Special Chapter : Wo Ai Ni?

455 35 2
                                    

Akhirnya aku sampai

Disinilah aku berdiri, ditengah keramaian orang yang berlalu lalang

Aku bingung, haruskah aku langsung pergi atau menunggu lebih dahulu

Aku terus menengok ke kanan dan kiri, berharap ada seseorang yang aku kenal

Huftthaaa

Aku menarik nafas dengan kasar

Kekecewaan mulai merambat dalam diriku

Bukan ini yang aku bayangkan, bukan seperti ini seharusnya

Akhirnya aku memilih untuk kembali berjalan sembari menggeret koper

"Kalian masih sama ternyata." ujarnya tersenyum miris

"Bodoh kenapa gue malah nunggu, mereka ga akan peduli kan gue pulang atau ga? Cih."

Kemudian memesan taksi dan menunggu didepan bandara Incheon

"Kenapa selalu seperti ini?" monolognya

Tak lama taksinya sampai...

"Apa nenek juga dulu diabaikan begini? Bukankah anakmu itu tidak tahu diri nek? Ia bahkan belum menjengukmu, mendoakan pun sepertinya tidak."

"Semoga kau baik-baik disana ya, nek. Sana sayang kalian nenek kakek." aku memandangi foto terakhir yang aku ambil bersama mereka saat musim gugur datang

"Apa kau habis berlibur, haksaeng?" tanya sang supir saat aku duduk dikursi penumpang

"Ah? Ne ahjussi, aku baru mengunjungi abu nenek dan kakekku di Jepang, sekaligus berlibur sebentar disana." jawab Sana

"Kau memang anak yang baik." supir itu kembali fokus menyetir

Aku tersenyum miris mendengarnya

Tapi mereka tidak baik, bahkan tidak peduli sama sekali, manusia gila harta

Dukk

Aku memegangi kepalaku yang terkena kursi supir, sedikit sakit rasanya

"Ada apa ahjussi?"

"Aku tidak sengaja menabrak seseorang, sebentar akan ku lihat."

Sang supir segera membantu orang itu berdiri dan mengambil barang-barang yang jatuh

Eh eh tunggu kenapa dia?

Aku terkejut melihat badannya yang agak oleng

Aku memilih untuk menghampiri korban yang tertabrak itu

"Kamu gapapa?" tanyaku pada lelaki itu

Kemudian mata ku mengarah ke kakinya yang tadi membuat dirinya hampir terjatuh

"Ah, bukan luka yang serius hanya sedikit ngilu."

"Sedikit ngilu apanya, tadi kau bahkan tidak bisa berdiri dengan benar. Apa tidak lebih baik kita ke rumah sakit?" tawarku sambil terus memandangi kakinya

Apakah benar baik-baik saja? Aku meragukannya

"Tidak perlu, aku harus pulang. Ibuku sedang menunggu dirumah." Ia berjongkok kembali untuk mengambil belajaannya yang terjatuh

"Baiklah jika tidak mau, akan aku antar sampai rumah."

"Tapi--"

"Ayo ahjussi." aku membawakan belanjaannya dan sang supir membantu membopong pria itu

"Kamu bener gapapa?" tanyaku lagi, aku khawatir karena secara tidak langsung itu juga kesalahanku

"Kau suka padaku ya? Kenapa khawatir sekali?"

Werewolf (When Full Moon Rises On The Cold Night) Feat. 96line [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang