1. Kotak Musik

1.9K 232 64
                                    

Jaemin. Laki-laki berumur tujuh belas tahun -umur Korea- itu sudah malas menghabiskan waktu hampir setengah tahun di rumah.

Dia tidak diperbolehkan berjalan ke luar rumah karena masalah kesehatannya dan juga takut nanti ada fans yang melihatnya.

Peraturan ketat dari sang ibu membuat Jaemin mau tak mau berdiam diri di rumah. Menghabiskan waktu dengan bermain game, menonton tv, atau mencari informasi tentang member NCT Dream di artikel-artikel berita.

Dalam hati. Jaemin sungguh merindukan ke-enam member dream yang selalu menjadi penyemangatnya selama ini.

Jaemin juga telah menghabiskan banyak sekali waktu bersama empat member diantaranya.

Sejak masuk ke agensinya SM Enterteinment, Jaemin memiliki hubungan yang cukup baik dengan para trainee lain yang umurnya tak terpaut jauh dari Jaemin.

Ingin rasanya Jaemin ikut comeback bersama NCT Dream ketika mereka mengeluarkan lagu My First and Last. Namun apa daya, agensi tidak memperbolehkannya ikut sebelum kesehatannya pulih benar.

Padahal kalau Jaemin mau jujur. Dia sudah sembuh dari sakitnya. Punggung yang memiliki masalah itu tidak lagi terasa sakit saat bergerak. Jaemin benar-benar melalui masa pengobatan dengan sangat baik agar bisa secepatnya kembali bersama enam member dream.

Sampai pada hari itu. Di musim dingin, tepatnya seminggu setelah NCT Dream comeback.

Jaemin dengan sengaja keluar rumah untuk mencari makanan hangat. Dia bosan di rumah terus menerus, lagi pula punggungnya sudah sembuh dan tidak sakit lagi.

Jaemin memutuskan pergi ke sebuah kedai ramen, makan ramen di sana secara sembunyi-sembunyi agar tidak ada orang lain yang mengenalinya.

Sepulangnya dari sana, Jaemin bertemu dengan seorang perempuan berusia enam puluhan yang berjualan barang bekas. Hati Jaemin yang memang lembut itu tergerak untuk membeli salah satu barang bekas dari si nenek -begitu Jaemin memanggilnya-.

"Bisa saya beli kotak musiknya?" Jaemin bertanya sopan, matanya tak bisa lepas dari kotak musik dengan hiasan tiga kuda berbeda warna.

Si nenek mengangguk, menyerahkan kotak musik langsung pada Jaemin.

"Berapa, Nek?"

Si nenek tersenyum, menggeleng pelan. "Ambil saja, itu gratis untukmu."

"Ah, tidak Nek, saya tidak enak." Jaemin mengeluarkan beberapa lembar won, memberikannya ke si nenek. "Terima kasih, Nek." Jaemin membungkuk hormat, lalu pergi meninggalkan si nenek.

Si nenek memandangi punggung Jaemin dengan senyum mengembang. "Kotak itu akhirnya menemukan pemilik yang baru."

Waktu itu, Jaemin tidak tahu apa fungsi kotak musik yang ia beli dari si nenek penjual barang bekas. Dalam pikirannya, Jaemin membeli kotak musik itu hanya untuk membantu si nenek saja. Tidak lebih, tidak kurang.

Kotak musik yang Jaemin beli dia taruh begitu saja di dalam lemari. Tidak dimainkan atau diutak-atik.

Baru sekitar tiga bulan kemudian Jaemin ingat kalau dia punya kotak musik berbentuk komedi putar itu.

Jaemin segera mengambil kotak musik dari dalam lemari. Dia taruh kotak musik itu di atas kasur.

Jaemin mencari tombol di kotak musik untuk memainkannya. Setelah menemukan tombol, dia menekan tombol itu.

Musik mulai mengalun indah. Tiga kuda beda warna berputar pelan, mengiringi alunan musik seakan tengah menari.

Suara alunan musik itu menenangkan Jaemin. Hati Jaemin menjadi tenteram setelah mendengar suara kotak musik.

The Tale Of Jaemin Onde as histórias ganham vida. Descobre agora