Bagian #38

492 24 1
                                    

"Sialan lo!" Ujar Anya dan dia meninju tangan Liam.

"Udah ah, ayok lah kita ke Bandung, pen ketemu calon mertua ni gue" Ujar Liam bersemangat.

"Lo mau ke kuburan?" Tanya Anya.

"Hah? Gue mau ketemu camer bukan ke kuburan" Ujar Liam.

"Bokap nyokap gue udah meninggal Liam" Ujar Anya yang berusaha tegar.

"Hah? Serius lo? Sorry gue gak tau" Ujar Liam dan dia menepuk bahu Anya agar menguatkannya.

"Santai aja, gue udah kuat kok, bokap nyokap gue juga udah lama meninggalnya" Ujar Anya sekuat mungkin.

"Kenapa mereka bisa meninggal?" Tanya Liam.

"Gue sekeluarga kecelakaan dan yang berhasil selamat cuman gue doang, bokap nyokap gue yang meninggal di dalam kecelakaan itu" Ujar Anya tanpa dia sadari air matanya jatuh begitu saja.

Liam yang melihat Anya menangis langsung berdiri dan memeluk Anya yang masih duduk.

"Sorry Nya, gue malah nanya hal yang buat lo sedih" Ujar Liam menyesal.

Liam melepaskan pelukannya dan mengusap pipi Anya yang dibanjiri oleh air mata dengan kedua ibu jarinya lalu Liam berlutut dihadapan Anya.

"Lo jangan sedih lagi Nya, gue akan selalu bahagiain lo, gue akan selalu ada buat lo!" Ujar Liam sambil menangkup pipi Anya dan menatap matanya.

Anya merasakan debaran dalam dadanya sangat kencang.

Liam? Lo bikin gue sakit jantung batin Anya.

Anya pun sadar dari semua pikirannya tentang orang Yang ada di hadapannya ini dan dia melepaskan tangan Liam dari pipinya.

"Apaan sih lo? Sok romantis banget" Ujar Anya terkekeh.

"Lo ngancurin moment tau ga?" Ujar Liam dan dia berdiri.

"Hahaha, moment matamu ah" Ujar Anya tertawa.

"Yaudah hayu kita ke Bandung" Ujar Liam.

Anya pun bangkit dari duduknya sambil membawa beberapa snack yang belum dibuka.

Mereka berdua pun pergi ke parkiran dengan canda tawa yang dilontarkan Liam, dengan Liam Anya merasa nyaman, merasa terlindungi, dapat tertawa setiap hari, menurut Anya Liam adalah pahlawannya.

Mereka sudah sampai di parkiran, Liam membuka pintu mobil bagian penumpang.

"Silahkan tuan putri!" Ujar Liam sambil mempraktikkan seorang pengawal yang membukakan pintunya untuk sang putri.

"Hahaha, apaan sih lo?" Ujar Anya sambil memukul lengan Liam pelan.

"Ish tuan putri kok ga ada lembut-lembutnya sih" Ujar Liam sambil mengusap lengannya yang dapat pukulan dari Anya.

Liam pun mendapatkan pukulan kedua dibahunya membuatnya kembali meringis sementara Anya masuk ke dalam mobil dengan tawanya yang meledak.

Liam pun menutup pintu mobil dan berjalan memutar ke arah pintu kemudi.

Dia sudah ada di belakang setir kemudi.

"Gila Lo Nya, pukulan Lo gak berubah ya dari dulu" Ujar Liam sambil memegang bahunya yang terkena pukulan Anya yang sangat menyakitkan.

"Hahaha, gue mah gak pernah berubah" Ujar Anya diselingi tawanya.

"Yakin ga berubah?" Tanya Liam dan dia berusaha mendekatkan wajahnya dengan wajah Anya membuat Anya refleks menampar pipi Liam pelan.

"Anjir dicabok gue" Ujar Liam sambil memegang pipinya yang sebenarnya tidak sakit.

"Abis lo rese, jangan gitu lagi mukanya, sekali lagi Lo gitu, gue tonjok muka lo" Ujar Anya.

