Uploading...Done!

104 45 20
                                    

"Loe dengar enggak tentang Belinda?"

"Iya. Iya. Kaget banget. Enggak nyangka ya?" Fita bergidik. Dia dan Cheri sedang berjalan menuju ke perpustakaan sembari melihat layar ponsel terbaru Cheri. Sebuah berita yang sedang trending sejak tadi pagi menjadi bahan pembicaraan mereka dan mungkin juga seluruh kampus.

"Memang benar kata orang. Cewek yang pendiam biasanya punya rahasia gelap." ucap Cheri sambil mendengus. "Tapi enggak nyangka juga ternyata cewek alim kayak Belinda ternyata terjerat ke dalam kehidupan laknat kayak gitu. Tarif semalam dia itu cukup untuk beli rumah idaman gue tahu?"

Cheri membaca berita tentang Belinda yang dikabarkan terjerat ke dalam jaringan prostitusi kelas atas. Ada juga beberapa foto Belinda yang terlihat sedang memakai pakaian terbuka dan sedang menggandeng pria berbeda-beda ke dalam beberapa hotel mewah. Dari pria yang berusia muda tampah hingga tua. Namun semua pria itu terlihat sekali dari kalangan orang kaya. Pakaian mereka berupa jas mahal dan mobil yang biasanya hanya bisa dilihat Cheri dengan nelangsa di majalah sanking mahalnya.

Yang paling heboh adalah, beberapa foto Belinda yang sedang dalam keadaan setengah telanjang, atau hanya memakai pakaian dalamnya saja. Di beberapa fotonya, Belinda berpose sensual. Cheri tidak berhenti menghujat foto-foto tersebut dan melontarkan kata-kata pedas untuk menghakimi Belinda.

Fita hanya mengangguk-angguk. Sesekali ikut melirik layar ponsel Cheri namun tidak banyak berkomentar. Di antara mereka berdua, memang Cheri lah yang banyak bicara. Maklum, cewek itu bekerja sebagai host yang membuatnya mau tidak mau, sadar tidak sadar, harus berbicara tanpa jeda. A nosy mouth. Fita menyebutnya. Yang membuat Cheri menyengir setiap diejek dengan sebutan itu.

Di tikungan menuju pintu perpustakaan, cewek yang sedang menjadi gosipan kampus berjalan dengan kikuk. Kepalanya menunduk seakan enggan bertatapan dengan orang lain, tas jinjing bermerek yang kini baru diperhatikan Fita dan Cheri, merupakan merek mahal yang harganya belasan juta itu menjuntai di bahu Belinda. Dengan kemeja lengan panjang warna biru dan jeans bewarna senada, Belinda tidak terlihat seperti gadis nakal yang ada di foto-foto berita tersebut. Cewek itu terlihat normal. Seperti anak-anak kuliahan lainnya.

Cheri berdecak-decak sembari menggelengkan kepalanya. "Ckck...enggak nyangka banget ya?" sindirnya ketika Belinda berjalan melewati mereka. "Hei, Bel! Tas loe itu hasil dari klien loe yang ke berapa? Hihihi."

Fita menyenggol Cheri agar temannya itu diam. Namun Cheri masih saja melontarkan kalimat-kalimat menusuk yang membuat Belinda berjalan semakin cepat untuk menghindari tatapan-tatapan mata yang tertarik melihat ke arahnya karena celutukan Cheri.

Berita itu menjadi hot news selama berhari-hari. Belinda digunjing dan dilecehkan secara verbal maupun non verbal. Para cewek menatapnya dengan pandangan mencela, sedangkan para lelaki memandangnya dengan tatapan nakal dan lapar. Bahkan ada beberapa yang berani mencegat Belinda dan mencoba untuk menyewa jasa cewek itu. Belinda hanya bisa diam menahan tangisnya dan segera berlari menjauh.

Fita memperhatikan semuanya. Melihat kondisi Belinda yang semakin hari semakin buruk saja. Wajah Belinda semakin pucat dan tubuhnya semakin kurus. Ada lingkaran hitam di bawah matanya dan pandangan cewek itu seakan kosong. Hingga cewek itu tidak masuk tiga hari, dan di hari keempat, kabar tentang Belinda kembali menggemparkan seisi kampus.

Belinda ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar kosnya. Cewek itu gantung diri.

Sebagian orang mengasihani keputusan cewek itu, namun banyak pula yang kembali menghujat dan mencemooh.

"Ya iya la! Gue juga bakal gantung diri kali kalau foto-foto telanjang gue tersebar kemana-mana!" lagi-lagi Cheri frontal sekali menghujat Belinda. Karena sikapnya itu, tidak sedikit yang berasumsi bahwa Cheri lah yang menyebar berita dan foto-foto Belinda. Namun Cheri menepis isu itu dengan keras.

