#1 Pet Shop

1.5K 100 0
                                    

Lelaki itu berjalan di bawah payung yang sedang ia pegang, rintik hujan membasahi kota tempat tinggalnya tepat sepulang ia bekerja. Jas berwarna hitam legam yang ia kenakan pun sedikit basah karena percikan air yang berasal dari sisi payungnya.

Maklum saja, bulan-bulan di penghujung tahun bersamaan dengan musim hujan. Ia terlihat menepis tetesan air hujan yang tak sengaja mengenai pelipisnya. Rambut cepaknya tak lagi rapi kini pomade dan air hujan sudah bercampur di atas kepalanya.

Sebuah bus berhenti tepat di depannya, ia pun menutup payung yang ia bawa dan masuk ke dalam bus. "Untung masih kosong.." ia memilih tempat duduk di dekat jendela dan membiarkan salah satu kursi di sisinya kosong.

Halte demi halte di lewati oleh bus itu dan ia masih belum turun juga, sambil berkutat dengan ponsel dan earphonenya, lelaki tampan ini mendapati seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya, seorang wanita. Ia tak memperhatikan wanita itu sama sekali, namun ia tau jika dia adalah seorang wanita.

Wanita dengan pakaian yang rapi, tidak terkena air hujan dan sepertinya ia adalah pegawai kantoran itu mengenakan rok pendek berwarna abu dan atasan dengan warna serupa. Mereka berdua tidak saling sapa atau membuka pembicaraan, sang wanita sibuk dengan buku yang sedang ia baca sedangkan lelaki itu sibuk dengan musik yang ia dengarkan.

Halte demi halte kembali mereka lewati sampai akhirnya lelaki itu menoleh ke luar bus dan hendak berdiri dan wanita itu juga melakukan hal yang sama, mereka berdua berdiri dan berjalan keluar dari bus. Karena cuaca sudah tidak hujan, lelaki itu berjalan menuju apartemennya tanpa mengenakan payung yang ia bawa. Ia berjalan lebih dulu sedangkan wanita yang tadi berjalan lebih lambat di belakangnya, melewati jalan yang sama, lift yang sama, lorong yang sama, sampai akhirnya lelaki itu merasa jika ada seseorang yang mengikutinya sedari tadi, namun sebelum ia menoleh ke arah belakang, wanita itu sudah masuk ke dalam unitnya, meninggalkan rasa penasaran pada lelaki itu.

***

"And I'm bad at reading sign, but I.. I wanna do whatever you wanna do.."

Potongan lirik lagu Feelings dari Lauv menggema di unit apartemennya, wanita ini sangat senang bernyanyi dan ia juga pandai bermain gitar. Setelah makan malam, ia pun bersantai dan beristirahat, sambil menatap ke arah jendela ia begitu menikmati quality timenya ini.

Ia menyimpan gitar kesayangannya tak jauh dari situ kemudian meraih secangkir susu vanilla hangat yang ia buat 15 menit yang lalu. "Andai saja aku tidak sendirian.." gumamnya. "Atau sebaiknya aku memelihara hewan peliharaan ya biar tidak kesepian?" ia pun melihat-lihat gambar anjing dan kucing yang lucu, bahkan saat melihat seekor ikan di dalam sebuah akuarium, ia pun berniat memelihara ikan.

"Lebih baik aku putuskan besok saja, aku berencana pergi ke pet shop." ucapnya pada diri sendiri.

***

"Hai, akhirnya kau kemari lagi, sudah berapa hari sejak kau terakhir membeli makanan untuk Leo?" sapa sang penjaga pet shop.

"Sepertinya sudah 3 hari, karena efek cuaca mungkin ya, Leo jadi banyak makan sekarang.." keluhnya sambil menghampiri tumpukan karung makanan kucing.

"Bisa jadi juga, tapi mungkin dia memang sedang lapar." ucapnya. "Selamat siang, silahkan ada yang bisa saya bantu?" sapanya pada seorang wanita yang baru saja datang.

Lelaki itu tetap sibuk memilih-milih makanan kucing untuk Leo, disana memang sepi, hanya mereka berdua yang terlihat berada di bagian depan.

"Aku ingin memelihara seekor hewan tapi aku sendiri masih bingung ingin hewan seperti apa." keluhnya sambil melihat-lihat pet shop itu.

