MENUJU KONSER

8 3 0
                                    

     Hari demi hari pun berlalu. Hari sabtu malam, lebih tepatnya lagi malam minggu. Malam penantian bagi semua orang untuk menyaksikan konser plus orkestra musik ter elit di Indonesia. Harga tiket yang fantastis, panggung yang megah, dan pemain musik profesional.

   Pulang sekolah, Indira mengajak kedua sahabatnya pergi ke salah satu toko pakaian yang di miliki oleh keluarganya. Terlihat Vio yang termenung melihat ke luar jendela taksi yang mereka tumpangi.

"Vi? Kenapa? Kok murung gitu sih?" tanya Alfi.

"Eng..enggak kok. Eumm... Kalian ngerasa ada yang kurang gak hari ini?" tanya Vio mencoba mengalihkan pertanyaan Alfi.

"Enggak tuh. Emang apa yang kurang?" ujar Indira.

"Aku gak liat ketiga kakak-kakak itu." jawab Vio.

    Alfi dan Indira saling menatap satu sama lain. Tak lama, kembali melihat ke arah Vio.

"Kangen yah?" goda Alfi sambil mencubit pipi Vio.

"Aww.. Enggak ih. Aneh aja, katanya murid teladan. Tapi kok jarang sekolah" jawab Vio sambil mengelus tembut pipinya.

"Lama kelamaan lo pasti tau kok, Vi. Makanya, jangan galak sama mereka. Hihihi.." ujar Indira.

    Vio tidak menggubris lagi. Apa maksud Indira? Sudahlah, ia tak ingin harinya kacau lagi karena memikirkan sesuatu yang tidak penting fikir nya.

   Sesampainya di toko pakaian keluarga Indira, Alfi langsung melihat-lihat baju yang ada di sana. Vio masih kebingungan.

"Mau ngapain kita ke sini?" tanya Vio.

"Buat beli semur jengkol." ketus Indira
"Ya buat beli baju lah, Vio. Ya ampun.." lanjutnya.

"Ngapain beli baju sih? Buat nonton nanti? Uang aku gak cukup buat beli baju.." keluh Vio.

"Udah, ayo ke belakang! Ketemu tante aku dulu." ajak Indira.

    Merekapun pergi ke belakang. Lebih tepatnya ke gudang dan tempat berkumpul khusus karyawan. Terlihat disana karyawan nya tidak banyak. Bagi keluarga Indira, usaha ini tak perlu mempekerjakan banyak karyawan.

"Halo tante Esha!" sapa Indira pada tantenya itu.

"Eh, udah sampe toh. Sini!" ajak tante Esha.

"Gimana tante? udah ada?" tanya Indira.

"Ada dong! Nih! Disini ada baju-baju yang bisa kalian pilih. Bebas! Sok pilih!" kata Tante Esha.

    Indira, Vio dan Alfi pun melihat lihat baju gaun yang di berikan oleh tante Esha. Vio mengerutkan alisnya.

"Kenapa warna nya Hitam-Putih semua tante?" tanya Vio.

"Karena Manusia tuh gak ada yang suci semua, Vi." timpal Alfi.

"Ahaha.. Bisa aja kamu, Alfi. Gini, soalnya kan kalian mau nonton konser nih. Biasanya kan kalo orkestra musik itu identik sama pakaian hitam- putih atau pastel gitu." jelas Tante Esha.

    Vio mengangguk. Ia tersenyum kecil saat melihat sebuah gaun di bawah lutut, panjang lengan nya menutupi siku, di bagian kerahnya terdapat tali yang dapat di pita kan. Roknya berwarna hitam lembut, bajunya berwarna putih dengan dibuat seperti ditutupi rompi lagi berwarna hitam dengan tali kerah berwarna hitam pula.

"Boleh gak aku ambil yang ini?" tanya Vio tak lepas dari senyumannya.

"Sederhana.. Kalo kamu pake udah aku bayangin pasti bakalan cantik banget deh, Vi. Sepatu kamu warna putih nantinya. Udah kayak monokrom aja gitu..hehehe.." kata Alfi.

Symphony 🎶Where stories live. Discover now