PROLOG

30 4 32
                                    

Hai...

Kenalin aku Anedra inesa Kuwil. Aku punya banyak nama panggilan dari mulai Ane, nedra, Ine, nesa, Kuwil, dan Ainil yang merupakan singkatan dari namaku. Aku lahir di Amsterdam, 10 Juni 2001. Di Sebuah ibu kota Belanda lebih tepatnya tempat kelahiran ibuku. Papaku bernama kusuma berasal dari Indonesia, dan ibuku bernama wilona. Makannya jangan heran jika dibelakang namaku ada istilah aneh yaitu KUWIL aku juga baru tau kalo ternyata itu singkatan nama mereka.

Aku lahir tanpa kehadiran ayah, bukan berarti ayahku sudah pergi meninggalkanku. Melainkan nenekku yang diamsterdam menginginkan aku untuk dilahirkan ditempat kelahiran ibuku. Papaku pun tidak bisa menolak, karena memang itu keinginan ibu. Tapi sayangnya ibu berangkat sendiri ditemani aku yang masih didalam perut.

Loh kemana papaku?
Papaku pekerja keras, kebetulan saat keberangkatan kebelanda. Papa ada projek besar yang bisa dikatakan itu bisa mengubah hidup kita menjadi orang berada. Ibupun tidak bisa memaksa papa, Karena hasilnya pun untuk keluarga kita sendiri.

Saat ini aku masih tinggal di Belanda. namun, besok aku akan berangkat keindonesia, untuk mengikuti seminar Islam yang kebetulan pematerinya temanku sendiri. Tapi aku tidak ditemani papa dan ibuku berhubung aku mengikuti seminar bertemakan Islam. Iya, keluargaku bukan beragama Islam. Entah sejak kapan aku mulai mengenal agama islam mulai dari peradaban, melihat sejarahnya dan sebagianya tanpa sepengetahuan keluargaku.

Entahlah aku masih bimbang tentang hidupku. Aku masih bingung pada agamaku, disatu sisi aku masih menyembah tuhan Yesus mengikuti keluargaku. Tapi disatu sisi juga aku dengan sembunyi-sembunyi melaksanakan ajaran ajaran Islam. Sebenernya dimana posisiku sebenarnya.

Awal aku mengenal Islam itu dari temenku kebetulan dia teman dekatku. Dia menghargai agamaku. Dia memakai jilbab berbeda denganku yang tanpa hijab dikepalaku. Aku sempat bertanya "kenapa kamu pake baju itu" baju yang dimaksud aku itu baju yang tertutup. Dia berkata "ini kemauan Rabb-ku, inipun untuk kebaikanku" , aku hanya mengangguk dan tidak mengindahkan kalimatnya, setau aku gerah juga pake baju yang kayak gitu.

Tapi esok aku akan mencoba memakai pakaian itu untuk mengikuti seminar nya.Dalam rangka menghargai antar agama.

Ada rasa takut untuk memulai hari besok. Apakah benar ini kemauanku?
Ah entahlah rasanya ada yang mendorongku untuk terus mengenal Islam lebih jauh. Rasanya hidupku jauh lebih damai dan tenang.

AINILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang