02 - Persiapan LDKS

17.2K 2.1K 895
                                    

Halooooo, met baca🍂


***


Mengingat namanya masuk dalam jajaran orang-orang yang lolos seleksi pengurus OSIS 2016-2017, akhirnya hari ini Haikal dan Jevan ikut rapat untuk persiapan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang katanya akan dilakukan minggu depan di daerah Bogor.

Kalo yang lain dari Bandung ke Bogor buat LDKS, beda lagi sama Haikal yang udah dari lubuk hati niat ngebucin sekalian modus sama Andin.

"Jadi barang apa aja yang mesti di bawa, kak?" Tanya Jian, perempuan dari jurusan IPA- entah IPA berapa- yang juga terpilih menjadi pengurus osis.

"Nanti malem saya bikin grup dan invite kalian semua supaya lebih gampang, perlengkapannya nanti bisa saya share disitu." Ujar Disa selalu sekretaris osis.

"Terus sekarang kita ngapain?" Haikal bertanya.

"Di kumpulin doang buat ditanya sekali lagi. Kalian yakin mau tetep lanjut di osis???" Dan sungguh keajaiban dari mana, tapi ini bener-bener Andin yang jawab pertanyaan Haikal.


Omoooo, hati Haikal melemah.


"Kalo udah maju ngapain mundur lagi. Iya gak, lur???" Katanya bertanya ke semua temennya walaupun aslinya Haikal belum kenal mereka, ya maklum kenal si Jevan doang.

"Betul!" Yang kulitnya menyerupai dia pun menyahut.

"Nah itu baru sohib gue," balas Haikal, dan laki-laki bernama Sandy tadi tertawa lebar.

"Oke. Kalo gitu sekarang kalian semua bisa balik ke kelas masing-masing, kalo ada yang mau istirahat gapapa soalnya sekarang masih jam istirahat."

"Iya kak," beberapa menyahut, Haikal sama Jevan sih nggak soalnya cuma si Yohan yang ngomong.

"Kalau gitu terimakasih atas waktunya."

Selepas mereka keluar dari ruang osis, beberapa anak dibelakang udah mulai ngobrol sambil jalan buat ke kelasnya masing-masing. Beda lagi sama Haikal dan Jevan yang jalan paling depan, saling rangkul-rangkulan, nyengir aja sampe giginya kering.

"Eh itu yang di depan berhenti dulu."

Mereka berdua noleh. "Kita???" Mereka kompak bertanya.

Perempuan bernama Sista itu pun mengangguk.

"Tukeran nomor telpon dulu atuh biar akrab,"

Akhirnya Haikal ngangguk diikutin Jevan, mereka berdua balik lagi dan ikut nimbrung sekalian kenalan sama yang lain.

Lumayan sih anaknya ganteng dan cantik-cantik, kali aja kan mereka ketularan auranya.

"Nanti LDKS kira-kira kita di apain ya?" Tanya Lia, cemas.

"Ga diapa-apain, paling juga dikasih pelajaran kayak biasanya. Tambahan sih, biasanya bakal disentil sedikit." Jelas Arjun.

"Di sentil gimana, lur?" Kening Haikal mengernyit sambil bertanya.

"Gimana ya, kayak di omel-omelin doang pokoknya mah. Makanya nanti jangan kaget kalo ada kakak kelas yang mukanya biasa persis malaikat tiba-tiba berubah jadi malaikat maut, alias sok serem."

"Halah gitu doang, aing mah udah sering da diomelin si bapak. Teu ngaruh pisan ke mental, iya gak Jev???"

"Betul, lur." Sahut Jevan. "Emi gua malah serem mainannya sapu lidi melayang, bayangin lurrr, beruntung gua masih bertahan hidup sampe sejauh ini."

"Persis ku aing, anjing. Pernah gak kepikiran, kita teh anak kandungnya bukan ya???" Timpal Hannafi.

Jevan ngangguk. "Sedih lur kalo diceritain mah,"

SEMASA SMA [√]Where stories live. Discover now