Bab 01 PENCURI HATI

2.9K 55 1
                                    

Kayla sejak tadi tidak berhenti untuk tersenyum kalah mendapati sang pujaan hatinya berada tidak jauh dari tempatnya duduk.

Lelaki itu adalah Daffa Iryas Alfathin,
lelaki yang sejak pertama kali bertemu sudah membuat Kayla jatuh cinta. Daffa adalah salah satu dokter di rumah sakit ini, rumah sakit yang juga tempat sahabatnya bekerja.

"Kay... lihat apa sih dari tadi kok senyum - senyum terus?" heran Raina saat melihat sahabat dekatnya itu tidak berhenti tersenyum sejak mereka duduk disini siang ini.

"Kok bisa ya, Na. Dia setiap hari semakin tampan!"

Rancau Kayla dengan mata yang berbinar - binar bahagia. Bahkan senyum gadis itu pun semakin merkah.

Raina wanita dengan wajah polos itu terlihat menaikkan sebelah alisnya tidak mengerti dengan maksud Kayla. "Dia? Siapa maksudnya Kay?"

Mendengar pertanyaan balik sahabatnya itu membuat Kayla kini mengalihkan tatapan nya dari pujaan hatinya. "Masa masih perlu di jelasin lagi Na, dia yang aku maksud itu siapa lagi kalau bukan Dokter Daffa." Jelas Kayla dengan nada yang pelan di akhir kalimatnya. Takut jika ada orang lain yang mendengar pembicaraan mereka.

Eh...

"Dokter Daffa, masa Allah Kay. Istigfar jaga mata dosa. Lihat yang bukan mahram kamu." Ucap Raina terlihat mengomel saat tahu bahwa sejak tadi Kayla justru sibuk menatap lelaki yang bukan mahramnya.

Kayla hanya terkekeh pelan saat mendengar omelan sahabatnya itu. "Kenapa ketawa Kay, aku bener loh ngomongnya!! jaga mata kamu. Enggak baik lihatin yang bukan mahramnya, DOSA." Jelas Raina kembali mengulang ucapannya agar Kayla mengerti. Sampai - sampai dia bahkan menekan kata 'Dosa'.

"Iya.. iya... makasih karena udah di ingetin, Na. Tapi mau gimana lagi ya, Na. Habisnya dia selalu berhasil membuat aku nggak bisa mengalihkan tatapan ku dari wajahnya itu." Jujur Kayla saat ini mereka memang tengah berada di kantin rumah sakit Kasih untuk makan siang bersama.

Dan Kayla memang sengaja datang kesini dengan tujuan agar dia bisa melihat lelaki yang di sukainya itu, meski dari jauh.

Kayla bahkan hafal betul bahwa  Daffa selalu makan siang di kantin ini.
Maka dari itu, setiap jam makan siang Kayla selalu menyempatkan diri untuk mampir kesini meski jarak dari kantor tempatnya bekerja ke rumah sakit ini lumayan jauh. Tapi demi sang pujaan hati dia bisa melakukan apapun. 😜

"Udah ih, Kay. Ngeliatinnya entar ketahuan loh bisa bahaya! Lagian apa bagusnya sih, dia ketimbang Abangku yang jelas - jelas naksir kamu?" Protes Raina sambil mengaduk siomay yang di pesannya itu.

Entah mengapa pipi Kayla langsung merona dengan sendirinya saat mendengar pertanyaan perihal lelaki yang di sukainya itu.

"Dia itu tampan." Ucap Kayla sambil mencuri pandang ke arah wajah rupawan Daffa yang duduk tidak jauh darinya.

"Abangku udah pasti tampan, kamu tahu sendiri kan!" Balas Raina tidak mau kalah saat Kayla membangga - banggakan sosok lelaki idamannya.

"Dia mapan." Kayla kembali melanjutkan penilainya tentang sosok Daffa.

"Lah Bang Irham udah jelas mapan. Dia direktur di perusahaan Ayah." Balas Raina membanggakan kakak lelakinya yang Kayla kenal betul sosoknya.

TAKDIR Kayla (Sequel Perjalanan Kisah Fatimah) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon