15 :: Perjuangkan atau Menyerah?

2.7K 361 28
                                    

Hari ini Raina sudah masuk sekolah seperti biasa setelah diperbolehkan Dokter pulang beberapa hari lalu. Gadis itu melangkah melewati koridor yang sudah cukup ramai, senyumnya mengembang seraya membalas sapaan dari beberapa murid dan adik kelas yang menyapanya. Walaupun sudah masuk sekolah dan sudah melupakan masalah Jaemin yang membuat hatinya sakit, dirinya masih enggan menghampiri laki-laki itu karena berita Jaemin yang resmi berkencan dengan Heejin sudah tersebar luas.

Raina mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, membuka aplikasi webtoon sambil menunggu bel masuk. Sepertinya sekarang ia akan lebih sering membaca webtoon setiap paginya sambil menunggu bel masuk, ya walaupun hatinya terus meminta menghampiri Jaemin tapi dia tidak segila itu untuk menggoda milik orang. Ya, Jaemin milik Heejin dan Raina hanya figuran yang lewat.

"Rain?"

Raina mendongak dan tersenyum saat Haechan duduk didepannya.

"Gimana keadaannya?" tanya Haechan.

"Baik, sangat baik." jawab Raina ramah.

"Gak ada yang sakit kan?" tanya Renjun yang tiba-tiba datang.

"Nggak kok. Ah iya, makasih ya Renjun."

"Buat?"

"Kata Jaemin lo yang nolongin gue, jadi makasih ya."

"A-ah i-itu, i-iya sama-sama." jawab Renjun dengan senyum paksa, dalam hati ia merutuki Jaemin yang tidak mau jujur sama sekali.

Tak lama kemudian Yiren teman sebangkunya datang dan memekik senang saat melihat Raina yang sedang memainkan ponselnya duduk manis dibangkunya, sudah beberapa hari ini dirinya tidak melihat teman sebangkunya itu.

"Hai Rain!" sapa Yiren girang.

"Hai Yiren, tumben telat?"

"Iya, tadi kak Jackson kesiangan." jawab Yiren merengut sebal.

Raina terkekeh pelan lalu melanjutkan membaca webtoonnya, sedangkan Yiren sudah duduk dibangku samping Raina dan menatap gadis itu bingung. Masalahnya Raina senyum-senyum sendiri didepan layar ponselnya.

"Lo kenapa?" tanya Yiren, tangannya terangkat menempel pada dahi Raina.

"Gak panas ah," lanjutnya.

"Gue gak sakit ih, ini gue lagi baca webtoon. Romantis banget, uh andai gue sama Jaemin begini, pasti bahagia hidup gue." khayal Raina.

Yiren menatap teman sebangkunya sendu, mereka sudah menjadi teman sebangku dari kelas sepuluh itu artinya sudah hampir tiga tahun mereka bersama dan sudah hampir tiga tahun juga Raina mengejar cinta Jaemin yang belum menunjukan kemajuan. Kadang Yiren sudah mengusulkan deretan laki-laki tampan disekolahnya, tapi Raina menolak mentah-mentah usulannya dan bersikeras untuk memperjuangkan Jaemin.

"Rain,"

"Ya?"

"Gak capek?"

"Hah? Capek? Gue kan daritadi duduk."

"Maksud gue gak capek perjuangin Jaemin yang jelas-jelas gak anggap lo ada?"

Raina diam, dirinya sebenarnya lelah, sangat lelah, tapi mau bagaimana lagi? Cinta Raina sangat besar pada Jaemin. Bahkan dulu Raina pernah memohon dengan wali kelasnya agar memindahkannya ke kelas 3-2 agar bisa sekelas dengan Jaemin, namun wali kelasnya menolak mentah-mentah, gadis itu rela dihukum karena membenarkan jawaban ujian Jaemin saat kelasnya disuruh untuk memeriksa jawaban ujian kelas Jaemin.

"Gak ada kata capek buat Jaemin, Ren." jawab Raina mantap membuat Yiren menghela napas.

-She is Rain-

Raina melangkah masuk kedalam kantin yang sepertinya sudah sangat ramai. Matanya menjelajah seluruh kantin, mencari kedua temannya yang tadi dengan teganya meninggalkan dirinya sendirian padahal tadi dia hanya ada perlu sebentar dengan Pak Guru Daniel, tapi malah ditinggal, biasanya juga kedua temannya itu sangat senang jika bertemu Guru tampan itu.

"Rain!" Ryujin melambaikan tangan pada Raina yang masih sibuk mencari keberadaan mereka.

Mendengus kesal lalu melangkah menghampiri kedua temannya. Matanya terus menatap lurus tanpa menoleh, sampai melewati meja Jaemin dan teman-temannya pun dia masih berusaha menatap lurus. Raina masih sayang dengan hatinya, dia tidak mau membuat hatinya sakit saat melihat Heejin yang sedang duduk dan bersandar dibahu Jaemin. Tapi sudah terlanjur sakit hati saat tak sengaja melirik mereka tadi.

"Kalian kenapa ninggalin sih tadi?" tanya Raina kesal saat duduk dihadapan kedua temannya.

"Laper," jawab Ryujin santai.

"Biasanya juga kalian seneng kalau gue nemuin pak Daniel."

"Itu beda lagi kalau pak Daniel gak sama bu Jihyo, sekarang pak Daniel udah sama bu Jihyo." jawab Minju.

Raina mendelik.

"Tadi kenapa pak Daniel manggil lo?"

"Dia minta gue buat perwakilan kelas ngisi acara minggu depan." jawab Raina malas.

"Oh iya lusa ada Festival gitu ya?"

Minju dan Raina mengangguk.

"Jadi, lo udah pikirin apa yang bakal lo tampilin?" tanya Minju.

Raina mengangkat bahu tanda tak tahu kemudian meminum minuman milik Ryujin, untung saja gadis itu baik jadi dia hanya melirik dan merelakan setengah airnya yang sudah mengalir dikerongkongan Raina.

"Kenapa gak nyanyi aja? Suara lo kan bagus tuh." usul Minju.

"Males,"

"Dih???" Minju mendelik.

"Gue bingung mau nyanyi apa."

"Stay with me, lo bisa duet sama Renjun atau Haechan, suara mereka bagus." usul Minju lagi.

"Nanti deh gue pikirin." jawab Raina lesu. Entah kenapa moodnya hari ini menjadi berantakan saat melihat Jaemin dan Heejin tadi.

"Menurut kalian gue harus tetap perjuangin Jaemin atau nyerah aja?"

::::

[1] She is Rain✔Where stories live. Discover now