Part 6

9 3 0
                                    

Dari sejak adegan itu sikapku sedikit menjauh dari Jin Hyuk, terkecuali dalam melakukan take. Mungkin dia juga merasa aku menjauhinya. Aku menyeruput milky green tea yang dibawa Eun Hye dan menyantap nasi box yang kudapat dari truk makanan. Kali ini aku tidak membawa bekal dari rumah, karena memang aku tidak sempat memasaknya.

"Na ra, sepertinya aku tidak melihat Jin Hyuk dari siang." Eun Hye memainkan ponselnya.

"Muoet?"

"Apa sekarang dia tidak ada take?"

"Sepertinya kau sangat perhatian padanya."

"Aniyo... Dia orangnya asyik untuk diajak bicara, wajar kalau aku bertanya keberadaannya. Karena aku sering berkomunikasi dengannya." Eun Hye tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

"Sejak kapan kalian sangat akrab?" Aku masih mengunyah makanan.

"Sejak drama fated to love you." Aku tersedak mendengar ucapan Eun Hye, tak kusangka dia sudah lama mengenal Jin Hyuk. Namun aku berusaha biasa lagi dihadapannya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa antara aku dengan Jin Hyuk.

"Kau menyukainya?" Tanyaku.

Eun Hye tertawa mendengar pertanyaanku yang mungkin menurutnya lucu.

"Kau ini aneh, aku sudah menganggap dia sebagai oppaku. Dia sangat care dan menyukai anak kecil, kebetulan dirumahku ada adikku, dia suka memberikan sesatu untuk adikku." Aku hanya terdiam mendengar pemaparannya.

Waktu sudah menunjukan pukul 18.45 pm, sosok Jin Hyuk belum ada ditempat kami melakukan syuting drama thriller. Awalnya aku nampak cuek, tapi kenapa saat ini kondisi hati ini berubah 180°. Aku merasa rindu pada sosok tubuh tinggi dan mempunyai mata tersenyum, padahal hampir tiap hari aku bertemu dengannya. Hanya hari ini saja volume pertemuanku dengannya sedikit. Terlebih dia menghilang dari lokasi sejak tadi siang. Hatiku mulai bertanya-tanya, Kemana perginya Jin Hyuk?

Disela-sela waktu break aku pergi keluar menuju tempat parkir mobil. Nampak mobilnya terparkir dideretan mobil yang lain, aku masih penasaran kemana dia pergi. Aku membuka aplikasi pesan singkat, dan ku tanya keberadaanya. Sebenarnya aku tidak mau melakukan itu, hanya saja hati kecil terus berbicara bahwa aku harus menemukannya. Tak lama dia membalas pesanku, dia mengirim gambar lokasi tempat dimana dia berada. Aku terheran, kenapa dia ada disana? Bersama siapa dia kesana? Tanpa pikir panjang aku memasuki mobil dan kutancap gas menuju alamat yang dimaksud.

Aku memasuki bangunan rumah yang mirip dengan panti asuhan, diluar terlihat sepi. Kucoba memasuki rumah itu, namun tak kudapati sosok Jin Hyuk atau siapapun. Kulangkahkan kaki menuju tiap sudut ruangan sambil sesekali kuperhatikan bagian-bagian ruangan itu. Kucoba menelpon Jin Hyuk, namun kali ini ponselnya tidak aktif. Aku terus melangkahkan kaki sambil membuka pintu setiap ruangannya, namun tak kudapati Jin Hyuk. Aku mulai panik dan gelisah, keringatpun menetes dipelipis, tidak mungkin dia membohongiku. Sampai pada akhirnya aku melihat pintu disudut ruangan, perlahan aku mendekatinya dan kubuka pintunya. Aku terkejut melihat Jin Hyuk sedang bersama puluhan anak-anak panti asuhan, dia sedang bercerita didepan anak-anak sambil menggendong bayi yang seusia dengan Hyu Ri dan aku terharu melihatnya.

"Permaisuri." Terdengar seorang anak perempuan berbaju merah berkata sambil menunjuk kearahku, spontan semua mata tertuju padaku begitupun dengan Jin Hyuk. Mungkin mereka memanggilku permaisuri karena terbawa alur cerita dramaku sebagai permaisuri Oh Sunny dan kebetulan aku memakai hanbok berwarna hijau tosca. Aku tersenyum dan melambaikan tangan pada mereka sambil menyeka air mata. Kulihat Jin Hyuk memberikan bayi yang digendongnya pada pengasuh panti dan dia menghampiriku.

"Noona, kukira kau tidak kemari."

"Kenapa kau pergi sangat lama?" Air mataku semakin deras mengalir, padahal aku berusaha menahannya, tapi kenyataannya sulit.

"Aku sudah punya janji dengan anak-anak, tadi siang aku mengajaknya makan dan bermain, jika aku tidak datang mereka akan kecewa." Jin Hyuk mengangkat wajahku dan menyeka air mataku, rupanya air mata ini enggan untuk berhenti. Lalu dia menarikku kedalam pelukannya. Dia mencoba menenangkanku.

***

"Kau suka mengunjungi panti itu?"

"Ne."

"Sejak kapan?" Aku penasaran.

"Sudah satu tahun lalu." Dia menjawab singkat sambil matanya masih tertuju kedepan. Aku hanya manggut-manggut sambil berkata dalam hati. Aku tidak menyangka selain dia pandai merawat diri dia juga senang berbagi dengan sesama. Mataku sesekali meliriknya.

"Noona, kenapa kau mencariku?"

"Nn... aku tadinya mencari sesuatu, makanya aku keluar." Aku sedikit berbohong.

"Apakah kau sudah menemukannya?"

"Emmh.. Lupakan, lebih baik kita langsung ke lokasi, aku tidak mau menunggu lama." Wajahku sepertinya memerah, Jin Hyuk sempat memperhatikan dan dia tersenyum.

---
Apakah ini awal yang baik?
Jadilah pembaca yang bijak ya...

Saranghae NoonaWhere stories live. Discover now