"Baiklah, aku akan membantumu untuk mencarikan peliharaan yang cocok. Kau suka hewan yang seperti apa?"

"Aku suka binatang berbulu seperti kucing, anjing, atau kelinci tapi aku tinggal seorang diri di apartemenku jadi aku tidak ingin karena aku kerja, aku jadi menelantarkan mereka." jelas wanita itu. "Aku mencari peliharaan yang mudah di urus saja." Sang penjaga toko terlihat sedang memikirkan sesuatu untuk wanita tersebut.

"Paman aku beli makanan kucing yang biasanya ya, satu saja." tunjuk lelaki yang tiba-tiba sudah berada di samping wanita itu. Tanpa di perintah, kedua kakinya mulai membuat jarak di antara mereka, menjauhkan tubuh wanita itu dari lelaki yang tidak ia kenal. Entah untuk berjaga-jaga atau ia memang berniat memberikan sedikit ruang.

"Baiklah baiklah, akan aku kemaskan pesananmu setelah melayani wanita cantik ini ya." lelaki itu hanya menyeringai sambil mengeluarkan beberapa lembar uang tunai dari dompetnya. "Sampai dimana tadi kita Nona? Oh ya, peliharaan yang cocok denganmu ya? Sebaiknya kau memelihara.."

"Ikan hias." potong lelaki itu dengan suara yang sangat dingin. Wanita dan sang penjaga toko pun melirik lelaki tadi. "Sepertinya kau sangat suka dengan ketenangan dan kedamaian, kau senang berbicara sendiri dengan sesuatu yang kau sukai, jadi mungkin ikan hias bisa menjadi alternatif pilihanmu jika kau benar-benar bingung." jelasnya panjang lebar tanpa tau kebenarannya.

"Darimana kau tau? Aku tidak pernah mengenalmu sama sekali sebelumnya." tidak di sangka jika wanita ini meresponnya dengan lebih dingin. Selama ini, banyak wanita yang akan tersipu malu jika di goda seperti itu olehnya, namun kali ini sepertinya ia harus menelan pil pahit kekalahannya.

"Hmm.." kekeh bapak tua yang baru saja selesai mengemas pesanan lelaki itu. "Mungkin dia lebih tangguh dari dirimu, maaf saja anak tampan, kau di tolak mentah-mentah olehnya."

"Tak apa, mungkin ini adalah hari sialku." ucapnya sambil tersenyum simpul.

"Ini ikan hias yang menurutku cocok untukmu Nona." bapak itu menyimpan sebuah akuarium berukuran sedang di atas etalasenya, berisikan sebuah ikan kakaktua berwarna jingga yang sangat menggemaskan.

"Waahh, dia lucu sekali.."

"Sayangnya kau tidak akan bisa membelainya." ejek lelaki itu yang di balas dengan tatapan tak suka.

"Sudahlah, kau jangan mengganggunya terus. Ini pesananmu, jangan lupa beri makan Leo sampai gendut."

"Dia sudah sangat gendut Paman.." gerutunya.

"Ya sudah Paman, aku akan mengambil ikan ini." Wanita itu dengan semangat membuka tas tangannya dan mengeluarkan beberapa lembar uang. "Tapi, Paman.. Aku tidak tau bagaimana caranya aku membawa semua ini ke apartemenku." keluh wanita itu dengan wajah cemberutnya yang menggemaskan.

"Oh, kau tenang saja Nona manis, aku memiliki jasa antar gratis untukmu, berikan saja alamatnya." tatapan bapak tua itu mengarah pada lelaki yang berada di depannya namun ia tidak sedang memperhatikan sang bapak.

"Baiklah." wanita itu dengan polosnya menuliskan alamat apartemennya. "Ini alamatnya, terima kasih banyak ya Paman."

"Terima kasih kembali Nona manis, ini kembaliannya." Wanita itu pun kemudian pergi dari pet shop itu tanpa tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Haha, aku kira kau tidak punya jasa antar barang gratis, selama ini aku tidak tau." Sebelum lelaki itu berbalik, sang bapak meraih tangannya.

"Tolong aku antarkan pesanan wanita tadi ya."

"Hahh?!!"

***

Side to SideWhere stories live. Discover now