BAB 2

439 75 2
                                    

hey hey ketemu aku lagiii. mumpung lagi rajin nulis jadi rada cepet updatenya hehe. buat semua yang baca jangan lupa vote sama comment ya. i'll aappreciate it:)



Kantin sekolah siang ini lebih ramai dari biasanya. Mungkin karena hari ini hari Jumat, banyak yang tidak membawa bekal karena jam sekolah saat hari Jumat lebih pendek dari biasanya. Begitu juga dengan Felda dan teman temannya. Mereka juga tidak membawa bekalnya masing masing. Dan sekarang mereka sudah duduk melingkar di salah satu meja bundar di kantin sekolah.

Makanan yang mereka pesan masing masing masing sudah ada di hadapan mereka. Tapi tentu saja, waktu untuk mengobrol jauh lebih lama dari pada waktu untuk makan.

"Eh Fel, gimana kemarin? Senang gak kita datengin Aidan?" Kayla yang membahasnya duluan.

"Pasti seneng dong. Iya gak Fel?" Zorna menanggapi.

Felda jadi teringat lagi kejadian kemarin. Dari semalam ia terus saja memikirkannya. Susah payah ia melupakan pertemuannya dengan Aidan kemarin. Tapi teman temannya ini malah mengingatkannya lagi. Jika Felda boleh jujur, ia akan memilih untuk tidak bertemu dengan Aidan. Bertemu dengannya malah akan membuat Felda kesulitan untuk melupakan Aidan. Tapi jika Felda bicara seperti itu, pasti akan membuat teman temannya kecewa dan menyesal. Terkadang berbohong iitu lebih baik bukan?

"Iya sih hehehe. Makasih ya. Kalian emang terbaik" akhirnya ucapan itu yang keluar dari mulut Felda.

Kemarin saat perayaan yang dilakukan oleh keempat temannya itu, Aidan melakukan hal hal yang sangat manis. Membuatnya lupa akan usahanya untuk melupakan Aidan. Saat itu Aidan membantu Felda untuk membersihkan kotoran yang menempel di mukanya. Dan saat itu pula, Felda hanya bisa mematung dan tidak bisa bicara apa apa.

Felda dan Aidan bersekolah di sekolah yang berbeda. Letaknya juga cukup jauh. Tapi, Aidan dan Felda sempat satu sekolah. Dan saat satu sekolah itu, Aidan dan Felda masih sangat dekat. Tidak sejauh sekarang.

Felda tau penyebabnya kenapa Aidan sudah jarang mengirim pesan kepadanya akhir akhir ini. Salah satu temannya yang sekarang satu sekolah dengan Aidan memberi tahu bahwa Aidan sedang dekat dengan salah satu anak perempuan yang sekarang satu kelas dengan Aidan. Felda sudah mengira ini akan terjadi. Dan Felda menerima ini semua karena Felda tau, ia bukan orang special bagi Aidan. Ia juga tidak berhak marah kepada Aidan jika ia mendekati permpuan lain. Felda hanya bisa pasrah, pasrah, dan pasrah.

"Eh udah ih bahas Aidannya. Buruan habisin makanan kalian. Bentar lagi udah mau bel nih." Akhirnya Lala memotonng pembicaraan yang sangat menyiksa Felda ini. Sebuah kebetulan atau memang Lala peka akan apa yang dipikirkan Felda? Entahlah.


***


Akhirnya suara bel diakhir pelajaran yang sudah dinanti nanti semua murid dan guru guru bordering. Tidak membutuhkan waktu lama, semua seisi kelas langsung berhamburan mengeluarkan ruangan.

Safira seperti biasa, sudah meninggalkan kelas dan langsung menuju koridor untuk bertemu dengan Randy, pacarnya. Mereka sudah menjalin hubungan hampir 2 tahun lamanya. Sudah menjadi kebiasaan juga Randy mengantar jemput Safira sekolah. Diantara mereka berlima, hanya Safira yang tidak memiliki status jomblo. Mengenaskan memang.

Zorna dan Kayla juga langsung bergegas pergi ke lobby sekolah untuk menunggu jemputannya datang. Mereka berdua biasa diantar dan dijemput oleh orang tua mereka. Tidak heran jika Felda dan teman temannya sudah akrab dengan orang tua Zorna dan Kayla.

Second ChanceWhere stories live. Discover now