ASMARA-1

20.7K 1.9K 51
                                    

“Ibu gak habis pikir ya Daf, kok kamu malah batalin pertunangan kalian?”

Calya Myria Atmaja, ibu dari Daffa Zachery Wiraatmaja berjalan gusar di ruang tamu rumah mereka. Si pelaku utama hanya menghela napas berat.

“Setelah sholat istikharah beberapa kali, Daffa tetap tidak yakin sama Sea, Bu,” jawab Daffa. Ibunya menatap Daffa nyalang.

“Kalau gak yakin kenapa kamu ajak dia serius? Ibu malu, untung Ayah kamu udah pensiun, kalau enggak Ibu gak akan mau menghadiri pertemuan gabungan semua matra lagi!” omel Ibu Daffa.

“Sudah Bu, mau bagaimana lagi kalau Daffa tidak yakin? Masih untung ini baru pertunangan, bukan pernikahan,” ucap Ayah Daffa, menengahi. Mendengar ucapan suaminya, bukannya tenang malah membuat Calya murka.

“Apanya yang untung, Yah? Semua teman-teman Ibu dan Bu Sena udah tahu rencana pertunangan ini!”

“Seharusnya Ibu gak usah bilang apa-apa dulu,” Batari, kakak pertama Daffa berceletuk santai. Raja, suaminya menyenggol kaki Batari, menyuruh diam.

“Apa sih A'?” Batari melotot tak terima.

“Oke, sekarang semua terserah kamu, Daffa. Mau kamu nikah atau jadi bujang lapuk seumur hidup juga terserah, Ibu gak peduli lagi,” ucap Ibu Daffa lalu ia masuk ke kamarnya.

Daffa menghela napas, dia tahu keputusannya ini mendadak dan membuat Ibunya kecewa. Setelah 2 tahun menjalin hubungan dengan Sea, anak Komandan Satuan Angkatan Laut, Daffa tiba-tiba saja memutuskan hubungan mereka saat pertunangan mereka hanya tinggal satu minggu lagi.

Selama ini, di depan keluarga dan media sosial, mereka terlihat akur dan saling mencintai. Apalagi, Sea yang terkenal karena pernah mewakili Jakarta di ajang Putri Indonesia beberapa kali memposting fotonya bersama Daffa. Mereka sangat sempurna, tampan dan cantik. Tetapi yang tidak diketahui, Daffa berusaha membuka hatinya, walaupun ternyata gagal.

“Jadi? Gak berhasil, mas?” tanya Sea saat Daffa memutuskan hubungan mereka. Selama ini Sea tahu, Daffa berusaha melupakan masa lalunya.

“Maaf.” Hanya itu yang bisa dikatakan Daffa.

“It's okay, walaupun Papa dan Mama kecewa, tapi biar aku yang atasi.” Sea adalah gadis yang sangat baik hati dan pengertian, dia tidak banyak menuntut dengan kesibukan Daffa di grup 3 Kopassus, tetapi tetap saja hati Daffa seperti mati rasa.

“Kamu tidak usaha khawatir dengan Ibu, Ayah tahu kamu sudah memikirkannya matang-matang,” ucap Ayahnya membuyarkan lamunan Daffa. Daffa mengangguk pelan, dia memang selalu memikirkan dengan baik segala keputusan yang akan dia ambil.

“Ayah bujuk Ibumu dulu,” ucap Ayahnya lalu pamit menyusul Ibunya.

“Kamu mau gak kakak cariin pacar baru?” tanya Batari menatap adiknya.

“Aku--”

“Kakak cuma nawarin aja sih, kalau gak mau yaudah,” ucap Batari memotong ucapan Daffa lalu ia beranjak.

“Yuk A' balik, Langit udah bangun kayaknya,” ajak Batari, merasa tidak perlu repot-repot pamit pada Daffa, dia berlalu menuju kamar orangtuanya untuk pamit.

Raja hanya tersenyum canggung pada Daffa.

“Balik dulu Daf,” pamit Raja.

“Gak usah ngomong sama dia sih A',” ucap Batari dan melewati Daffa begitu saja. Raja hanya menghela napas, lalu ia meminta maaf pada adik iparnya atas ucapan istrinya yang pasti sedang marah itu.

🏵🏵🏵

Daffa memetik gitarnya dengan pelan, menciptakan nada abstrak.

ASMARAWhere stories live. Discover now