PROLOG

6 0 0
                                        

Pertemuan yang sangat singkat
membuat ku jatuh cinta pada pandangan pertama, mungkin hanya sebagian orang saja yang pernah merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan ini terjadi padaku. Rasa yang tiba-tiba muncul saat pertama kali kulihat dia, dia yang sederhana yang bisa membuat hidup ku menjadi berwarna.
“cinta memang tak harus memiliki” ya kata-kata itu sangat tepat untuk ku. Mungkin hanya aku yang jatuh cinta padanya, yang terlalu berharap lebih dan lebih, membuat segala sesuatu menjadi gila hanya untuk mendapat perhatian darinya, bersikap seperti orang bodoh didepannya, selalu mencari topik pembahasan yang tidak begitu penting, dan akhirnya harus merasa sakit dengan sendirinya.
Ketika cintamu bertepuk sebelah tangan apa yang akan kamu lakukan? Pergi atau akan tetap bertahan, pilihan yang sangat sulit bukan?!. Itu yang selalu ku rasakan perasaan bimbang antara menyudahi kisah cinta yang tak terbalaskan ini atau tetap berdiam ditempat seperti orang bodoh yang harus siap patah hati setiap harinya bahkan detik.
Jenny Tya Atmaja, gadis bodoh yang selalu menanti lelaki yang ia cintai yang selalu menunggu kapan datangnya keajaiban saat Dimas Satya Agraha mulai membalas cintanya juga, ia lelaki yang bisa membuat Jenny rela bersikap seperti orang bodoh.

Jenny seorang mahasiswi disebuah perguruan tinggi swasta yang berada dikawasan jakarta. Kampus yang terbilang cukup elit dan terkenal. Ia mengambil jurusan Ilmu Komunikasi.

“Jen?!..” Panggil salah satu sahabat Jenny.

Iya? Kalian ko malah kekantin, emang gaada kelas?” Tanya jenny tanpa ekspresi

Dosen ga masuk cuy, jadi ya nyangkut disini deh”. Ucap Tasya

Aku hanya mengangguk saja.
Dikampus aku hanya bermain dengan ketiga sahabatku saja, sahabat yang berjuang dari bangku sekolah menengah atas (SMA). Erinala Pradita ia selalu menjadi lawan debat ku saat kami sedang tidak sependapat, Tasya Fiani ia terlihat cuek tapi sebenarnya sangat peduli mungkin tidak ditunjukan secara langsung, dan Ainun Safira ia selalu jadi penengah dan pastinya sangat alim diantara kami.

mereka bertiga adalah sahabat yang selalu membuat hal yang aneh menjadi gelak tawa entah hal apapun itu, setiap kali kami kumpul selalu membahas saat masa-masa SMA yang memang terdapat bebarapa momen yang sangat lucu. Dari mulai Dini mengorok didalam kelas, mencium kaca yang bau, dan yang lainnya. dan alhamdulillahnya kami satu kampus walaupun berbeda fakultas. Aku mengambil jurusan Ilmu komunikasi, Tasya dan Erina jurusan Ekonomi, dan Ainun jurusan Psikolog.

Jam menunjukan pukul 10:30 kelas kedua akan dimulai Di awal perkuliahan yang memasuki semester 3, mungkin hanya perkenalan saja seperti tadi.

Gue duluan yah, ada kelas soalnya. Dah..” kata ku.

“Ok, hati-hati Jen.” Jawab Ainun.

I'M NOT FINEWhere stories live. Discover now