Gelang Pertemanan

Start from the beginning
                                    

Naruto sedang bertugas melakukan media monitoring dari beberapa situs online dan cetak, suasana masih ramai hingga Ms. Tsunade masuk dan keheningan yang super canggung berderap naik melalui tulang punggung mereka seperti belati.

GM adalah Yang Mulia ke 2 setelah Maha Dewa Owner.

"Berisik sekali, kalo tidak Sales sedang kumpul sambil makan-makan di kantor. Humas kalian justru karaoke." Ujar Ms. Tsunade sambil menghela nafas.

Tsunade, "Hari ini acara Badan Amal owner di lantai 9, sudah kalian check?" tanyanya.

"Sudah beres bu, saya sudah bertanya pada Tetsuna hari ini akan ada beberapa media yang hadir. Kami akan kesana setelah ini, bu." Jawab Sakura.

"Usahakan ada release, owner sendiri akan datang, minta ijin pada asistennya untuk wawancara."

Semua orang mengangguk lalu Tsunade nampak mengangguk-angguk lalu memandang ke arah Naruto sebelum pergi.

Setelah Tsunade pergi, rasanya gletser mencair. Semua orang menghela nafas dan musik benar-benar dimatikan. Ino mendekati Naruto sambil merapikan rambutnya.

"Adik kecil, kalau sudah selesai media monitoring, kau bisa naik lantai 9 untuk melihat acara owner. Akan ada banyak media, jadi kau bisa sekalian belajar bagaimana menjalin relasi dengan mereka." Ino memberikan kedipan dan senyuman.

Sebuah senyum lebar menghiasa wajah Naruto, inti dari PR adalah menjalin relasi dengan media demi mendapatkan exposure produk dalam rangka pembentukan citra positif. Jadi kesempatan emas macam ini harus dia manfaatkan.

Naruto mengangguk seperti anak ayam mematuk beras, matanya berbinar dan Ino tertawa.

"Oh aku membawa coklat, kemarin kakakku baru pulang dari Rusia. Untukmu saja, aku sedang diet ketat, anggap hadiah karena kau membantu laporanku bulan lalu." Ujar Ino sembari menyerahkan satu bungkus besar berisi 25 bungkus coklat.

"Terima kasih kak." Naruto membungkuk bahagia.

Menjadi anak magang dan orang termuda di Departemen membuatnya seperti adik laki-laki bagi semua orang. Karena Naruto rajin dan suka membantu, seluruh seniornya benar-benar menyukainya.

.

.

Dia akan naik ke lantai 9 setelah laporan media monitoring selesai diupload di Drive untuk di check oleh seniornya. Naruto yang penuh semangat menekan lift dan melihat orang-orang ramai di depan pintu masuk Peninsula Ballroom.

Semua kebanyakan tamu undangan resmi dan berpakaian rapi, dari dalam Ballroom suara MC terdengar, mungkin mereka sudah sampai di tengah acara.

Ketika akan melangkahkan kakinya masuk, dia tidak sengaja melihat siluet orang yang dikenalnya. Dan dia melotot. Langkahnya panjang dan segera menarik paksa lengan orang tersebut, menariknya menuju pintu tangga darurat dan menutupnya.

Nafasnya terengah-engah. Lalu dia memandang pria di depannya.

"Kau sedang apa sih?" tanya Naruto "Aiyayahh... kalau mau ketemu kan ada nomor telephone di kartu namaku kemarin. Nggak perlu datang ke tempat kerjaku." Katanya mengeluh.

Pria di depannya hanya diam sambil memandang Naruto dengan emosi yang bermacam-macam di air mukanya.

Naruto memandang pria di depannya diam sebentar, lalu matanya khawatir, "Apa kau baik-baik saja?" tangannya mendarat di telapak dahi pria itu.

"Apa konsep bunuh diri masih menggelora di jiwamu? Apa kau mendapatkan ide-ide gila di kepalamu?" Tanyanya dengan serentetan pertanyaan.

Pria itu memandang dimana tangan Naruto terletak di dahinya, jenis pandangan tajam yang membunuh. Melihatnya cepat-cepat Naruto menurunkan tangannya.

The Greener GrassWhere stories live. Discover now