Hari ini... Panjang.

3.2K 450 232
                                    

Ini hanyalah fiksi belakang, karakter dalam cerita adalah buatan penulis semata. Penulis hanya meminjam nama dari artis kesayangan kita semua, NCT dan WAYV~

.

HAPPY READING

.

Ibu Ten menemukan putrinya datang bersama Hendery. Dia menatap keluar lebih luas. Tidak ditemukannya mobil maupun menantunya. Dahinya berkerut.

"Mana Jaehyun?"

Ten dengan segera memeluk tubuh ibunya. Dia menangis tanpa suara. 

"Ayo masuk dulu." Ibu Ten menatap sekeliling, memastikan tidak ada yang melihat kondisi Ten dan puteranya. Tapi ada Johnny yang sedang menggiring domba-dombanya, melihat apa yang terjadi. Di tangan lelaki itu ada sebuah keranjang yang Bibi Lee asumsikan akan dia berikan padanya. Dia menggeleng kecil pada pria itu sebelum masuk ke dalam.

"Menurutmu apa yang terjadi pada Ten, Domby?"

"Mbeeeeek...."

.

Hendery pergi keluar seorang diri. Dia diberi uang saku oleh neneknya dan diperbolehkan untuk berjalan-jalan di desa yang jika dia beruntung akan bertemu penjual es krim.

"Ibu Jung sudah cerita semuanya ke mama." Bibi Lee memberikan secangkir teh hangat ke puterinya. "Suamimu benar-benar kurang ajar ya."

"Aku yang salah, ma." cicit Ten.

"Apanya?" Tanya Bibi Lee yang tak paham arah pembicaraan puterinya.

"Aku yang memaksanya menikahiku. Sejak awal kan dia tidak suka."

Bibi Lee mendengus kesal. Dibelainya rambut sang anak dengan sayang. "Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, anakmu itu bukan kamu sendiri yang buat. Itu bukan salahmu memintanya menikahimu dan kamu tau persis apa yang akan dilakukan mendiang papa kalau sampai dia tidak menikahimu. Jung Jaehyun itu pasti sudah mati."

Kalimat itu ternyata tidak membuat Ten terlihat lebih baik. "Sekarang bilang ke mama, mama harus apa?"

"Aku tidak tau ma... aku... bingung sekali sekarang."

"Mama akan temui keluarga Jung kalau begitu. Kalian harus bercerai."

Mata Ten membulat. Tak menyangka ibunya akan berkata seperti itu. Ini hal yang tidak dia duga sama sekali.

"Kupikir mama akan menyuruhku tetap bersamanya demi Hendery. Atau mungkin lebih baik dibicarakan dulu, atau mungkin aku harus bertahan dari pada nama baik keluarga kita tercoreng, aku akan jadi seorang janda tak hormat. Mama ingin aku jadi seperti itu?"

Hening tercipta. Ten masih terus menatap ibunya tak percaya.

"Ten pikir mama ini mama yang jahat ya? Mana mama bisa berpikir semua hal itu kalau di depan mama, anak kesayangan mama ini menangis seperti ini? Malah mama pikir itu semua yang kamu takutkan kan? Itu yang sekarang ingin kamu lakukan kan?"

Bibir Ten bergetar. Benar sekali, itu adalah keinginannya yang baru saja dia sadari. Tapi dia juga ragu. Apakah keinginannya itu tepat atau tidak. Sementara otaknya bekerja keras, mulutnya sibuk mengunyah jarinya sendiri. Sang ibu menghentikannya.

"Apapun yang akan kamu lakukan, ibu akan dukung sepenuhnya. Kamu tidak salah, Ten. Kamu harus tanamkan itu di kepalamu. Kamu tidak salah dan kamu bahkan tidak pantas mendapatkan perlakuan ini darinya."

Ten tidak tahu harus percaya pada ibunya atau terus merasa salah. Pertanyaan tentang apa kekurangannya di mata Jaehyun terus berputar di otaknya. Orang-orang juga terbiasa menyalahkannya untuk sesuatu yang ada di luar kendalinya. Ten ragu dia benar-benar tidak bersalah.

Sasanqua [Johnten | Jaeten]Where stories live. Discover now