Atsushi dan [Name] hanya berjalan pelan mengikuti langkah Dazai dari belakang sangking gelapnya gudang yang mereka masuki. Tak ada penerangan dari cahaya lampu juga membuat [Name] hanya bisa mengandalkan penerangan dari cahaya bulan malam yang saat itu memang sangat terang.

"Kau kenapa, Yurika-chan? Mau ku gendong?" Tanya Dazai dengan berbaik hatinya menawarkan jasa mengangkut seorang gadis pada [Name].

Jika saja Dazai berperilaku lebih baik saat menawarkan, mungkin perutnya tidak akan terkena tonjokan maut dari tangan mulus [Name] saat ini.

"Dari dulu, tanganmu memang sangat bertenaga. Aku rela kalau kau selalu melakukan hal ini padaku~"

Terpesona? Tentu saja tidak. Malah [Name] sepertinya merasa jijik dengan mahluk yang suka bundir itu.

Dengan tampang tidak bersalah, bagaimana bisa ia mengatakan hal semudah itu untuk dibunuh? [Name] masih saja tidak habis pikir dengan mahluk jenius yang pernah ia temui kedua setelah Ranpo.

'Sepertinya, orang jenius itu adalah kumpulan orang bodoh dari dunia lain.' -[Name]2k20

"Baiklah~ Kalau begitu, Atsushi-kun duduk di sana ya~" Dazai menunjuk salah satu box yang ada di gudang untuk menyuruh Atsushi duduk. Tentu saja Atsushi tanpa pikir panjang akan menurutinya.

"Bagus, sudah sesuai dengan cerita." [Name] bergumam yang tanpa sadar membuat Dazai tepat di sebelahnya mendengar hal apa yang [Name] katakan. Dazai berpikir, mungkin [Name] sengaja membuat kata-katanya dapat didengar olehnya.

"'Sudah sesuai dengan cerita'? Apa maksudmu, Yurika-chan?"

[Name] terkejut bukan main saat mendengar Dazai bertanya tentang apa yang barusan ia gumamkan. [Name] berpikir mungkin saja Dazai adalah seorang cenayang sangking jeniusnya, padahal hal itu akibat dari mulutnya sendiri yang bersuara tanpa diminta.

"Lupakan aja. Aku juga tidak tau apa yang barusan aku pikirkan. Terlebih lagi, sudah berapa kali ku katakan kalau aku bukan 'Yurika-chan' yang kau kenal, baka Dazai!"

"Tapi kau memang 'Yurika' walau aku tidak mengenalmu, bukan?"

Sudah cukup, [Name] lelah menghadapi ini semua. Jika perdebatan ini terus berlanjut, sudah bisa dipastikan bahwa dirinya pasti akan pingsan karena sudah memaksakan otaknya berpikir agar bisa setara dengan pemikiran orang jenius.

[Name] berjalan pelan untuk duduk tepat disebelah Atsushi duduk.

Baru saja [Name] sampai tepat di depan box, seorang Dazai Osamu tiba-tiba saja menggendongnya ala bridal style dan membawanya menjauh dari Atsushi.

Sebenarnya, Atsushi ingin bertanya. Namun karena kelihatannya sangat tidak mendukung untuk berbicara itulah yang membuat Atsushi mengurungkan niatnya untuk bertanya.

"A, Apa yang kau lakukan?! Lepaskan aku, dasar maniak bundir playboy mesum!"

Jleb!

Kata-kata [Name] barusan seperti sebuah panah yang menusuk tepat di jantungnya sekarang. Dazai merasa terluka walau tidak berdarah. Bagaimana bisa seseorang yang ia sukai sejak lama bisa mengatakan hal itu dengan mudah? Pikir Dazai. Walau yang ia gendong saat ini adalah orang lain yang mirip dengan seseorang.

"Yurika-chan, kata-katamu barusan sudah bisa melukai lubuk hatiku yang paling dalam." Dazai berujar alay.

"Ya makanya lepasin dong!"

"Tapi aku tidak bisa melakukan itu. Kau harus duduk di sebelahku agar aku bisa lebih tenang untuk melindungimu."

[Name] terdiam, mematung, dan tak dapat berkata apa-apa lagi.

Apa dia sadar kalau Atsushi adalah orang yang ia cari? Kalau dipikirkan lagi, mungkin saja Dazai memang sudah menyadarinya sejak awal.

Betapa bodohnya [Name] hingga ia tidak mengetahui kalau orang yang ia hadapi sekarang adalah Dazai Osamu, orang jenius kedua setelah Edogawa Ranpo.

"[Name] bodoh, bagaimana bisa kau bisa lupa tentang Dazai?"

"Lupa tentang apa, 'sayang'~?"

[Name] terkejut karena kedua kalinya Dazai berhasil menguping gumaman tak jelasnya. Berterima kasihlah pada mulutmu [Name] karena sudah membuat dirimu seperti orang bodoh saat berbicara sendiri.

"L, Lupakan aja apa yang ku katakan barusan!"

Dazai hanya terkekeh pelan saat melihat [Name] gugup. Menggoda [Name] mungkin akan menjadi kebiasaannya mulai hari ini. Karena Dazai sepertinya sangat suka sekali melihat wajah malu [Name], biarpun dengan orang yang berbeda.

Dazai meletakkan [Name] perlahan di atas salah satu box lalu duduk tepat di sebelah [Name]. Dengan berpose keren saat membaca buku terbalik yang ada di anime, [Name] terkagum melihat keindahan yang ada di dalam diri Dazai.

'Bisa-bisanya aku terkagum dengan seorang manusia yang ingin melawak karena membaca buku terbalik.'

[Name] melirik dimana Atsushi berada. Ia tidak tega jika harus menjauh dari Atsushi yang akan berubah menjadi manusia harimau putih sebentar lagi.

"Atsushi-kun, kau tak apa?" Tanya [Name] memberanikan diri untuk bertanya pada Atsushi yang masih diam mematung.

"Aku tak apa. Mungkin, aku hanya penasaran dengan [Name]-san yang tidak ikut kena umpan sepertiku."

Oke, [Name] sudah tidak tahan melihat ekspresi menyedihkan Atsushi. Ingin rasanya [Name] beranjak dari duduknya jika tangan Dazai tidak menahan bahunya.

"Karena kau yang tau tentang harimau itu, mungkin saja kau bisa menjadi umpan yang bagus walau hanya sendiri. Aku juga tidak ingin membuat pihak luar menjadi korban karena sudah mempercayakan keselamatan dirinya padamu yang tak tau apa-apa."

'K, Kata-katanya tajem banget! Ga bisa disaring lagi apa?!' [Name] menjerit dalam hati ketika menyadari Dazai sudah memasuki mode serius. 'Rupanya, orang jenius kalau lagi serius selalu menyeramkan.'

Atsushi hanya dapat tertawa hambar untuk menanggapi. Sekarang ia sudah bisa mulai mengerti kenapa Dazai sangat ingin menjauhkan [Name] dari dirinya.

'Duh, aku ga tega. Itu anak orang, jangan dibuat mewek napa?' batin [Name] melirik Dazai tajam, sedangkan yang dilirik malah masih senyam-senyum tidak jelas pada orang yang meliriknya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

.

To be continue ....

✨ 30 vote = Next
Maafkan daku yang ingin mempersulit kalian. Kalo Resa ga giniin bisa aja Resa bikin berdebu nih buk 😭

1347 word

Resada_Akarika

Sabtu, 15 Agustus 2020

[ ⏸️ ] Reincarnation [Bungou Stray Dogs X Reader]Where stories live. Discover now