Boba Brown Sugar

2.8K 475 221
                                    

Ini hanyalah fiksi belakang, karakter dalam cerita adalah buatan penulis semata. Penulis hanya meminjam nama dari artis kesayangan kita semua, NCT dan WAYV~

.

HAPPY READING

.

Ten tak mampu menahan senyumnya begitu duduk di kursi kerjanya. Ia baru saja diajak berkeliling kantor oleh Doyoung, atasannya sendiri. Rasanya begitu beruntung bisa bekerja di sini dan mendapatkan perhatian khusus dari sang bos. Meski Ten tidak tahu kenapa Doyoung seperti sangat suka dekat dengannya. Apa mungkin karena dia diperkenalkan oleh Nyonya Jung? Itu bisa jadi.

Ia lalu belajar banyak hal. Termasuk sebesar apa seharusnya dia dibayar. Gaji yang dia terima bahkan dua kali lebih besar dari sebelumnya. Itu belum termasuk tunjangan, bonus dan uang lembur. Belum juga termasuk hak-hak cuti yang bisa dia gunakan. Ten bahkan sangat terkejut ketika mengetahui bahwa dia punya hak 2 hari cuti menstruasi. Itu gila! Dan jangan lupakan kumpulan wanita-wanita yang bersama-sama berjalan ke ruang laktasi untuk memompa susu mereka. Oke, itu terdengar aneh, tapi itu benar-benar ada disini. Di perusahaan yang menurut Ten terlalu manusiawi untuk disebut perusahaan.

Ten menemukan Doyoung makan seorang diri di kantin ketika jam makan siang. Laki-laki itu tetap melempar senyum pada semua pegawainya yang menyapa. Meski begitu, nampaknya tidak ada seorangpun yang berani duduk semeja dengannya. Ten bukan salah satu dari mereka. Ia mendekati sang atasan.

"Selamat siang, pak. Boleh saya duduk disini?"

Doyoung langsung mempersilahkan Ten duduk di hadapannya. Beberapa orang sempat menatap mereka. Ten terutama. Wanita itu pun menyadari tatapan rekan-rekan kerjanya meski tidak tahu arti tatapan mata mereka.

"Bagaimana setengah hari pertamamu?" Tanya Doyoung sambil menyendokkan katsu ke mulutnya. Dia punya mulut yang sangat lebar, pikir Ten.

"Saya belum bisa menilai. Anda sendiri yang menyuruh saya fokus belajar dulu."

"Ah... benar juga. Teman-temanmu membantumu kan?"

"Iya! Mereka sangat terbuka tentang pekerjaan mereka dan itu membantu saya. Seperti yang anda katakan tadi, kekompakan di perusahaan ini sungguh tidak nyata."

Doyoung tertawa begitu mendengarnya. "Itu karena setiap orang sering cuti dan teman lainnya mengambil alih pekerjaan. Mereka semua jadi terbiasa membantu satu sama lain. Kau tau? Kalau kau membantu seseorang, kau akan balik dibantu suatu saat nanti. Itu yang kami tanamkan pada semua karyawan. Semoga itu menjadi valuemu juga."

"Kenapa anda membuat peraturan yang merugikan perusahaan seperti ini? Maksud saya, proses bisnis bisa terhambat kalau setiap pekerja berlaku seenaknya. Mereka menghabiskan waktu di ruang laktasi, mereka cuti di hari produktif, bahkan laki-laki bisa mengambil cuti beberapa minggu untuk menemani istri mereka yang melahirkan. Secara teori, itu... merugikan."

Untuk beberapa saat Doyoung tak menjawab. Dia meminum limunnya sambil terus menatap Ten yang seperti anak TK baru melihat gajah untuk pertama kali. Kaget, aneh, dan merasa takjub. Begitulah Doyoung menggambarkan raut wajah Ten sekarang.

"Kenyataannya tidak. Sulit untuk menjelaskannya secara utuh, tapi kami mempekerjakan manusia bukan robot. Mereka butuh hidup diluar pekerjaan mereka. Kalau mereka tidak punya kecemasan tentang kehidupan di luar sana, mereka akan bekerja di sini secara lebih produktif. Tapi karena banyak pekerja yang sering cuti, akhirnya beban pekerjaan semua orang jadi bertambah. Orang yang tidak kompeten tidak dibutuhkan disini, karena itu bisa merepotkan semua orang. Hasilnya, tidak ada pekerja yang masuk kesini lewat relasi. Semua dipilih berdasarkan kemampuan. Bukannya itu malah membuat perusahaan kami jadi kuat?"

Sasanqua [Johnten | Jaeten]Where stories live. Discover now