"Kenapa jangan gini mukanya? Takut lo jatuh cinta sama gue?" Tanya Liam membuat Anya salah tingkah dan jantungnya pun sudah tidak bisa di control.

Ahhh gue kenapa sih? Tanya Anya dalam hati.

"Idih apaan, sorry ya gue gak suka sama lo" Ujar Anya yang sudah menetralkan degupan jantungnya da salah tingkahnya itu.

"Ah yang bener, jangan sampe kalau gue udah punya pacar, lo ngemis-ngemis cinta sama gue" Ujar Liam membuat.

"Najis ah, ga bakal gue kek gitu" Ujar Anya.

Eh gatau deh lanjut Anya dalam hati.

Lagian gue gak akan cari cewek lain, hati gue masih milik lo Nya batin Liam.

"Udah ah, ayok jalan!" Ujar Anya.

Lain pun menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari parkiran mall.

Mereka sudah berada di jalan raya yang hari ini sedang macet-macetnya.

"Liam, apa yang harus gue lakuin kalau misalkan cowok gue itu emang brengsek?" Tanya Anya tiba-tiba.

"Putusin lah, kasih dia pelajaran kalau perlu gue siap mukulin dia sampe babak belur" Ujar Liam semangat.

"Bagus, kek nya cowok kayak dia harus di musnahkan dari bumi ini" Ujar Anya tak kalah bersemangat.

Entah kenapa rasanya sekarang Anya mulai percaya dengan perkataan Dani, apa karena ada Liam di sampingnya yang membuat perasaan percaya bahwa Dillah lelaki tidak benar?.

"Yam, kalau misalkan gue putus sama si Dillah, lo seneng ga?" Tanya Anya sambil melihat ke Liam yang melihat Anya balik.

Pertanyaan Anya ini membuat Liam terkejut, mengapa Anya menanyakan hal seperti itu kepadanya?.

"Gue seneng lah" Ujar Liam yang kembali fokus mengendarai mobilnya.

"Kenapa lo seneng? Apa Lo suka sama gue?" Tanya Anya.

Mendengar pertanyaan Anya ini, ingin rasanya Liam keluar dari mobil, Liam tersudutkan karena pertanyaan ini, apakah Anya tahu perasaan Liam yang sebenarnya kepadanya?.

"Gila lo! Ya kali gue suka sama lo" Ujar Liam bohong.

Gue selalu suka sama lo Nya, apapun yang terjadi gue akan suka sama lo batin Liam jujur.

"Iya juga ya, tapi kalau lo tiba-tiba suka sama gue awas lo!" Ujar Anya membuat Liam menelan ludahnya.

"Gue udah anggap lo sebagai adek gue sendiri Nya" Dusta Liam.

Gue selalu ingin lo jadi pasangan hidup gue batin Liam.

"Ogah gue punya kakak kayak lo, yang ada nanti gue dikerjain terus" Ujar Anya yang membuat Liam tertawa.

"Selain gue ngerjain lo, gue bakalan nyuruh lo kek babu gue sendiri, hahaha" Ujar Liam.

"Sialan lo!" Ujar Anya dan dia ikut tertawa.

Diantara mereka sekarang hening sudah tidak ada yang punya ide untuk mengobrol satu sama lain.

Handphone Liam berbunyi, membuatnya harus menghentikan mobilnya terlebih dahulu di pinggir jalan dan dia pun menjawab teleponnya itu.

"Kenapa?" Tanya Liam tanpa basa-basi.

"Lo dimana Yam? Gue udah nyariin lo ke rumah, apartemen, bahkan udah gue cari ke markas geng lo, tapi gue gak nemuin lo, Lo dimana sih?" Tanya seorang perempuan di seberang sana.

"Bukan urusan lo gue ada dimana" Ujar Liam dan dia mematikan sambungan teleponnya sepihak.

Liam menyimpan handphonenya di pinggir dan kembali menyetir mobil lagi.

"Siapa Yam?" Tanya Anya penasaran.

"Kepo lo" Ujar Liam.

Updateeee hari Minggu seperti biasa.

VOMMENT ❣️😘

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now