Hanya saja, isu itu tersebar semakin besar. Hingga disiarkan di berita gosip entertaiment yang membuat karir hosting Cheri terancam dan akhirnya cewek itu diberhentikan karena dicap sebagai pembawa acara yang ternyata mempunyai kepribadian yang buruk. Dan lagi, Cheri sempat bertengkar hebat dengan direktur acara dan mengatakan kata-kata yang tidak sopan sehingga sang direktur tidak perlu berpikir dua kali untuk memecat Cheri.

Cheri menangis sejadi-jadinya. Kepada Fita lah dia bercerita. Bagaimana usaha kerasnya untuk bisa terjun di dunia infotaiment dan semua jerih payahnya. Cheri frustasi selama berminggu-minggu. Dan ketika kabar tentang hancurnya karir Cheri tersebar di kampus, semakin frustasilah Cheri. Cewek itu yang tadinya dipandang tinggi oleh anak-anak, sekarang di pandang sebelah mata. Banyak yang berani menyuarakan hujatan mereka. Apalagi di sosial media. Followers Cheri melonjak turun drastis. Komen-komen negatif menumpuk di media sosialnya.

Cheri depresi. Rasanya dunianya hancur. Tadinya dia berada di atas roda kehidupan, sekarang dia ada di bawah. Namun penderitaannya tidak berakhir disana saja. Foto-foto Cheri yang sedang menuangkan cairan ditergen ke dalam minuman seorang host tersebar di internet. Host tersebut yang bernama Diani, adalah host yang seharusnya menjadi pembawa acara pada acara yang dibawakan Cheri. Namun karena dia keracunan makanan, Cheri lah yang menggantikan posisinya.

Foto tersebut langsung booming. Cheri kembali dihujat nitizen. Diserang oleh penggemar Diani. Nama baiknya semakin hancur. Kehidupan Cheri berantakan. Bahkan keluarganya tidak bisa membantunya. Malah menyudutkannya karena tidak ingin saham dan nama baik perusahaan mereka ikut terkena dampaknya.

Fani melihat dan memperhatikan semuanya. Bagaimana wajah angkuh yang biasanya dipasang Cheri setiap saat itu berubah keruh dan lesuh. Bagaimana temannya yang selalu terlihat modis itu berubah drastis seperti orang pesakitan. Bagaimana nilai sempurna Cheri juga ikut merosot jatuh.

Cheri terus menerus mendapat tekanan. Dari keluarganya, dari anak-anak kampus, dari nitizen. Membuat cewek itu depresi. Lalu memilih mati dengan cara melompat dari gedung kampus.

Kabar itu menggemparkan seisi kampus dan juga dunia infotainment.

Fani melihat semuanya. Melihat detik terahir Cheri berdiri di langkan gedung dan menjatuhkan tubuhnya ke bawah. Juga dulu ketika Belinda melingkarkan seuntai tali di leher dan mengantungkan dirinya.

Fani melihat semuanya.

Rencananya berhasil! Batinnya dengan senyum puas.

Seminggu kemudian, Fani duduk di kantin kampus. Menikmati makanannya dengan tenang. Tangan kanannya menyendok nasi soto, tangan kirinya memegang ponsel. Matanya tertuju pada layar, namun pandangannya teralihkan ketika seorang cowok melewati mejanya. Cowok itu bertubuh kurus tinggi dengan kacamata yang membuatnya terlihat alim. Tipe cowok pendiam yang menjadi kesayangan para dosen. Cowok yang sudah menjadi incarannya sejak beberapa hari yang lalu.

Fani membenci cowok sok bijak itu. Cowok itu pernah membuat Fani mendapatkan masalah di kelas literasinya sehingga nilai tugasnya diberikan D oleh dosen. Cowok itu mengadu bahwa Fani menjiplak bulat-bulat essay tugasnya dari internet.

Dasar mulut cewek! Tukang adu!

Fani berdecak muak dan menatap tajam ke arah cowok tersebut. Lalu Fani pun membuang wajahnya mengembalikan fokusnya pada layar ponselnya. Di sana terpampang foto cowok berkacamata tersebut sedang duduk di sebuah sofa dengan kepala menyandar ke belakang. Di tangannya terselip jarum suntik dan ada serbuk putih bertebaran di meja kaca di depannya.

Fani menyeringai. Setelah mengedit foto tersebut dengan menambahkan beberapa gambar ganja di meja kaca, dia menekan sebuah tombol dan gambar layar tersebut bergantikan dengan kata...

Uploading...Done!

Dark short stories collectionWhere stories live. Discover now