💌

350 41 11
                                    

"Setelah ini apa kita bisa bertemu lagi?" -Joohyun

"Tidak untuk saat ini." -Taehyung

"Mari ingkari janji itu." -Joohyun

"Apa maksudmu?" -Taehyung

"Kau mencintaiku kan? Aku juga!" -Joohyun

"Kau sedang kasihan padaku atau apa?" -Taehyung

"Aku sungguh - sungguh." -Joohyun

"Sudah ku katakan padamu kan? Jika suatu saat nanti aku menepati janjiku, jangan menangis dan menyesalinya." -Taehyung

"Apa salahnya mengingkarinya?!" -Joohyun

"Janji dibuat untuk ditepati." -Taehyung

"Tapi tidak akan ada kata ingkar jika tidak ada yang melakukannya." -Joohyun

"Kau yang membuat perjanjian ini, bertanggung jawablah." -Taehyung

"Dan hari ini aku ingin menarik perjanjian itu." -Joohyun

"Aku termasuk dalam janji itu dan aku tak setuju." -Taehyung

"Apa salahnya? Perjanjian itu sudah lama sekali." -Joohyun

"Tapi kau menautkan kata selamanya didalam janji itu." -Taehyung

"Kau bilang kau mencintaiku, semudah itu kau mengabaikannya karena sebuah perjanjian konyol?" -Joohyun

"Itu tidak konyol! Seperti yang kau bilang, aku tak mau kita bertengkar lalu berpisah!" -Taehyung

"Lalu sekarang bagaimana? Bukankah setelah ini kita akan terpisah juga? Kita pasti saling segan hanya untuk menyapa nantinya, apa bedanya dengan kita bertengkar dan putus?" -Joohyun

Taehyung diam berusaha menahan perasaan emosionalnya.

Joohyun mendekat, memegang tangan dan menatap lekat mata Taehyung.

"Aku tak mau terpisah lagi, butuh waktu lama untuk melupakanmu dan sekarang kita dipertemukan kembali, itu berarti tuhan merencanakannya." -Joohyun

"Merencanakan apa? Perpisahan yang sesungguhnya?" -Taehyung

"Ayolah! Semua orang tentu akan berpisah pada akhirnya! Tidak ada yang hidup selamanya." -Joohyun

"Kalau begitu untuk apa memulai sebuah hubungan jika pada akhirnya akan berpisah juga?" -Taehyung

Kali ini Joohyun yang terdiam, menahan denyut dihatinya dan menghapus air matanya.

"Aku rasa kau benar, tuhan memang merencanakan perpisahan yang sesungguhnya untuk kita." -Joohyun

Taehyung menatap Joohyun dengan perasaan bersalah, wanita yang dicintainya menangis dan itu karena dirinya.

"Pantas saja kita selalu bahagia, ternyata memang bahagia itu seperti hukuman, jika bahagia datang maka hanya tinggal menunggu penderitaan menjemput saja, seharusnya aku tak sebahagia itu bersamamu." -Joohyun

END

🎉 You've finished reading 𝔇𝔞𝔫𝔠𝔦𝔫𝔤 𝔭𝔞𝔯𝔱𝔫𝔢𝔯 𝔭𝔯𝔬𝔪𝔦𝔰𝔢 |𝔳𝔯𝔢𝔫𝔢| 🎉
𝔇𝔞𝔫𝔠𝔦𝔫𝔤 𝔭𝔞𝔯𝔱𝔫𝔢𝔯 𝔭𝔯𝔬𝔪𝔦𝔰𝔢 |𝔳𝔯𝔢𝔫𝔢|Where stories live. Discover now