BAB 2 - SHADOW

11.4K 1.1K 293
                                    

Pagi, sekitar pukul lima, Lan Wangji sudah berdiri tegap didepan Hanshi.  Tangannya menggenggam Bichen kesayangannya, dengan guqin dipunggung, dan kantong qiankun berisi perlengkapan.

Oh, jangan lupakan pita merah yang menggantung sebagai salah satu hiasan bichen paling norak sedunia. Yang jelas itu bukan milik sang Hanguang-jun ternama. Itu peninggalan Yiling Laozu yang tertinggal di Luanzhang Gang. Mungkin bagi kalian itu menggelikan, tapi tidak bagi Lan Wangji. Itu sangat berarti, mengingat tidak ada peninggalan apapun selain pita kumuh ini. Tetapi tenang, Lan Wangji bukan mencuri. Tepatnya barter. Tidak, tidak. Bukan barter dengan pedagang asongan yang menjual barang-barang bekas atau om om pengkoleksi barang antik, mengingat Yiling Laozu sangat terkenal alias famous dengan kebengisannya.

Mengingat masa dulu, Wei Wuxian yang bertarung di Buyetian dan melukai serta membunuh ribuan banyak orang.

"Hanguang-jun! Itu Hanguang-jun!"

Lan Wangji turun dari Bichen dengan elegan, matanya meneliti setiap sudut tempat peperangan itu, mencari seseorang yang dikasihinya.

"Wangji." panggil Lan Xichen

Wangji menatap kakaknya, meminta penjelasan lebih. Tubuhnya terluka terkena serangan Yin Hufu ciptaan Yiling Laozu dan serangan dari orang dan makhluk astral lainnya. Dia tidak bisa dibilang dalam keadaan baik. Tetapi, tetap saja. Nekat dan tekadnya sudah mendarah daging.

"Tuan muda Wei telah pergi dari Buye Tian. Kemungkinan masih didepan sana."

Lan Wangji mengangguk. Ia membungkuk sebentar, kemudian pergi mencari keberadaan pria manis yang dulu sering menganggunya itu. Netra emasnya menemukan seseorang berpakaian serba hitam dengan rambut yang sebagian terurai, berjalan terhuyung-huyung.

Itu dia! Wei Wuxian!

Lan Wangji sudah tidak peduli etika apapun. Dia mendorong semua orang yang menghalangi jalannya, membunuh semua orang yang berniat menusuk Wei Wuxian yang dalam keadaan tidak baik itu.

"Weiying."
Lan Wangji memanggil nama pria itu, berharap dia akan berbalik sebentar. Setidaknya, dia ingin melihat wajah pria manis itu ataupun mengobati luka Wei Wuxian yang terbuka lebar didaerah anggota geraknya.

Tetapi Wei Wuxian tetap berjalan kedepan, kemudian limbung. Hampir saja tubuh itu menyentuh lantai jika Lan Wangji tidak segera melompat dan menahan tubuh itu terluka lebih parah. Mengabaikan lukanya, Lan Wangji membentur tanah dengan memeluk Wei Wuxian diatasnya.

"Weiying.."
Lan Wangji kembali memanggil nama Wei Wuxian, tetapi orang itu sudah tidak sadarkan diri.

Lan Wangji dengan terhuyung-huyung menumpukan dirinya dengan bichen, kemudian menggendong Wei Wuxian pergi dari tempat pembantaian itu, membawanya ke salah satu goa yang cukup jauh dari buyetian.

Menyenderkan Wei Wuxian di dinding goa, dan menggenggam tangannya, memberi kekuatan. Tidak lupa Lan Wangji menyalurkan energinya yang sudah tidak seberapa itu.

Mata Wei Wuxian terbuka perlahan dengan pandangan kosong.

"Weiying.."

Tetapi Wei Wuxian terdiam, seakan akan tidak ada roh didalam tubuh itu.

"Weiying, aku disini.. kau tidak sendirian. Ada aku disini."

"Enyahlah."

Lan Wangji tidak menghiraukan perkataan Wei Wuxian itu. Tetap menyalurkan energinya, kemudian memeluk tubuh Wei Wuxian yang dingin itu dengan erat.

SWEET BLOOD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang