Definisi Cinta

3K 444 177
                                    

Ini hanyalah fiksi belakang, karakter dalam cerita adalah buatan penulis semata. Penulis hanya meminjam nama dari artis kesayangan kita semua, NCT dan WAYV~

.

HAPPY READING

.

Itu adalah kata-kata impulsif yang kukatakan. Aku berencana untuk mengatakannya sedikit lebih lama lagi, namun ternyata aku sudah benar-benar tidak tahan. Ketika Jaehyun meninggalkanku begitu saja, mungkin karena terkejut, aku juga tidak menghentikannya.

Sekarang aku menemui eommoni. Dia adalah orang pertama yang kuberitahu tentang masalah ini. Segala sesuatu terjadi begitu cepat sampai aku ternyata belum benar-benar siap. Nasihat eommoni rasanya akan sangat membantu.

"Jadi Hendery akan pindah ke rumah ibumu?" Tanyanya. Dia mempersilahkanku minum Teh Inggris yang dia buat sendiri.

"Iya. Saya harap eommoni tidak keberatan."

"Tidak apa-apa. Sudah lama aku juga tidak pergi kesana. Kalau ada waktu senggang, aku akan kunjungi ibumu dan Hendery nanti."

Senyumnya masih cantik seperti dulu. Meski menua, wanita itu benar-benar mempesona dengan garis halus di wajah dan rambut perak putih panjangnya. 

"Sebenarnya saya membingungkan soal rumah." Ucapku terus terang. Uangku memang banyak, tapi untuk menyewa tempat baru rasanya agak berat. Depositnya bisa kugunakan untuk keperluan Hendery di desa.

"Kau merasa harus berpisah rumah dengan Jaehyun kan? Tentu kalau sudah tahap perceraian, itu harusnya dilakukan."

"Eommoni, apakah anda tahu tempat murah untuk saya tinggali? Saya tau seharusnya saya pergi ke agen property, tapi di saat seperti ini, koneksi eommoni rasanya akan lebih menguntungkan saya."

"Apa kau tidak malu meminta tolong ibu dari calon mantan suamimu sendiri?"

Kalimat itu tiba-tiba diucapkannya. Kutatap mata eommoni yang tidak kuketahui apa maksudnya. Aku tidak pernah berpikir sampai disitu. Selama ini, hanya eommoni yang bisa aku percaya dan aku mintai pertolongan. Benar juga, ketika hubunganku dengan Jaehyun selesai, mungkin hubungan kami akan usai juga.

"Maafkan saya, eommoni."

Suara cangkir dengan tatakannya berdenging di telingaku. 

"Wanita tangguh pun, tetap butuh bantuan orang lain. Itu wajar." Beliau tersenyum simpul. Ia berpindah duduk di sebelahku. "Eommoni suka wanita tangguh." 

"Maksud eommoni apa?"

"Rumah kalian sekarang, memang Jaehyun yang membelinya. Tapi sebagian besar uangnya berasal dari kami sebagai hadiah pernikahan kalian. Kalau kau cukup berani, kau bisa tetap tinggal disana selama perceraiannya belum resmi. Itu hak mu."

Dia mengambil tanganku dan meremat-rematnya kuat.

"Itu satu-satunya saran eommoni." 

Ketika dilihat dari jarak sedekat ini, aku baru menyadari wajah lelah itu. Entah apa yang ada dalam kepala eommoni. Ia terlihat seperti wanita bebas yang pikirannya masih terpenjara. Begitu ingin keluar, tapi tak berdaya. Diucapannya, hanya hal-hal membingungkan yang keluar. Seperti dia tak bisa bebas mengatakan apa, karena itu tercela.

.o0o.

Jaehyun membiarkan Hendery pindah. Nampaknya dia sadar posisinya yang tidak akan menguntungkan Hendery jika putranya ada di sampingnya. Nampaknya pula, bahkan mungkin dia tidak berniat untuk menuntut hak asuh atas Hendery. Aku tidak tau apa isi pikirannya saat ini.

Sasanqua [Johnten | Jaeten]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora