Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Malam itu, Malam yang sangat mencengkam dengan guyuran air hujan yang disertai dengan suara gemuruh petir diatas langit sana, Suara kilat petir yang memekakan indra pendengaran siapapun.
Didalam kamar gelap tanpa penerangan itu, Han Jisung meringkukan badannya ditepi ranjang miliknya isak tangisnya nyaris tidak terdengar karna suara gemuruh petir diluar sana. Baguslah setidaknya tidak akan ada orang yang akan mendengarnya menangis dan melihatnya dalam keadaan terpuruk seperti sekarang.
Kedua pergelangan tangannya sudah penuh akan sayatan benda tajam entah itu yang sudah lama ataupun baru saja dia buatnya.
Inilah yang akan pemuda itu lakukan jika dalam keadaan tertekan dan depresi maka Jisung akan memilih untuk menyakiti dirinya sendiri dengan begitu Jisung akan menjadi jauh lebih lega.
"Maaf, Maafkan aku Jeongin hiks"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pemuda itu melangkahkan kedua kaki jenjangnya dengan angkuh mengabaikan semua tatapan dingin yang orang-orang lontarkan padanya, Sungguh dia tidak perduli dengan semua tatapan mata itu. Tidak ada gunanya.
Jeongin mempercepat langkah kakinya saat dirinya melihat siluet seseorang yang sedang berjalan jauh didepannya, Seringaian tipis terlihat kelas dibibir pemuda yang bernama lengkap Yang Jeongin itu akhirnya hari ini dirinya bisa bermain-main kembali dengan mainannya.
"Hey Han Jisung berhenti disana!" Teriak Jeongin dengan suara kencangnya
Tentu saja itu membuat Han Jisung, Seseorang yang baru saja diteriakan oleh pemuda Yang itu menghentikan langkah kakinya dan berbalik untuk menatap Jeongin.
Jeongin tersenyum kecil melihatnya, Inilah yang paling disukai Jeongin saat datang kesekolah dimana dia akan membully Jisung habis-habisan tanpa ada rasa kasihan sedikitpun.
