abstrak

569 83 15
                                    


E

unbi menghela nafas yang terasa begitu berat, setelah melihat pengumuman yang tertera di website resmi kampusnya. Pengumuman yang berisi kegiatan Magang yang harus dilaksanakan oleh seluruh Mahasiswa semester 5. Termasuk dirinya.

Tapi ada perasaan senang yang terbersit didalam hatinya setelah sekian lama ia berhenti bekerja paruh waktu. Ya, Ayah dan Ibunya melarangnya ketika Eunbi sudah hampir 2 tahun bekerja paruh waktu, dikarenakan kondisi kesehatan Eunbi yang seringkali drop. Dan setelah melihat pengumuman ini ia merasa sedikit bernostalgia ketika dimana ia masih menjadi seorang karyawan yang mampu membiayai kuliahnya sendiri tanpa harus meminta kepada orangtuanya. Padahal Orangtua Eunbi tak pernah menyuruh Eunbi untuk bekerja sambil kuliah, tapi Eunbi terlalu keras kepala. Gadis itu hanya ingin mengisi waktunya dengan sedikit kesibukan, jadi ia tak punya waktu untuk memikirkan masalah-masalah hidupnya. Apalagi bernostalgia masa lalu.

Namun mengingat Magang adalah salah satu tugas kuliah yang harus dibuat dalam bentuk laporan, oh ayolah setiap mahasiswa pasti tak menyukainya.
Membayangkannya saja sudah membuatnya malas. Revisi, revisi dan revisi. Shit! Sekejam inikah dunia Perkuliahan.

"Ibuu!! Eunbi pamit ya mau cari tempat magang." Teriak Eunbi sambil mengambil sepotong kue yang baru saja ibunya hidangkan di meja.

"Eunbi, makan sambil duduk nak. Abisin dulu kue nya!" suruh Ibu Eunbi. Namun bukan Eunbi yang akan menurut begitu saja. Gadis itu malah memasukan seluruh kue kedalam mulutnya dan segera memakai helmnya.

-------

Jungkook merebahkan tubuhnya diatas kursi tempatnya bekerja. Pria itu kembali mengecek ponselnya, setelah hari ini mendapat banyak panggilan dari beberapa partnernya.

Baru saja ia mengecek aplikasi chatnya. Tiba2 langsung muncul notifikasi dari nomor yang tak pernah ia simpan dari 2 tahun yang lalu.

+62811 6664 5511
Jungkook, kenapa sih kamu tuh baca chatku tapi ga pernah kamu bales ? ❤

Jungkook menghela nafas. Gadis ini dari 2 tahun yang lalu tak pernah berubah. Setiap kali ia mengirim pesan chat pasti selalu menambahkan emot hati dibelakangnya.

"Jungkook!" panggil salah satu atasannya.

"Iya pak ?" Tanyanya sambil meletakkan ponselnya.

"Nanti akhir bulan kita ada pertandingan futsal antar kantor wilayah. Nanti kamu koordinir ya pemainnya. Nanti serahkan datanya ke saya."

"Siap pak."

Jungkook tersenyum bahagia. Pasalnya ia termasuk salah satu pemain futsal terbaik di kantornya. Tak hanya itu, bola voli, tenis meja bahkan basket. Semuanya ia kuasai. Pantas saja di meja kerjanya setiap pagi atau selepas istirahat selalu ada makanan entah itu kue, pudding, bekal atau yang lainnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan pegawai-pegawai wanita yang ada disana.

"Gyu, makan siang yu." ajak Jungkook kepada Mingyu yang masih berkutat dengan Laptopnya.

"kenapa sih, sarapan bareng lo, makan siang bareng lo, kerja bareng lo, makan malam bareng lo dan tidur pun masih bareng." oceh Mingyu yang masih betah menatap Laptopnya.

"Jadi lo mau nyari temen sekamar baru ?" goda Jungkook.

"Wealah ini anak bahasannya sekamar-sekamar pula." ucap sang senior yang mejanya bersampingan dengan meja Mingyu.

"Abisan dia bosen sama saya bang. Mau cari yang baru kali dia." kata Jungkook.

"yaudah iya ayo ayo makan. Ntar kalo anak ini nangis berabe bang. Gue harus bawa pulang gebetannya yang lagi di negeri orang." Ucap Mingyu sambil merangkul Jungkook.

-----------

Setelah seharian mengelilingi wilayah yang tak jauh dari rumah ibunya menggunakan motor merah kesayangannya, Eunbi kini berada di sebuah kedai makanan bersama kedua temannya.

"susah banget sih nyari tempat magang doang." keluh Dahyun.

"Sabar sabar, baru juga permulaan." sahut Eunseo.

Eunbi hanya mendengarkan keluhan Dahyun yang tak henti-hentinya mengatakan lelah. Padahal sedari tadi ia hanya duduk manis diatas motor dibonceng oleh Eunseo.

Sesampainya dirumah, Eunbi melihat Ayahnya sedang membaca koran dan Ibunya yang sedang sibuk melihat snap whatsapp.

"Gimana bi ? Kata Ibu mau magang ? Jadinya dimana ?" Tanya Ayahnya yang baru saja menyadari keberadaan Sinb.

"Ga tau yah tadi cari sama Eunseo sama Dahyun belum dapet."

"Kamu nyari tempatnya kalo bisa jangan yang jauh-jauh dari rumah. Bunda kamu yang di kampung nanti khawatir. Bukan bunda aja, kami juga khawatir." kata Ibunya sambil menatap Eunbi yang masih memegang Helmnya.

"Tuh kan baru aja diomongin, hidung kamu berdarah bi." Kata Ibu menatap Eunbi khawatir.

Eunbi langsung bergegas ke kamarnya. Mengambil tissue dan mengelap darah yang merembes keluar dari hidungnya.

"Kenapa sih lo ? Lo itu suka banget bikin mereka khawatir. Padahal gue ga kenapa-kenapa." Protes Eunbi pada darah yang kini berada di tissuenya.




Tbc

Fyi, Ibu sama Ayah disitu itu bukan ayah sama ibu kandung Eunbi tapi paman sama bibinya yang udh anggap Eunbi sebagai anak. Karena Eunbi itu anak rantauan dan kebetulan kuliah di kampus yang deket rumah Ayah(paman) sama Ibu(bibi)nya.

Btw,pasti blm pada tidur karna nungguin teaserrrrr hayooo wkwk

Btw,pasti blm pada tidur karna nungguin teaserrrrr hayooo wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
W O R K I N G  O U TWhere stories live. Discover now