Dan ini udah hari kedua gue absen buat sekolah. Mana ini udah siang dan gue laper. Terpaksa pesen lagi deh lewat go food. Untung saldo gue di isi terus ama Mama.

Gue pun langsung memesan dan masih dalam keadaan berbaring lemas. Dan gue men-chat abangnya suruh tinggalin makanannya di depan pintu pas udah nyampe karna gue mau tidur lagi bentar.

Tinggg tongggg~

Selang beberapa saat gue pun sayup-sayup mendengar suara bel rumah yang berbunyi.

Gue langsung menggerutu. Aaaaaa, abangnya bisa baca ga sih tadi pesen gue yang nyuruh letakkin aja depan pintu. Ish.

Dan bel pun masih aja berbunyi. Lagi dan lagi. The fuck.

Gue pun langsung membuka selimut dan terpaksa berjalan dengan lunglai ke depan. Gue masih memakai piyama semalam dan berjalan sambil meraba dinding karna saking lemesnya tubuh gue. Plus kepala gue pusing tujuh keliling gara-gara kebangun tiba-tiba gini.

Dan setelah sampai, gue pun langsung membuka pintu dan berkata dengan terbata dan dengan nafas berat, "Mas, ta-di udah-..."

Dan tubuh gue langsung terjatuh sebelum gue menyelesaikan omongan gue. Untung aja masnya dengan cepat nangkep gue.

"Rosie, are you okay?", samar-samar gue mendengar dia memanggil nama gue. Darimana dia tau nama gue? Oh ya, di aplikasinya.

Tapi gue udah ga berdaya dan detik berikutnya gue udah ga sadarkan diri.

Tak lama setelah itu, gue baru terbangun lagi. Tapi gue terlalu lemas untuk bergerak.

Wait, ada sesuatu di dahi gue yang terasa adem deh. Gue lalu mengerjap-ngerjapkan mata dan menoleh.

"Hey, loe udah bangun?", tanyanya dengan senyumnya yang menawan. Gue melihat Dira duduk di samping tempat tidur gue saat ini!

Shit, gue berhalusinasi. Ada bidadari yang sedang mengajak gue ngobrol. Apa gue sedang ada di surga?

"Rosie...", panggilnya kini tampak khawatir.

Dan gue pun langsung menyentuh tangannya. Dan detik berikutnya gue tersadar, ini bukan halusinasi. Oh God!

Gue langsung terbangun dengan lengan menyangga tubuh gue, "Dira, wha-what are you doing in here?"

"Long story. Loe rebahan lagi deh", suruhnya dan mengambil handuk kecil yang terjatuh dari dahi gue karna tadi gue bergerak. Dia lalu dengan cekatan mengompres dahi gue lagi saat gue udah balik rebahan.

"Um, this is so...", gue pun ga meneruskan kata-kata gue. Sumpah gue masih kaget sekaligus malu.

"Oh ya, ini tadi ada bungkusan di luar, loe tadi pesen makanan?", tanyanya kemudian.

"Iya, tadi gue laper"

"Makanannya udah terlalu dingin. Jadi sewaktu tadi loe pingsan, gue membuat sedikit bubur buat loe, is that okay?"

Gue pun langsung melihat meja nakas di samping gue dan ada semangkuk bubur di situ. Damn, gue ga nyangka Dira bisa masak.

"Tapi gue ga pernah makan bu...", ucapan gue pun langsung gue cut karna gue melihat wajah Dira terlihat agak kecewa gimana gitu.

"Oke, gue buang aja!", kata Dira mau mengambil bubur tersebut.

"JANGAN!", tereak gue. "I will eat it, gue laper banget sumpah!"

"Are you sure?"

"Yeah", gue lalu mencoba untuk duduk. Damn, punggung gue berasa terbakar plus encok deh ini.

Gue lalu menempatkan bantal di punggung gue dan duduk saat tiba-tiba di depan mulut gue udah ada sendok plus bubur di atasnya.

Gue langsung menoleh ke Dira yang mau menyuapi gue! Dan saat melihat matanya Dira, gue bisa membaca kalo dia itu berkata 'makan cepetan!'.

Dan gue yang merasa sedikit ngeri langsung melahap bubur tersebut.

Shit, asiiinnnnnnn polll!

Diraaaaaaaaaa, loe kasih garem berapa sendok sihhh? Ini bubur apa pasir pantai woi!

Gue pun menelan bubur tersebut dengan sangat sangat TER-PAK-SA!

But hey, tapi ini bubur buatannya Dira! Dan entah kenapa gue merasa terharu! Apalagi dia saat ini nyuapin gue! NYUAPIN GUE!

Anjir, gue merasa senang sekaligus sedih bersamaan. Karena Dira dengan semangat nyuapin bubur yang super asin itu ke gue dan maksa gue buat ngehabisin semuanya!

Dan ga sampai situ dia menyiksa gue, sehabis makan bubur asin, eh dia menyuruh gue buat minum obat! Ga hanya satu, tapi empat sekaligus! Oh Lord!

"Dir, gue ga bisa minum itu semua dehhh...", kata gue saat melihat butiran debu, eh obat tersebut.

"Tapi loe harus minum ini semua biar cepet sembuh anak manja"

"Em, em, gak usah deh", gue langsung menggeleng dan mengunci mulut gue.

"Rosie....minum obat ini ga!", Dira pun sedikit berkata dengan nada agak tinggi!

Mak, Dira kalo marah gini serem yakin.

Dan dengan terpaksa lagi gue pun meminum obat-obat tersebut.

Dira lalu menghela nafas, "Sorry tadi gue sedikit emosi, loe rebahan lagi deh. Gue mau mencuci ini dulu"

Dira pun lalu pergi membawa nampan berisi mangkuk kotor tadi. Tapi tak lama dia pun kembali dan gue hanya melihat dia kembali duduk di samping gue.

Gue lalu bertanya, "Loe kok tau rumah gue dan bisa ada di sini?"

"Hmm, Mama loe tadi siang telpon nyokap gue dan ngasih tau kalo loe sakit dan sendirian. Dan nyokap gue nyuruh gue buat ngecek elo dan gue kesini setelah kerjaan gue beres. Dan saat loe buka pintu, loe langsung pingsan dan gue membawa loe ke kamar terdekat yang untungnya kamar loe", jawab Dira menjelaskan.

"Ah gituu. Makasih by the way, umm, for all of this..."

Well, Dira itu masih memakai pakaian kerjanya. Dia hari ini menggunakan kemeja ungu muda kalem dan rok hitam. Lengan kemejanya dia lipat, maybe karna tadi dia masak buat gue dan juga mengompres gue.

"Loe tidur lagi deh, biar badan loe enakan", suruhnya.

"Em...loe masih ada di sini kan nanti?", tanya gue spontan.

Dira hanya tersenyum.

Dan gue langsung ngambil kesimpulan kalo dia nanti masih stay nungguin gue. Gue pun langsung memejamkan mata dan tertidur. Efek obatnya terlalu kuat nih.

***

Stay healthy ya gaes. Udah nyate blm nih? Haha.

Vote n komen.

Thanks for reading :)

Love Me BackWhere stories live. Discover now