Sedangkan Hyeongjun sendiri, pemuda itu berjalan dengan langkah santai. Mengabaikan jarak lumayan yang harus dia tempuh untuk mencapai gerbang sekolahnya. Dia merasa sedikit berjalan kaki, bukan ide yang buruk. Walau anak-anak yang sepentara dirinya diantarkan sampai didepan gerbang, Hyeongjun merasa tak harus melakukan hal yang sama seperti mereka.
Bahkan dia mengabaikan dengan penuh, tatapan meremehkan yang datang dari anak-anak sepantara dirinya yang sekarang keluar dari mobil-mobil mewah. Seolah kenyataan Hyeongjun datang ke sekolah dengan berjalan kaki, menjadi sesuatu yang begitu tak pantas. "Abaikan saja, mereka hanya para orang kaya yang selalu memandang rendah orang lain."
Menoleh cepat, seorang pemuda manis dengan rambut berwarna merah mencoloknya kini memenuhi mata. Pemuda itu tak lebih tinggi darinya, namun tidak juga pendek. Mungkin tinggi mereka seperantara atau tidak, Hyeongjun tak tahu karena pastinya karena dia hanya melihat sepintas saja. Saat setelahnya Hyeongjun kembali menatap lurus kedepan, mengabaikan pemuda asing tersebut.
Sedangkan yang diabaikan pun tak mempermasalahkan, namun anehnya mereka jadi berjalan beriringan sekarang. Langkah mereka seirama, walau tak ada yang mencoba membuka suara setelahnya. Akan tetapi mereka tetap melangkah bersama, memasuki gedung sekolah seolah teman akrab. Bahkan memasuki Aula tempat semua siswa baru berkumpul, lalu duduk pada kursi yang bersebelahan pula.
"Lee Eunsang."
Bergumam ditengah suara-suara ramai terdengar, Hyeongjun tetap dapat mendengar lirihan pemuda disebelahnya. Lee Eunsang, sepertinya pemuda itu baru saja memperkenalkan diri pada dirinya. Walau enggan, namun Hyeongjun tetap saja memiliki sedikit sopan santun. Sehingga dia membalas perkenalan itu dengan sama singkatnya, yaitu hanya menyebutkan namanya saja.
"Song Hyeongjun."
***
"Kita akan mendengar sambutan dari perwakilan siswa baru, yang akan disampaikan oleh siswa pemilik nilai tertinggi pada Ujian masuk Tahun ini. Kepada Kim Yohan, kami persilahkan."
Prok...Prok...Prok.
Tepukan riuh terdengar, saat seorang pemuda tampan mulai melangkah menaiki podium. Wajah yang begitu mempesona, dengan aura dominan yang tak tertutupi sedikitpun. Ketika sang pemilik dengan sengaja mengeluarkannya saat ini. Seorang Alpha dengan aura luar biasa dari Keluarga Kim, pemuda itu menunjukkan siapa dirinya dengan penuh percaya diri.
"Seorang dominan agresif."
Eunsang menyeletuk tak suka, ketika aura pemuda yang berada jauh didepan sana mulai terasa mengganggu. Yohan mengeluarkan aura-nya dengan begitu berlebihan, sampai seorang Omega sepertinya merasa begitu terganggu. Mungkin Omega lain akan merasa tergoda, namun tidak dengan Omega tak ingin kerepotan seperti dirinya. Keberadaan Alpha seperti Kim Yohan justru terasa sungguh mengganggu.
"Dia seorang Alpha?"
Menoleh, Eunsang tak dapat menyembunyikan keheranannya dari ekspresi saat mendengar pertanyaan Hyeongjun tersebut. Tak menyangka bahwa pemuda manis itu akan mengajukan pertanyaan itu. Siapapun orang yang berada di ruangan ini akan tahu bahwa seorang Kim Yohan seorang Alpha. Entah kau seorang Omega bahkan Alpha sekalipun, kecuali kau seorang Beta mungkin saja ketaktahuan itu akan dialami. Mengingat Beta tak akan merasakan apapun, terhadap aura sang Alpha dan peromon sang Omega. Tunggu, apakah Hyeongjun itu-
"Kau seorang Beta?"
Mengangguk tanpa beban, Hyeongjun mengakui identitasnya langsung tanpa berpikir sedikitpun. Dia menjawab pertanyaan Eunsang tersebut bahkan tanpa berpikir kebenaran itu mungkin akan tersebar. Mengingat mereka hanya dua orang asing yang baru saja bertemu pagi ini. Dan akan sangat mengherankan mendengar Hyeongjun membagi rahasianya begitu saja.
"Kau sungguh-sungguh?"
"Kau mau aku tunjukkan hasil tes-ku? Kebetulan aku selalu membawanya."
"Tidak, jangan! Kau tidak boleh sembarangan memberitahukan rahasiamu itu pada orang lain."
"Itu bukan rahasia.-"
"Mwo?"
"-Lagi pula itu kenyataannya, kenapa aku harus menyembunyikannya?"
Menghela napas keras, Eunsang melakukannya tanpa sadar. Perkataan Hyeongjun itu tidak salah sedikitpun, namun kenyataan yang akan dihadapi setelah itu akan menjadi kesalahan. Pandangan orang terhadap Beta yang akan menjadi masalahnya disini. Omega, apalagi seorang Alpha sangat memandang rendah keberadaan Beta didekat mereka. Seolah tak berharga, mereka memperlakukan Beta seperti itu.
"Tetap saja, kau harus tetap menyembunyikannya. Ingat!"
Mengangguk acuh, Hyeongjun sebenarnya sedikit heran dengan reaksi Eunsang tersebut. Pemuda itu pikir Eunsang akan memandang rendah dirinya, lalu mengucilkannya seperti apa yang sering para Beta alami. Namun anehnya, Pemuda bersurai merah tersebut justru menyuruhnya untuk menyembunyikan fakta itu. Menutupi identitas aslinya, yang hanya seorang Beta tersebut.
"Aku tak janji."
Hyeongjun bergumam, ketika didalam otaknya justru telah mulai tersusun sebuah rencana. Dia yang merasa menjadi Beta adalah sebuah keberuntungan tak terduga. Ketika kenyataan itu memukul telak kedua orang tuanya, seolah melemparkan kotoran secara langsung pada wajah angkuh kedua orang sombong tersebut. Seorang Song Hyeongjun tak mungkin, untuk tak memanfaatkan semua hal itu. Dia akan menggunakan fakta itu sebaik mungkin, untuk semakin memenuhi wajah keduanya dengan kotoran menjijikan yang akan membuat mereka terhina. Lihat saja nanti.
***
Tbc
***
VOUS LISEZ
I'm Beta
FanfictionDalam Omegaverse, sosok Alpha adalah superior tak terkalahkan, sedang sosok Omega adalah keindahan tak tergambar. Jika Alpha memiliki aura kuat yang dapat menundukkan, maka Omega memiliki feromon manis yang begitu memabukkan. Keduanya memiliki keleb...
Part 1
Depuis le début
