Berbeda dengan Felda dan Lala. Mereka memilih untuk menggunakan bus kota untuk pulang sekolah. Alasan mereka menggunakan transportasi umum ialah agar mereka bisa bebas menentukan kapan mereka ingin pulang sekolah.

"Fel, kamu udah gak deket lagi ya sama Aidan?" Lala tiba tiba bertanya kepada Felda saat mereka berdua berjalan menyusuri koridor sekolah.

"Hmm? Gak deket gimana maksudnya?" jujur, Felda kaget Lala bisa tahu dengan hal ini. Sebelumnya Felda belum pernah bercerita kepada siapapun akan kerenggangannya dengan Aidan.

"Gak usah ditutupin deh Fel. Kemarin waktu kamu ketemu sama Aidan ketauan kok. Kamu kayak ogah ogah an gitu ngeliat Aidan. Kenapa sih emang? Kenapa kamu ga cerita ke kita"

Felda sejenak berpikir, apa ia harus bercerita kepada Lala atau tidak. Felda hanya takut jika ia bercerita kepada teman temannya malah akan menimbulkan masalah baru. Seperti jika teman temannya akan melabrak Aidan mungkin? Hal itu bisa saja terjadi. Apalagi teman temannya ini tidak ada takut takutnya jika disuruh untuk melabrak orang jika memang orang itu salah. Dan Felda yakin, teman temannya tidak akan memandang Felda benar atau salah. Yang pasti, Felda yang akan dibela.

"Iya deh, nanti aku di halte cerita ke kamu" jawab Felda akhirnya.

Felda dan Lala sudah duduk di halte menunggu bis yang akan mengantarkan mereka pulang datang. Felda juga sudah cerita semua hal tentang dirinya dan Aidan. Felda menceritakan kepada Lala kekecewaannya kepada Aidan. Semua yang ada dibenaknnya akhirnya ia katakana.

"Kenapa ga cerita dari kemarin kemarin sih Fel? Kalau kita tau kamu sama Aidan udah canggung kayak gini, kita gak akan datengin Aidan ke hari ulang tahunmu kemarin. Sekarang malah kamunya yang makin kepikiran gara gara ada Aidan kemarin"

"santai aja kali La, malah karna ada Aidan kemarin aku bisa belajar buat bersikap biasa kalau ketemu dia." Ucap Felda sambil tersenyum.

"gak usah sok tegar gitu deh Fel. Pokoknya mulai sekarang kalau ada apa apa cerita ke kita. Jangan mendem kayak gitu sendirian. Nanti bisa stress lo." Felda hanya tertawa mendengar ucapan temannya barusan. Entah kenapa sekarang Felda merasa lebih lega. Seperti beberapa beban yang ada di pundaknya hilang. Mungkin benar apa yang dikata orang orang. Ada kalanya kita berbagi cerita jika kita memang sudah tidak kuat memikul masalah sendiri. Mungkin saran dari pendengarmu itu akan membantu menghilangkan beban yang kita pikul.

Tak lama akhirnya bis yang ditunggu datang. Tak membutuhkan waktu lama, Felda dan Lala langsung memasuki bus dan langsung menduduki salah satu tempat duuduk yang kosong sebelum tempat duduk akan dipenuhi oleh siswa siswa yang menunggu bis bersama Lala dan Felda.


***


Kenaikan semester akan segera datang. Ujian akhir semester sudah dilalui murid murid SMA Permata Harapan seminggu yang lalu.dan kini murid murid hanya memiliki kegiatan classmeet disekolah. Tidak ada pelajaran satu hari full dikarnakan ujian akhir semester sudah terlewat.

Felda, Lala,Safira,Kayla, dan Zorna sudah duduk melingkar di salah satu kantin sekolah. Mereka tidak tertarik menonton pertandingan classmeet yang diadakan OSIS sekolahnya. Mereka tidak ingin berdiri panas panasan.

"Aduh, hasil rapor bakal gimana ya. Aku kok rada gak yakin sama nilaiku." Zorna membuka pembicaraan yang sangat dibenci oleh teman temannya ini.

"Haduh Zor! Ngapain dibahas sih. Orang dari kemaren ga mau mikirin itu sekarang malah diingetin." Kayla menganggapi dengan omelannya.

"Kamu aja ga yakin. Apalagi kita" giliran Safira yang berucap.

Sekedar informasi, Zorna adalah anak yang paling pintar diantara mereka berlima. Jika ia memiliki waktu luang, secara otomatis ia akan membaca buku ensiklopedia yang selalu dipinjamnya dari perpus sekolah. Gak heran kalau ia dijuluki sebagai ensiklopedia berjalan oleh teman temannya.

Seketika Felda langsung memikirkan hal itu. Nilai UAS nya kemaren jauh dari kata sempurna. Ia mendapat nilai dibawah kkm sebanyak 9 mata pelajaran. Sebelumnya ia tidak pernah mendapatkan nilai sejelek ini. Dari TK sampai SMP ia selalu mendapat peringkat 5 besar di kelasnya. Jadi, karena hal ini terkadang membuatnya merasa frustasi.

"Woy Fel! Ngelamun aja. Liat tuh baksomu dihinggapi lalat." Lagi lagi Lala yang menyadari ketika Felda melamun. Felda hanya menanggapi dengan senyuman.


***


iya iya aku tau ini sangat teramat membosankan *cry* tapi tunggu aja deh ya bab selanjutnya. bakal ada kejutaaannn *party* JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT TEMAN TEMAN *kissbye*

Second ChanceOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz