2. Extraordinary Mind

1.4K 254 71
                                    

Gun sudah berada di Bangkok selama seminggu dan hal yang selalu ia pikirkan sebelum tidur di malam hari adalah rumahnya di London. Rumah yang besar, dengan kolam renang indoor, bar pribadi dan pantri yang penuh dengan makanan ringan.

Sekarang rumah itu sudah disita oleh bank, dan Gun tidak tahu apakah ia bisa kembali ke rumah itu atau tidak.

Selain itu, ia juga merindukan London.

Rindu berjalan keliling London pada malam hari. Ia selalu melakukannya saat masih tinggal di sana. Itu sungguh menyenangkan, dia tidak akan pernah bosan dengan London. Selalu ada sesuatu yang baru. Salah satu hal yang paling Gun sukai dari tinggal London, selain dari jalan-jalan yang menyenangkan di tepi sungai saat malam hari, adalah karena banyaknya atraksi yang diadakan setiap libur Nasional.

Ia juga senang dengan fakta bahwa ia tinggal di kota yang sama dengan Harry Potter.

Di mana Diagon Alley berada, di mana para penyihir-penyihir itu membeli tongkat dan barang-barang sihir? Itu di London, dan jika kalian ingin masuk ke Kementerian Sihir, kalian menghilang di bawah kotak telepon London. Kereta untuk Ke Hogwarts berangkat dari King's Cross, bukan Bangkok Railway Station.

Salah satu perubahan yang paling terasa dalam hidupnya setelah ia pindah ke Bangkok adalah kehadiran seorang Off Jumpol dalam dunianya. Pria itu adalah sebuah anomali, enigma dari teka-teki. Dari caranya bicara dengan Tay, Gun tahu ia adalah orang yang mendominasi, tidak sabaran, beremosi dingin, dengan keahlian mengamati dan pikiran yang sempurna.

Gun sudah memperhatikannya selama seminggu.

Off tidak memiliki teman lain selain Tay. Dan pria itu akan berteriak kesenangan setiap kali menerima telepon, lalu ia akan pergi keluar rumah tidak peduli jam berapa pun itu. Saat tidak pergi keluar, ia akan duduk di atas sofa dan menonton televisi, lalu menjelek-jelekan film yang ia tonton jika film itu tidak sejalan dengan yang ada di dalam pikirannya.

Segala sesuatu tentangnya sangat menarik dan misterius sehingga Gun ingin tahu lebih banyak.

Dihari pertamanya masuk kampus, Gun salah memilih baju. Ia mengenakan coat, dan juga dalaman lengan panjang serta topi beret. Ia lupa kalau Bangkok itu panas, terlalu panas untuknya menggunakan coat dan beret.

Gedung kampus Gun berjarak cukup jauh dari gedung kampus Tay dan Off. Tay berada jurusan kedokteran dan Off berada di jurusan sains sehingga gedung mereka otomatis berdekatan.

Kelas pertamanya di kampus barunya berjalan dengan lancar. Ia memperkenalkan diri, mengejar ketertinggalannya dan mencoba untuk mencari teman baru, tapi sepertinya sulit baginya untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang lebih asik dengan handphone mereka.

Gun baru saja keluar dari dalam kelas saat seseorang memanggilnya, "Hei, Beret Boy."

Ia menolehkan kepalanya dan menemukan beberapa pria yang berdiri di depan kelasnya. Salah satu dari mereka menghampiri Gun. "Kudengar kau pindahan dari London."

"Iya." Gun menjawab.

"Boleh aku minta nomor handphonemu?"

Gun memiringkan kepalanya ke samping, "Uh, maaf?"

"Nomor handphonemu." Pria itu mengulanginya lagi. "

"Maaf, tapi aku tidak bisa memberikan nomor handphoneku pada orang yang tidak aku kenal." Ucap Gun.

Ia memutar tubuhnya dan kembali berjalan, namun Pak menyusulnya dan di berdiri depannya. "Aku Pak. Aku berada di jurusan kedokteran. Mahasiswa semester 3. Dan pria paling tampan serta populer di kampus ini." Ia memperkenalkan dirinya seraya mengulurkan tangannya, "Namamu siapa, Beret Boy?"

A Study In Off JumpolWhere stories live. Discover now