22 : Masih temen kan?

333 55 19
                                    

"Loh Bunda..."

"Kok kesini gak bilang - bilang?!"


"Kamu tuh ya, katanya mau telfon Bunda balik?? tapi apa?? udah Bunda tunggu tungguin! tapi gak di telfon telfon?! ini anak bener bener ya!" Kata Bunda langsung menjewer pelan telinga kiri Yohan sampai laki - laki itu mengaduh sakit.

"ADUH SAKIT BUNDAAAA! AMPUNNN! LEPAAS!"


"Untung Bunda ketemu mbak mbak tetangga kamu nih, abis turun angkot Bunda tuh lupa sama jalan kosan kamu. Di telfonin buat dimintain alamat, tapi gak diangkat! Untung dia kenal kamu! Kalo enggak, nyasar nih Bunda!"


"Duh, Bunda jangan marah marah mulu...apa tidak ingat punya darah tinggi??"

"YOHAN?!" Bentak Bunda tak terima.


Yohan langsung bungkam, ia mengusap wajahnya kasar karena menyadari dirinya salah ngomong barusan. Buru - buru ia menenangkan Bundanya lalu mengajak masuk, "Yuk masuk dulu masuk.... marahnya di dalem aja...nanti diliat tetangga..."




"Ago mana Yohan?" Tanya Bunda sambil memperhatikan seisi ruang tamu kos mereka. 

"Masih ada kelas Bunda..."

"Tetangga - tetangga mu yang pernah main kerumah kemana juga?" tanya Bunda lagi.

"Lagi kelas juga Bunda...."



"Kenapa kamu gak kelas juga Yohan? kamu bolos?!" Tuduh Bunda lagi.

Yohan menghela nafasnya panjang, ia benar - benar harus sabar dengan Bundanya. "Ada kelas pengganti nanti Bundaa..."

Bunda mengangguk anggukan kepalanya mengerti, kini netranya mengeksplor isi kulkas milik Yohan dan Ago. "Yaampun, kosong melompong! Cuma ada mie goreng dua, kalian ini makannya gimana hah?"


"Beli di wateg deket kampus Bun, sama minta bang Pandu."

Bunda menggeleng gelengkan kepalanya merasa prihatin, "Kasian itu Pandu, disusahin kamu dan Ago!"

"Kan gak sering sering Bunda..."


"Pandu mana? sini Bunda mau ngomong sama dia, mau bilangin jangan mau disusahin sama Yohan...ADUH YOHAN INI APA?!?! KAMU NYIMPEN APA?!?!" Ucap Bunda histeris sambil menenteng satu botol alhohol di tangan kanannya.

"Bukan punya Yohan Bun! Temen Yohan nitip kesini!" Balas Yohan setengah panik, karena itu memang bukan miliknya, milik bang Bret. Tapi mana mungkin Bundanya percaya?! karena Yohan selalu salah didepan mata Bunda?! 


"YOHA--"

Yohan menghela nafasnya kasar karena merasa capek sedari tadi selalu salah dimata sang Bunda."Bun, dengerin Yohan dulu." 

"Maaf kalo Yohan gak ngabarin Bunda selama ngekos, bukannya Yohan lupain Bunda-- mana bisa sih Yohan lupain Bunda? tapi Yohan bener - bener disibukkin tugas, maaf buat Bunda khawatir, maaf buat Bunda nunggu, maaf buat Bunda marah - marah akan kelalaian Yohan sebagai anak, maaf enggak bisa disamping Bunda disaat kesepian, maaf enggak megang handphone disaat Bunda butuh Yohan, Yohan minta maaf..."

ANKOS ㅡ ANAK KOSTAN! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang