07

6K 1K 364
                                    


Drap... Drap.. Drap

Kaki mereka tak berhenti berlari menyusuri hutan sambil terus mengawasi keadaan. Mereka berempat terus berlari tak tentu arah, yang terpenting sekarang adalah keselamatan nyawa mereka semua.

"AH?!"

Kaki Yuzuriha sempat tersandung sebuah dahan kering yang tergeletak ditanah, namun Taiju dengan sigap memberikan dadanya sebagai sandaran untuk Yuzuriha.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Taiju penuh kecemasan.

(Y/n) hanya bisa tertunduk, menatap kosong tanah dipijakkannya. Ia merasa amat bersalah dan amat berdosa, seakan seluruh dosa yang dilakukan Tsukasa setelah ini adalah dosanya juga.

Air matanya sudah mengering untuk menangis kembali.

PUK!

Sebuah tangan hangat menepuk kedua bahu (y/n) pelan. Bisa dipastikan bahwa tangan-tangan itu adalah milik lelaki bersurai bawang.

"Apa yang kau sedihkan?" Tanyanya, namun tak terdengar balasan terlontar dari mulut (y/n).

"Hei?" Ucapnya lagi.

Senku tak mendengar jawaban apapun dari (y/n). Telapak tangan kanan nya bergerak merangkup seluruh dahi (y/n), menyenderkannya tepat didada bidang miliknya.

"Jangan bersedih" Ucapnya. Nadanya begitu lembut menyapu daun telinga (y/n). Air mata tumpah kembali dari kedua hulu matanya. (Y/n) segera berbalik untuk memeluk erat tubuh lelaki bernama Senku tersebut.

"Shh-apa yang kau tangisi?" Ucap Senku menenangkan seraya mengelus lembut surai (h/c) milik (y/n).

"A-aku takut Senku."

"Haha apa yang kau takutkan?" Kini kedua tangan Senku bergerak mendorong bahu (y/n), mempertemukan manik merah nya dengan manik (e/c) milik (y/n). Sebuah senyuman tulus terukir dari wajah tampannya,

"Aku disini"

Yuzuriha dan Taiju yang melihat fenomena langka tersebut hanya bisa diam, berusaha menyembunyikan keberadaan mereka dari Senku dan (y/n).

"Hei kalian sedang apa?!" Bentak Senku setelah melihat kelakuan konyol dari Yuzuriha dan Taiju.
"Haha aku membantu semut mengupil" Bela Taiju.
"Hei?! Memang semut punya bolongan hidung?" Bentak Yuzuriha seraya menepuk keras bahu Taiju, menyadarkannya.
"Lalu mereka bernapas lewat pantat?" Taiju membela.

"Hei apa yang kalian perdebatkan?" Melihat kelakuan konyol mereka sungguh membuat geli. Meloloskan sebuah kekehan kecil dari bibir manis milik (y/n) membuat seluruh pasang mata kini menatap heran kearahnya.

"Konyol! Aku mau ikut!!" Ucap (y/n) girang.

Senku hanya terdiam menatap senyuman manis yang mengembang indah diwajah (y/n). Dia terlihat sangat cantik dimatanya,

"Haha-apa yang aku pikirkan?" Gumam Senku pada dirinya sendiri.
"Hei kalian para konyolers! Ayo pergi" Ajak Senku dan dibalas anggukan patuh oleh mereka bertiga.

Dan inilah yang terjadi. Persahabatan mereka telah hancur hari itu. Apa yang bisa mereka lakukan? Berharap keajaiban itu datang? Jangan bodoh. Yang berlalu biar lah berlalu, seperti kata Senku dulu. Pilihanmu hanya hidup dan hidup bukan? Jangan tangisi masa lalu.

BRAK!

"HAH MENGAPA TIDAK BISA?!" Teriak Tsukasa tak percaya akan patung burung didepannya. Apa yang salah? Bukankah ia telah menyiramkan seluruh cairan itu? Mengapa tidak ada yang berubah?

Tsukasa memandang geram secangkir asam nitrat yang telah ia kumpulkan.
"Senku.. iya. Senku lah yang tau. Akan kucari dia, lihat saja" Geram Tsukasa sambil membanting patung burung yang ada dimejanya ketanah, membuatnya patah menjadi beberapa bagian abstrak.

"Sa~ kira-kira dimana dia sekarang?"

『️☆️☆️』️

Hari semakin melarut. Cahaya matahari terganti lembut cahaya bulan diangkasa.

"Hei kau belum tidur?" Panggil Senku mengacaukan renungan malamnya hari ini.
"Kau mengagetkan ku, Senku" Guraunya seraya menepuk-nepuk tanah kosong disebelahnya, memintanya untuk duduk disana.

Senku yang menangkap sinyal dari (y/n) segera melangkah mendekat, dan mulai duduk ditempat yang ia inginkan.

"Ne~bukankah kau ingin menjadi astronot?" Ucap (y/n) sedikit basa-basi.
"Bukan astronot! Aku hanya ingin keluar angkasa" Tepisnya, dan dibalas kekehan kecil dari (y/n).
"Me-mengapa kau tertawa?"
"Haha kau terobsesi dengan ayahmu bukan?" Ucap (y/n) lagi.
"Yang benar saja. Dengan pria tua itu?" Balas Senku sambil menepuk pelan ubun-ubun (y/n).

"Kalian tidak ingin memakan sesuatu?" Teriak Yuzuriha sambil menjunjung tinggi-tinggi beberapa tusuk makanan yang telah ia bakar bersama Taiju.
"Aku akan segera kesana!" Balas (y/n) bersemangat.
"Ayo Senku-kun" Ajaknya seraya menarik paksa tangan Senku, menggeretnya sampai tujuan.

Tsukasa tak berhenti berlari menyusuri hutan belantara dimalam hari. Temannya hanyalah beberapa binatang malam dan cahaya bulan yang menjadi penerang jalannya.

"Kalau aku menemukan Senku. Aku pastikan, akan kubunuh dia"

Halo!!
Bertemu lagi dengan Author gaje ini ahay!

Author disini ingin mengucapkan terima kasih banyak atas kesetiaan dan dukungan dari kalian untuk kelanjutan karya ini... hiks

Author tidak menyangka karya saya bisa sejauh ini:(
Saya benar-benar berterima kasihhh.. sangat banyaakk.. 10 miliar % cintaku untuk kalian!

Dan.. Selamat Tahun baru semuanya!! 🎉🎉🎉

Semoga rencana yang tidak bisa diwujudkan ditahun ini akan terwujud ditahun depan!! 

Jaa~ Sincerely, Ten🌸

Only u ✿ Ishigami SenkuWhere stories live. Discover now