18

4.6K 641 306
                                    

IT'S BEEN SUCH A LONG TIME! Satu bulan lebih sejak aku update bab terbaru OCEAN EYES, dan seketika aku merasa bersalah T-T Maaf karena sudah bikin teman-teman pada nunggu. I'll try my best to keep writing and make drafts. Terima kasih bagi yang sudah setia nunggu. Luv so much! <3

.

.

Song: Secrets and Lies - Ruelle

.

.

Enjoy <3

.

.

"Jadi, ceritakan soal dirimu."

Haechan tersedak tawa, melirik Daehwi yang duduk tenang di hadapannya, dengan Myongi yang berbaring di dekat kaki, serta Jaemin yang mengambil posisi tepat di sampingnya, tak luput laptop yang menangkring di atas kedua paha. Derak kayu perapian menjadi pengisi suasana, sedang cahaya kebanyakan telah padam, api di perapian adalah sumber pencahayaan terbesar, dan lampu hanya bersinar samar-samar di atas kepala mereka. Ketiganya duduk di ruang baca. Itu adalah ruangan yang tidak terlalu luas. Di dalamnya terdapat dua rak buku tinggi yang menempel pada dinding, lantainya ditutupi karpet beledu hangat berwarna hijau. Dua kursi empuk berdudukan panjang ditata di atasnya, menghadap satu sama lain, dan di tengah-tengah, meja berkaki rendah diletakkan.

Malam itu, ketika badai salju berembus kencang, hingga rasanya Haechan mampu mendengar siul-siul jeritan siren di tengah kegelapan malam, ia memutuskan untuk meninggalkan kamar. Selimut tebal disampirkan pada bahu, memberi tekanan bagi kedua pundak kecilnya, sedang langkahnya terseok-seok, menyusuri lorong lantai atas yang remang tanpa satu pun suara kecuali embusan angin dari luar serta percakapan, yang mungkin saja, berasal dari balik pintu ruangan Sungwoo, yang dengan seketika langsung ia abaikan, tak mau sampai dituduh menguping sesuatu yang tak seharusnya ia tahu. Langkah yang tersesat itu akhirnya berlabuh ke lantai bawah, menyusuri dapur demi segelas air, sebelum akhirnya bertemu Jaemin, tepat di ambang pintu dapur, ketika ia hendak keluar. Dan, setelah menceritakan kegelisahannya, di sinilah ia kini berada, duduk di hadapan Daehwi dan Jaemin di tengah ruang baca, tempat yang baru ia kunjungi malam ini, terlepas dari seberapa banyak waktu yang telah ia habiskan di mansion Sungwoo.

Haechan menggeleng malu, bercampur sedikit rasa sungkan. "Tidak ada yang spesial dari diriku."

Daehwi lantas mendengus dan melambaikan tangan di depan wajah, seolah menunjukkan bahwa ia menampik gagasan yang Haechan beri. Haechan hanya tersenyum menanggapi hal tersebut. Kedua kaki yang ia naikkan ke atas kursi, terlindungi rasa hangat dari balutan selimut tebal di pundak, pun bergerak semakin merapat ke arah dadanya. Mata menyaksikan bulir-bulir salju yang terbang terbawa angin dari jendela di sisi lain ruangan.

"Ayolah, semua orang pasti punya hal yang spesial!" sanggah Daehwi. "Kau pasti punya sesuatu. Ceritakanlah! Aku akan mendengarkan dengan senang hati."

Wajah Haechan mengerut, kemudian dagunya bergerak menunjuk Jaemin yang tampak meringkuk di ujung kursi, fokus dengan sesuatu di laptopnya. "Bagaimana kalau mendengar cerita Jaemin? Dia pasti punya banyak."

Mendengar itu, Daehwi seketika memutar kedua mata dengan malas, sebelum mendesahkan udara hampa, dan menyandarkan punggung ke sandaran kursi. Kakinya tanpa sadar membuat suatu pergerakan, sehingga Myongi dengan enggan mengangkat kepala dan membuka sedikit mata, sebelum mengerang pelan, mengangkat seluruh tubuhnya perlahan-lahan, lalu bergerak menuju ke samping meja dan memosisikan diri untuk tidur di sana.

[✓] Ocean Eyes Arc #1 [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang