap dan hembuskan, dan terus melakukan hal tersebut berulang.

"Sejak kapan kau merokok, Kakashi?" Tanya Sakura, untung ia memakai masker yang menutupi hidungnya.

"Kupikir kau sudah tahu bahwa aku memang perokok, Sakura."

"Yang aku tahu kau berhenti merokok saat aku bermalam di apartementmu waktu itu."

Kakashi mengendikian bahunya, "itu hampir tiga tahun yang lalu."

Kakashi membuang puntung rokoknya kemudian ia injak. Tangannya mengacak-acak rambutnya yang memang sudah acak-acakan.

"Kau tidak memakai masker, Kakashi." Sakura menoleh ke arah Kakashi, menatap bagaimana bibir itu terkatup rapat.

"Aku tidak memikirkan maskerku saat aku kesini Sakura."

"Sama sepertiku yang tidak memikirkan bagimana aku pulang nanti." Kakashi menoleh, memandangi Sakura yang hanya membawa tas kecil.

Kakashi mendengus pelan, "bilang saja kalau kau ingin menginap di apartementku, Sakura."

"Apa kau tega membiarkanku tidur di jalan, Kakashi? Aku baru saja patah hati."

"Bukan kau saja, Sakura, aku juga."

"Apa kau sudah tahu kalau mereka memang menjalin hubungan?" Tanya Sakura pelan. Matanya kembali menatap ke arah pasangan yang sedang berbahagia di depan sana.

Kakashi mengangkat bahunya pelan, lalu ia membalikan tubuhnya dan berjalan pelan. Ia sudah tidak mau berlama-lama melihat senyum mantan kekasih yang terlihat bahagia di sana.

"Mau sampai kapan kau memandangi mereka? Kau mau pulang apa tidak, Sakura?" Kakashi berhenti berjalan, menatap Sakura yang masih memandangi kedua pasangan tersebut.

"Aku tidak tahu harus pulang kemana, Kakashi."

"Tentu saja kau tahu, kau akan pulang ke apartemenku." Ucap Kakashi yang membuat Sakura menoleh dan langsung berjalan menghampiri Kakashi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

ENDING
vyeee; capek ya allah

Lost [KAKASHI/SAKURA]Where stories live. Discover now