Bukan hanya sekali, lebih dari kali kedua mereka bertengkar. Berbicara dengan penuh perdebatan dan emosional, saling meneriaki satu sama lain, berakhir dengan submissive yang menangis dan pergi.
Jaehyun mengerti dengan sangat banyak bahwa ini masih lagi-lagi kesalahan yang berasal darinya, ia hanya tidak mengerti bagaimana Taeyong cukup marah dengan kecemburuannya.
benar, hanya karena cemburu mereka bertengkar.
hanya karna larangan bertemu dengan lelaki lain mereka berpisah.
"aku.tidak.seperti.apa.yang.kamu.katakan?!"
"lalu apa? aku sudah berulang kali membicarakan hal ini, aku begitu benci jika hal yang aku larang begitu teracuhi, bahkan itu hanya satu—tidak berdekatan dengan pria manapun..."
"bagaimana bisa Jaehyun? aku punya pekerjaan yang setiap harinya menuntut aku bertemu klien dengan latar belakang boss besar sebuah perusahaan yang tentu saja semuanya adalah laki-laki..bagaimana bisa aku mengurangi frekuensi pertemuanku dengan mereka, bahkan—bahkan yang paling mungkin kamu inginkan tidak pernah bertemu dengan lelaki manapun kecuali kamu?!"
"—ya, maka dari itu aku memintamu dengan sangat untuk berhentilah bekerja, aku sangat mampu memberimu segala hal yang kamu inginkan dan kamu butuhkan. kamu cukup mencintaiku, menungguku dirumah, mengandung anak-anakku, tidak ada yang lebih penting selain itu..."
Mata bulat itu membesar, lalu mengecil dengan spontan, beberapa detik kemudian tampak berair dan berkaca-kaca. perubahan emosional yang sangat ketara.
"Kau selalu begini, hiduplah dengan keegoisanmu."
Dia melangkah pergi. Meninggalkan.
"aku hanya terlalu mencintaimu, yongie—" Yang satunya merasakan perih, kalut yang mendalam dengan perasaan ingin mati yang besar.
✍🏻
"ini sudah minggu kedua, kau bisa kembali ke sangkarmu yang penuh cinta itu..."
laki-laki jangkung yang seharusnya terlihat sangat jantan namun sebenarnya adalah lelaki manis dengan gigi kelinci yang selalu optimis itu menyandar di bibir pintu, menatap penuh penyesalan sahabatnya yang tampak mengenaskan.
"aku merasa sulit, sepertinya memang harus berakhir."
"kau hanya sedang kalut, kau tidak hanya menyakiti dirinya—kau tampak sangat menyedihkan yang berarti kau juga berhasil menyakiti dirimu sendiri. jangan egois, ini hanya salah paham dan kurangnya komunikasi. kau tau, penyelesaian terbaik adalah bercinta sembari berbicara, ketika kau mendesah dia akan memulai topic pembicaraan, dan ketika dia menggeram disanalah giliranmu menyampaikan kemarahan..."
"kau—kau sangat menjijikan doy"
Tersenyum kecil dan simpul, sedikit vulgar dan cabul tapi itu adalah cara bagaimana dia selalu berhasil menangani kecemburuan Johnny seo padanya.
"tidak masalah, selagi itu berhasil aku tidak keberatan dengan pandangan matamu yang super menyebalkan itu."
Bibir yang lebih kecil mencebik pilu, memikirkan dengan sangat banyak omongan yang sejujurnya tidak masuk akal tapi membuat tangannya berkali-kali mengepal—mencoba mengambil keputusan apakah saran doy kali ini benar.
"dia selalu cemburu padaku doy,"
"aku tahu..."
"dia melarangku berdekatan dengan pria manapun."
"dia hanya terlalu mencintaimu—"
"dia melarangku bekerja, dia terlalu sepele dengan segala kehormatanku."
"dia tidak bermaksud begitu..."
"sejujurnya aku rindu..."
"semua orang tahu itu..."
Tangisnya pecah tanpa bisa ditahan. tersedu-sedu yang sangat pilu, raungannya menyayat hati. segala emosi yang tercampur aduk yang berhasil membuat sahabatnya yang melihatnya bahkan ikut merasa , "bayi kecil kami kini sudah sangat dewasa"
Jemari si lelaki kelinci diam-diam berkhianat, menekan-nekan angka di layar. menjauh dengan langkah kecil, berusaha memelankan suara ketika panggilan yang diharapkan tersambung pada seseorang di sebrang sana.
"kau bisa datang, dia sepertinya sudah menyadari..."
"terima kasih doy..."
"kamar yang paling atas Jaehyun. dan juga—tolong beri tahu suamiku aku menunggunya di hotel yang biasa..."
✍🏻
Begitu Jung Jaehyun datang, dia disambut dengan sebuah pelukan dan isakan. perasaannya tidak begitu baik namun jauh lebih baik. mendapati Taeyong dalam pelukannya semakin membuat semuanya lebih baik.
"maafkan aku, aku sungguh hanya terlalu cemburu, aku terlalu egois dengan mempertanyakan pekerjaanmu, aku begitu sombong dengan egoku, tapi aku tidak pernah sekalipun berniat merendahkan harga dirimu, aku hanya takut—takut yang sangat takut kamu meninggalkanku dan pergi dengan lelaki baru. sungguh kumohon maafkan aku, maafkan lelakimu ini Taeyong."
"Jaehyun?"
"Jaehyunie?"
"Jeffrey"
"jangan katakan apapun lagi, aku tidak pernah mengatakan ini pada siapapun. tapi kurasa kau perlu mendengarnya, aku milikmu...milikmu..milikmu.."
(yeah)
....
"mine,"
"yours..."
satu kata yang sangat bermakna dan sangat mempengaruhi.
beginilah cara orang dewasa menyelesaikan masalah, dengan obrolan basa-basi yang sebenarnya adalah gerbang menuju sebuah tuntutan kehangatan yang dipinta sang dominant.
"please be gentle jaehyunie—ah!"
tbc✍🏻
gabut tapi tidak berseni ya begini, menyapa kalian deh intinya h3h3
YOU ARE READING
UN COLPO [JAEYONG] ✔
Fanfiction[Jaeyong Area] #Shortfict Collection •[WARN!] • BxB || YAOI || Boyslove • @interesteew • Written by Ell Start : 140219 End : -
![UN COLPO [JAEYONG] ✔](https://img.wattpad.com/cover/178255151-64-k434326.jpg)