Kayla pov.
"Bu tadi pagi Pak Presdir mengabari saya bahwa beliau sendiri yang akan langsung meninjau lokasi yang ada di bogor. Jadi Ibu tidak perlu..."
Ucapan Tiara tampak terpotong.
"Saya sudah tahu Tiara, hari ini jadwal saya selain meninjau lokasi. Apa ada lagi?"
Tanyaku kini aku sudah berada di dalam ruang ku dan Tiara tengah berdiri tidak jauh dari balik meja kerjaku.
Sebenarnya aku merasa tidak enak memotong ucapannya, tapi aku memang sudah tahu.
"Hari ini ibu ada pertemuan dengan PT I&R di perusahaan Pak Irham pukul 13.00 nanti."
Ah...
Aku baru ingat bahwa aku memang ada jadwal pertemuan kembali dengan PT I&R membahas kelanjutan kerja sama kami.
"Baiklah, nanti kamu siapkan semuanya dan tolong belikan saya makan siang nanti ya."
"Baik Bu, apa ada lagi?"
Tanya Tiara dan aku hanya menggelengkan kepalaku. Setelah itu Tiara tampak pamit untuk mengerjakan kembali tugasnya.
Sedangkan aku kini mengeluarkan ponselku dari dalam tas selempang ku dan mulai menghubungi Ayah.
Tidak lama kemudian.
"Assalamualaikum Kay."
Seru seseorang dari sebrang sana yang tidak lain adalah Ayah Azlan."Wa'alaikumussalam Ayah, ayah kenapa enggak bilang sama Kay kalau ayah mau gantiin Kay untuk ninjau lokasi di daerah bogor pagi ini?"
Ku dengar helangan nafas di sebrang sana. Aku tengah menunggu Ayah menjawab pertanyaanku.
"Maaf jika ayah tidak sempat mengatakannya pada kamu. Ayah hanya ingin meringankan sedikit beban kamu Kay, lagipula hari ini kamu ada jadwal untuk pertemuan kedua dengan PT I&R kan! Kamu tidak mungkin bisa datang ke PT I&R kalau kamu pagi ini berangkat ke bogor..."
Penjelasan Ayah membuat aku mengerti dan hanya bisa menghela nafas ku dengan kasar.
Sepertinya memang aku yang salah disini.
Aku lupa jika selain pagi ini aku harus ke bogor untuk meninjau lokasi, aku juga ada pertemuan dengan PT I&R, bodohnya aku.
"Ayah maaf, Kay jadi menyulitkan ayah. Maaf karena Kay lupa jika hari ini jadwal Kay justru berbentrokan satu sama lain. Kay janji lain kali Kay akan lebih hati-hati lagi."
Ucapku benar-benar merasa tidak enak karena yang seharusnya menjadi tanggung jawabku kini justru di ambil oleh Ayah.
"Tidak apa-apa Kay. Ayah mengerti kamu sudah berusaha selama ini, lagipula kita bisa saling membantu satu sama lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR Kayla (Sequel Perjalanan Kisah Fatimah)
RandomSequel Cerita tentang anaknya Fatimah Azzahra & Azlan Zaidan Hidayat. *** Aku merasa bahagia saat tahu bahwa lelaki yang diam-diam aku sebut dalam setiap doa ku, kini melamar diriku dengan bantuan kedua orangtuanya. Tak pernah benar - benar aku bay...