start

1.1K 58 3
                                    

Gais ini ceritanya masih dalam proses revisi

Jd mohon maaf blm lengkap semua (baru sampe 3 chapter doang 🤭)
Selebihnya blm di revisi

Jadi sori ya klo kalian bacanya agak gak nyambung
*yaiyalah kan blm direvisi semua

Aku warning dari sekarang biar kalo kalian mau baca terus gak pengen gantung, yaa berarti nunggu full revisi hehe

Semoga gak gondok ya..

Eits!! Tapi kalian bisa baca ceritaku yg lain kok..

Cuss dilirik siapa tau tertarik yakaaan 😉

**********

Kriiiiiiing..

Begitu nyaring nya suara jam alarm yang berada di nakas samping tempat tidur membuat gadis itu menggeliat sambil merenggangkan tubuhnya, ia bersiap untuk bangun.

Secepat kilat ia beranjak dari tempat tidurnya, melipat kasur lalu meletakkannya di atas lemari mungil miliknya.

Kamarnya tampak sederhana, bahkan jauh dari kata mewah. Hanya ada dua kasur lipat, dua bantal, dua selimut, 1 lemari pakaian berukuran kecil, dan meja kecil yang biasa ia gunakan untuk makan bersama ayahnya.

Ya.. Gadis itu tidak tinggal sendirian, ia tinggal bersama Ayah nya yang amat ia sayangi bahkan lebih dari dirinya sendiri.

Gadis itu.. Anak perempuan yang rela banting tulang mencari uang demi membeli obat untuk Ayah nya yang sedang sakit.

"Ayah.. Suzy sudah selesai membuat sarapan, Ayah mau sarapan?" Tanya nya lembut kepada pria paruh baya yang sedang terbaring lemah

Pria itu tersenyum sambil mengangguk mengiyakan tawaran anak gadisnya

"Hari ini jangan keluar rumah ya.. Ayah belum sembuh total" Ucapnya memperingati sambil memberikan semangkuk nasi yang dicampur sup buatan tangan ajaibnya

"Kamu mau kemana?" Tanya Ayah nya

"Cari kerja, Ayah. Doakan semoga lancar" Jawabnya riang seperti biasa. 

"Tidak usah khawatir ayah.. Aku akan mendapatkan uang banyak untuk menebus obat Ayah" Lanjutnya sambil tertawa

Tawanya terdengar sedikit dipaksakan, ayah nya tau itu. Pria itu merasa bersalah karena telah membiarkan putrinya menanggung beban sendirian. Menjaganya dengan penuh kasih sayang bahkan sedikitpun tidak pernah mengeluh tentang sakit yang diderita Ayah nya. 

Mencari kerja ke kota juga bukanlah hal yang mudah, mengingat tempat tinggal mereka sedikit terpencil dari kota membuat putrinya harus rela bangun pagi buta untuk memulai hari dengan sangat menyedihkan

"Ayah memikirkan sesuatu?"

Suara suzy menghentikan lamunan Ayah nya. Pria itu tersenyum ketir

"Maaf Ayah sudah banyak merepotkanmu"

Suzy tahu ayah nya sedang tidak baik-baik saja. Ayah nya selalu bilang bahwa ia menyesal membiarkan dirinya kesusahan seorang diri.

Ya, sejak Ibunya meninggal, Ayahnya yang menggantikan peran itu.

Suzy mendekat ke arah Ayahnya seraya memeluk tubuh ringkih itu, "Mengapa bilang begitu? Suzy senang melakukannya. Doakan saja supaya anakmu ini mendapat keberuntungan yang bagus, eoh?"

Garis Cintaku (REVISI)Where stories live. Discover now