Aku sangat senang setiap mengingat apa yang dikatakan dokter kalau ada baby twins didalam perutku, dokter juga mengingatkanku untuk tidak beraktivitas berlebihan mengingat kandunganku yang masih muda juga diusiaku kehamilan sangat rentan keguguran.

🌱

"kelihatannya kamu senang sekali" kata mama saat melihatku memasuki area rumah dan mama membimbingku untuk duduk disalah satu sofa.

"Tentu saja karena didalam perut Gina ada twins" kataku antusias.

"Wah papa tidak sabar menunggu kelahiran cucu papa" kata papa yang muncul tiba-tiba membuat mama kesal.

"Mama senang mendengarnya, kamu tidak boleh banyak pikiran lagi yah" mama mengelus rambutku dan kulihat mama menitikkan air matanya sambil tersenyum bahagia.

Mama langsung memelukku sambil membisikkan  rasa syukur dan kalimat penyemangatnya untukku.

🌱

Hari ini ia tidak datang lagi padahal aku sangat ingin memberitahukan kabar gembira. Aku selalu menunggunya, mau ditelpon ia tidak angkat apalagi hanya sebuah pesan singkat jangankan balas dibaca saja aku sudah senang walau aku rasa itu tidak mungkin. Ia sangat sulit untuk di temui dan orang tuaku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu asalkan aku dan calon cucu mereka sehat selalu.

seperti hari-hari sebelumnya tetap sama sangat membosankan dan saat sebuah pesan dari mama menyuruku bersiap dan berkemas untuk liburan dan ia juga akan ikut dengan segera aku menyiapkan semua kebutuhan dan menunggu mereka di ruang tamu hingga beberapa saat aku terlelap.

Saat terbangun aku sudah ada dipenginapan sendirian entah kemana semua orang saat aku berbalik kekanan aku melihat makanan diatas nampan karena lapar aku langsung mengangkatnya dan memakannya hingga tandas. Setelah makan aku merasa ingin tidur lagi mungkin ini salah satu faktor kehamilan.

Besoknya aku terbangun dan lagi lagi aku sendiri atau aku memang sudah ditakdirkan selalu sendiri. Aku berjalan menuju balkon dan melihat ia sedang duduk bersama temannya tapi aku tidak ingat ada yang mengatakan padaku bahwa temannya juga ikut.

Aku berjalan menghampirinya sambil sesekali mengelus perutku dan tersenyum setiap mengingat perkataan dokter. Setelah aku sampai ia langsung berdiri berjalan menjauh

"Rean kamu kok mau pergi, Sini dulu" aku memanggilnya sebelum ia menjauh.

"Ada apa?" Tanyanya setelah sampai di hadapanku.

Setelah ia berdiri di hadapanku, aku meraih salah satu tangannya  ingin mengarahkannya ke perutku tapi dengan segera ia menarik tangannya dan berjalan menjauhiku.

"REAN"Aku terus berteriak memanggil namanya tapi ia tidak menghiraukan panggilanku.

Aku duduk terdiam dengan rasa sakit di hatiku. Bukan karna ia yang langsung pergi tapi karena raut wajah yang menunjukkan ketidaksukaan dan keengganan yang membuatku sakit hati.

Akhirnya aku tahu bagaimana rasanya saat seseorang secara tidak langsung menolakku dan kehamilanku walau ia pernah meminta maaf dan berjanji akan menerima kami. Rasanya lebih sakit dari membawa novel, rasanya lebih sakit saat aku merasa sendiri.

Entah sudah berapa lama aku duduk sambil melamun di tempat yang sama setelah orang tuaku berkata akan pulang duluan karena ada urusan. Rasanya seluruh indraku mati yang terasa hanya kekosongan dan tidak menyadari seseorang sedang duduk disebelahku.

Aku tersentak saat merasakan seseorang menyentuh pundakku dan saat tahu siap pelakunya aku langsung mengalihkan pandanganku karena enggan untuk melihatnya.

Hal selanjutnya yang dilakukannya justru membuat dengan mudahnya luluh. Ia menarikku lebih dekat padanya dan memelukku dari belakang sambil mengusap perutku.

"Bagaimana keadaannya?" Tanyanya dengan tangan yang masih mengelus perutku.

"Baik dan bukan hanya satu tapi di dalam sini ada dua bayi kamu" katanya lalu menggenggam tangannya yang berada di perutku.

"Benarkah?" Tanyanya lagi dengan wajah senangnya dan kubalas dengan anggukan kepala.

Ia mulai menanyakan banyak hal tentang kandunganku dan aku memberitahukan semua hal yang ingin diketahuinya.

Perubahan moodku sangat cepat karena pelakuan kecilnya. Aku sangat senang dan aku tidak berhenti tersenyum. Aku mulai bangkit dari dudukku dan berjalan tapi aku terjatuh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bugh

"Awh, gila sakit banget sih" aku mengeluh dan aku seperti menyadari sesuatu.

"Wah siapa sih yang masukin mimpi begituan saat gue tidur. Kenapa tidak sejak awal sih sadarnya, saat sudah senang eh malah jatuh" keluhku sambil mengusap kepalaku yang terbentur meja.

Sungguh mengecewakan saat aku merasa bahagia ternyata itu semua hanyalah sebuah mimpi. Saat mengingat mimpi itu lagi aku bergidik ngeri membayangkan jika itu benar-benar terjadi.

Halo
Ini cerita maksudnya gimana sih bingung bacanya walaupun aku yang buat tetap pusing juga sih.

Cerita ini real mimpi aku dan masih ada lagi cerita-cerita yang tidak logis dan itu mimpi aku yang aku tulis dalam buku sehingga aku selalu ingat.

Beri saran dong😁😁

I'm Pregnant (End)Where stories live. Discover now