Cewek itu berpikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk. "Boleh."

Jaemin menggeser tubuhnya, membiarkan Shia masuk kedalam rumah lalu ia menyusul kemudian. Pintu di biarkan terbuka. Karena Jaemin takut di pikir macam-macam membawa cewek masuk kedalam rumahnya.

"Duduk aja, Shia. Aku bikin teh dulu."

"Iya. Makasih Jaemin."

Jaemin mengangguk lalu berlalu pergi ke dapur.

Sepeninggalan Jaemin, Shia yang sejak tadi tersenyum manis merubah ekspresi wajahnya menjadi datar.

Dia melihat sekeliling rumah Jaemin sambil berjalan dengan tangan terlipat di dada. Langkahnya terhenti waktu sampai di meja pajangan yang terdapat beberapa Frame foto. Dimana di dalamnya berisikan Foto-foto Jaemin dan juga Jeno.

Mata Shia memicing tajam. Tangannya meraih salah satu Frame dimana Jeno dan Jaemin menatap Serius pada Kamera. Membuat Shia mendengus. Lalu tangannya berganti meraih Frame yang lain. Ia mengelus gambar Jeno dengan ibu Jarinya. "Kenapa waktu sama aku dulu kamu nggak bisa tersenyum sebahagia ini." Gadis itu berbisik dalam, sarat akan Rindu, Marah dan Benci.

" Gadis itu berbisik dalam, sarat akan Rindu, Marah dan Benci

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Shia, ini tehnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Shia, ini tehnya." Suara Jaemin terdengar tiba-tiba. Cowok manis itu sudah berdiri di pinggir sofa ruang tamu rumahnya.

Shia cukup terkejut tapi tidak lama dia kembali merubah ekspresinya dengan tersenyum lembut. Cewek itu berjalan mendekat ke arah sofa dan duduk disana.

"Maaf Jaem aku agak lancang liat-liat foto kamu."

Jaemin tersenyum maklum. "Nggak apa-apa."

"Dia kakak kamu atau adik?"

Jaemin menggeleng. "Bukan. Dia pacar aku."

"Oh pacar."

"Silahkan di minum Shia tehnya."

"Iya."

Shia menyesap pelan Teh buatan Jaemin. Matanya sedikit melirik Jaemin yang rupanya Sedang melihat layar ponselnya. Dalam hati Shia berkata. Apa bagusnya dia? Dia cuma cowok berambut pink yang keliatan lemah.

"Kamu pindahan Dari mana Shia?"

"Oh aku pindahan dari Amerika. Kebetulan aku baru selesai kuliah dan mutusin buat balik ke Korea dan nyari kerja disini."

Jaemin mengangguk mengerti. "Oh gitu. Kalo boleh tau, kamu ambil jurusan apa?"

"Psikologi."

"Wow keren ya."

"Lumayan. Kamu sendiri masih kuliah atau udah lulus?"

"Aku masih kuliah tapi udah mulai Skripsi."

Kali ini Shia yang mengangguk. "Jurusan?"

"Desain."

"Kamu juga keren."

Lalu keduanya tersenyum bersama. Mereka sempat mengobrol ini itu sebelum handphone Jaemin berbunyi menandakan ada telpon. "Sebentar ya Shia." Ia pamit Sebelum menjawab panggilan itu.

"Iya sayang?"

"Kamu nggak apa-apa kan, Na?"

"Iya aku baik-baik aja kok. Kenapa sih kamu nanya gitu mulu kalo aku lagi nggak sama kamu?"

"Hmmm Nggak apa-apa. Aku cuma mau mastiin pacar aku pulang dan sampe rumah dengan selamat emang nggak boleh?"

"Iya boleh sih. Aku nggak apa-apa kok. Kamu kapan nyampe?"

"Ini lagi di jalan, mampir Toko kue buat beli desert."

"Belinya nggak usah banyak-banyak ya sayang. Di rumah ada Cheese Cake dari tetangga baruku soalnya."

"Oh Iya udah kalo gitu."

"Iya kamu hati-hati di jalannya jangan sambil main HP."

"Iya Nanaku. Kamu baik-baik sampe aku dateng ya."

"Iya Lee Ganteng Jeno."

Panggilan di tutup. Jaemin bingung, beberapa hari ini sikap Jeno agak sedikit aneh. Dia seperti selalu mengkhawatirkan Jaemin saat ia sedang sendiri. Haechan juga begitu.

Waktu Jaemin masih asik dengan kebingungannya, ia tidak tau selama dia menelpon, Shia mengeratkan pegangan tangannya pada cangkir teh.

"Pacar kamu?" Cewek itu bertanya waktu Jaemin sudah kembali duduk di sofa tunggal.

"Iya. Dia bilang lagi dijalan mau kesini."

Jantung Shia tiba-tiba berdegup kencang. Dia harus pergi.

"Kalo gitu aku pulang aja ya Jaem. Takut ganggu. Seneng bisa kenalan sama kamu." Shia berdiri dari duduknya.

Jaemin ikut berdiri. "Nggak mau ikut makan malam aja disini Shia?"

"Nggak usah. Pembantuku udah masak kayanya. Aku pulang ya."

"Oke... makasih ya Shia buat Cheese Cake nya."

"Kembali kasih. Selamat menikmati Cheese Cakenya, Jaemin." Shia tersenyum lembut dan Jaemin tidak sadar, di balik kelembutan itu ada senyum licik yang tersembunyi.

****

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••••

Part ini lumayan panjang ya.

NOMIN TWEETS : The Love StoryWhere stories live. Discover now