MCB 02

1K 75 2
                                    

Naya menoleh saat mendengar suara pintu tokonya terbuka, dan ia pun tersenyum menyambut pelanggan nya.

Gadis itu mantap bingung pria yang memasuki tokonya, sebab pria itu hanya diam, hingga ia itu mengeluarkan suaranya.

"Selamat datang," ucap Naya ramah dan terus mempertahankan senyumannya.

Pria yang sedari tadi diam itu pun tersadar, dan mulai melangkahkan kakinya mendekati Naya.
.
.
.

"Jadi kekasihku," ucap Sehun dengan muka datarnya.

Sehun tidak langsung mendapat respon dari sang gadis tapi ia dapat melihat perubahan dari raut wajah gadis tersebut, yang awalnya tersenyum kini berubah menjadi raut wajah yang sulit diartikan. Sehun tidak peduli, yang ia inginkan hanya menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya.

Belum ada respon apa-apa dari gadis tersebut, hingga. "Kau gila," ucap sang gadis menatap pria di depannya itu tidak percaya.

Ya Sehun memang gila, dan gadis yang di depannya sekarang inilah yang membuatnya gila.

Tanpa menghiraukan perkataan sang gadis. Sehun kembali berkata "mulai besok aku akan sering mengunjungi mu."

Setelah mengatakan itu Sehun langsung melangkah keluar toko, meninggalkan sang gadis yang menatap kepergiannya dengan wajah bingungnya.
.
.
.

Sejak kepergian pria asing itu Naya menjadi banyak melamun. Ia terus memikirkan setiap perkataan yang keluar dari mulut pria aneh itu.

"Arghh, aku bisa gila," keluh Naya seraya mengacak-acak rambutnya.
"Ada apa dengan pria gila itu, aku bahkan tidak mengenalnya," monolognya pada dirinya sendiri.

Dari pada terus memikirkan perkataan pria itu Naya pun memilih menyibukkan diri, ia mengerjakan apapun yang bisa ia kerjakan, hingga tidak terasa waktu pulang pun tiba.

"Ah saatnya pulang, aku akan berendam air hangat saat tiba di rumah untuk menjernihkan pikiranku," ucapnya pada diri sendiri.

Setelah selesai menutup tokonya, Naya mulai melangkahkan kakinya menuju halte bus, jarak tokoh dengan rumahnya tidak terlalu jauh, tapi kalau ditempuh dengan jalan kaki cukup memakan waktu, jadi Naya memilih naik bus untuk sampai ke rumahnya.
.
.
.

Naya memasuki rumah yang sudah 2 tahun ini ia tempati, gadis itu hanya tinggal sendiri di Seoul, orang tuanya berada di Busan, tidak ada alasan khusus mengapa ia hanya tinggal sendiri di Seoul, gadis cantik itu hanya ingin hidup mandiri hingga memutuskan untuk merantau ke Seoul.

"Ouh, lelah sekali," keluhnya seraya melemparkan tubuh kecilnya di sofa ruang tamu. Naya memejamkan matanya sejenak, lalu kembali terbuka, ia memandang langit-langit ruangan itu. Pikirannya masih melayang layang tentang kejadian siang tadi.

"Ah baiklah saatnya menjernihkan pikiran," ucapnya mulai beranjak dari sofa menuju kamar mandi.

Butuh waktu 20 menit untuk gadis itu mandi. "Wah segarnya," ucap Naya seraya melangkah menuju lemari untuk mencari pakaian apa yang akan ia pakai.

Selesai berpakaian, Naya berjalan mendekati kasur, gadis itu mulai membaringkan tubuhnya.

"Oke Naya waktunya kau mengistirahatkan tubuhmu, berharap lah pada Tuhan agar esok harimu menyenangkan," monolognya pada diri sendiri sembari memejamkan matanya.

***

Naya mulai mengerjapkan matanya saat sinar mentari menyelinap masuk ke dalam kamarnya, ia mencoba membuka mata dan melirik ke samping untuk mencari ponselnya yang semalam ia letakkan di atas nakas.

Gadis itu mengecek ponselnya sebentar, "ah tidak ada satupun notif yang masuk," ucapnya lalu mulai beranjak untuk membersihkan diri, karna ia akan bekerja.

My Cold Boyfriend-OSH [Completed]Where stories live. Discover now