33

13.3K 2.2K 185
                                    

tidur wooyoung terusik ketika mendengar suara gaduh yang entah terdengar dari mana. kedua mata kecil itu terbuka, mengangkat kepalanya dari sebuah buku yang menjadi alas tidurnya.

wooyoung ketiduran saat membaca buku, dia berdecak melihat kertas bukunya terlihat sedikit kusut akibat tak sengaja tertindih kepalanya.

ditutupnya buku itu kemudian ditaruh di atas meja nakas, mata kecilnya tak sengaja melirik jam digital yang berdiri di atas nakas.

pukul 00.12 malam.










prak!






wooyoung berjengit dari posisinya, dadanya berdetak cepat ketika mendengar suara benda jatuh dari luar kamar yang ia tinggali di rumah pengasuh kecilnya.

apa ada pencuri?











sraaaaak!








jantung wooyoung semakin berdetak tak karuan ketika mendengar sebuah suara benda yang sengaja digoreskan pada tembok di luar kamarnya.

sepertinya benar-benar ada pencuri.

mana mungkin pakde dan bude setidak punya kerjaan itu untuk melakukan hal random tengah malam?

sial, wooyoung takut.

tapi, dia harus melakukan sesuatu jika memang benar itu pencuri, dia tidak akan membiarkannya.

hey, pakde dan bude itu orang tua dengan hidup yang sederhana, mau apa yang mereka ambil dari dua orang tua kesayangannya itu?

wooyoung mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar, mencari sesuatu yang sekiranya dapat ia gunakan.

matanya tertuju pada sebuah raket bulu tangkis yang tergantung di tembok, tak menunggu waktu lama wooyoung lekas mengambilnya kemudian beringsut melangkah menuju pintu kamarnya.

“oke.. tenang, woo. tinggal hajar kalo maling.”

setelah memberi kata-kata semangat untuk diri sendiri agar merasa berani, wooyoung perlahan mengulurkan tangannya menuju kenop pintu.

sial, tangannya bergetar. wooyoung takut, cupu sekali.

kenop pintu itu terus digenggam erat tangannya, diam sejenak untuk menetralisir rasa gugupnya.

“berani, woo.. berani..”

helaan napas kasar keluar dari mulutnya.

klek!

lantas tangan itu dengan sekali sentak mendorong kenop ke bawah dan menarik pintunya kemudian beranjak keluar.

gelap.

ctak!


















“SURPRISE!!!”







kedua mata kecilnya mengerjap-ngerjap beberapa kali, tubuhnya diam membeku dengan raut wajah layaknya orang bodoh.

wooyoung mencoba mencerna keadaan yang sedang ia hadapi sekarang.

hell, sedang apa teman-temannya berdiri di ruang tamu dengan sebuah kue tart dan lilin-lilin kecil menyala yang terdapat di atasnya?

“wOOYOUNG KANGEN BANGET!”

dia masih terdiam bahkan saat yunho berlari menghampiri dan memeluk tubuh kecilnya dengan erat.

“heh! jangan ngelamun!”

seonghwa berjalan menghampirinya sambil membawa kue tart di tangannya, menyodorkannya ke arah wooyoung.

“lilinnya meleleh, tuh. buru tiup!” titah yunho.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang