Prolog

493 5 0
                                    

Malem pemirsa, aku mau curcol sedikit. Jangan di baca, ya, kalau masih di bawah umur. Teruntuk orang dewasa. 😂

Semoga suka. 🥰

#Dg? Prolog (DiaGay?)
#DEGEGEY

Oleh: _im95_

Genre: Religi and romance

"Kamu wajib nikah, Fathur! Jangan sampai seluruh fasilitasmu Papah cabut, dan kamu tahu Papah selalu menepati janji!"

"Tidak, Pah. Apa Setega itu pada anakmu ini? Aku sudah memiliki kekasih, Pah ...."

"Tidak!!! Papah tidak akan pernah mengizinkanmu sampai kiamat atau di akhirat sekalipun! Jangan menyalahi kodratmu, Papah tidak merestui hubunganmu walau aku tiada." Bentak Papah Mahesa Wijaya tegas. Beliau tidak tahan kelakuan buruk sang anak.

Papah Mahesa keluar dari kamar Fathur, daripada amarahnya memuncak beliau memilih pergi ke kamarnya, terbesit menyadari semua kesalahannya di masa lalu. Seandainya dulu beliau menyekolahkan agama itu penting, tapi semuanya terlambat. Terlanjur anaknya kelewat batas karena bebas pergaulan.

Beliau merasa bersalah atas janjinya pada almarhum istrinya dulu. Papah Mahesa kacau ditinggal istrinya ke pangkuan Tuhan waktu kecelakaan terjadi. Terlalu menikmati putus asa sampai berimbas pada anak pertamanya sepuluh tahun lalai mengurus keluarga sendiri hanya disebabkan dendam pada orang lain. Sehingga keluarga lain ada yang rela berkorban memberi mata pada anak lelakinya.

Kini beliau ingin memperbaiki dari awal tapi hanya secuil harapan yaitu menikahkan anak lelakinya pertama dengan wanita baik agamanya. Beliau percaya anaknya akan berubah. Meyakini hidayah Allah pasti ada untuk anaknya. Dia, wanita yang akan dijodohkan adik si Kakak pendonor mata. Namanya Kamilatul Hafsah.

Malam hari yang sunyi, beliau sudah menyiapkan pertemuan dua keluarga. Saat waktunya tiba beliau sambut bahagia, bahwa keluarga pihak wanita menyetujui walau awalnya sempat ditolak.

Di ruang makan.

"Bagaimana Hafsah, kapan kamu siap?"

"Aku tidak tahu, aku nurut saja, Pah."

Semua yang berkumpul jadi tertawa, betapa polosnya jawaban Hafsah. Papah Mahesa pun hanya menggeleng lucu dengan calon menantunya.

"Baiklah, Minggu depan Papah siapkan semuanya."

Seluruh ruangan hening seketika, dua keluarga tercengang ungkapan Papah Mahesa. Di tempat duduk paling pojok Fathur yang sedari tadi asyik menikmati dunia makannya, sifat dinginnya tidak suka bergaul, mendengar kata Ayahnya menjadi emosi tertahan.

"Brengsek, kau Hafsah! Ingat, aku tidak akan membuatmu bernapas lega bersamaku!" Geram Fathur meremas sendok ditangannya.

*Bersambung*

DiaGay?Where stories live. Discover now