DESTINY

502 44 7
                                    

~sorry for typo



Seoul  09:40

"Hoaamm..."

suara khas orang bangun tidur terdengar sangat serak seorang yeoja dengan penampilan yang sudah sangat kacau sedang merenggakan tubuhnya. Ia terlihat sangat kelelahan dengan kantung mata yang terlihat menghitam.

"Akh... badanku sakit semua."

Jinhwan berjalan menuju arah dapur untuk meminum segelas air dan melangkahi tubuh sehun yang sedang berbaring seperti tidak bernyawa dilantai.

"AKHHHHH!" Jinhwan berteriak sangat keras karena melihat jam yang hampir menunjukan pukul sepuluh, sehun yang sedang tertidur sangat pulas dibuat terkaget-kaget saat bangun karena suara teriakan jinhwan yang melibihi toa.

"Yakk! Bagaimana jika aku jantungan eoh? Kenapa berteriak pagi-pagi?!" Sehun tentu saja dibuat jengkel oleh suara jinhwan yang melengking itu.

"Aku telat sehunniee!" Jinhwan segera menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap menuju rumah sakit karena ia ada jadwal operasi siang ini, ia tak mau kesalahn yang dulu ia lakukan terulang kembali.

"Aish menggangu saja." Sehun menuju sofa dan merebahkan diri disana lalu tertidur kembali, tulang bandannya sudah remuk karena semalaman tidur di lantai.

----------

Jinhwan sudah sampai dirumah sakit setelah acara bergulatnya dengan kamar mandi. Ia segera berlari menuju ruang operasi karena takut telat dan betapa senang nya jinhwan saat mengetahui ia tepat waktu.

Selesai dengan ruang operasinya jinhwanteringat bahwa ia kemarin berjanji kepada hanbin untuk menjadi dokter peribadinya, ya mau tidak mau jinhwan harus menepati janjinya itu.

"Apa aku harus masuk?" Gumam jinhwan ragu didepan pintu kamar hanbin. Ia ragu jika jisoo masih ada disana menemani hanbin, ia hanya tak siap untuk terluka kesekian kalinya.

Sudah 10 menit berlalu tetapi jinhwan masih setia berdiri sambil memegang gagang pintu kamar hanbin. Ia ingin masuk tetapi hatinya terus berkata tidak dan ia sudah bertekat akan masuk sekarang juga. Jinhwan membuka pintu kamar hanbin dengan menutup mata ia takut apa yang ia ragukan tadi benar-benar nyata.

"Noona?" Suara yang menyakitkan tapi juga dirindukan oleh jinhwan terdengar jelas ditelinganya. Tetapi jinhwan masih menutup mata ragu.

"Haha.. kau sedang apa?"

"Kenapa kau menutup mata?"

"Kemarilah wahai dokterku." Ajak hanbin sambil tertawa cengengesan karena sepertinya dokter nya sudah tidak waras.

Jinhwan membuka matanya perlahan lalu melihat sekeliling kamar hanbin dan ia sangat beruntung karena hanbin hanya sendiri disana. Ia segera berlari menghampiri hanbin lalu tertawa malu karena sadar kebodohan yang ia lakukan tadi.

"Kau sudah baikkan?"

"Nee ini jauh lebih baik."

"Huft... syukurlah." Jinhwan menarik kursi didekat ranjang hanbin lalu mendudukinya.

"Kemarin kenapa noona meninggalkanku begitu saja?"

"Ah... itu aku ada jadwal operasi mendadak?"

"Jinjja?" Tanya hanbin tak percaya lalu mendekatkan wajahnya kedekat jinhwa. Napas mereka beradu satu sama lain dan itu membuat jinhwan otomatis memundurkan wajhnya dari hanbin, ia tak mau mati konyol karena hal seperti ini.

"Nee aku serius."

"Benarkah? Tapi aku tidak percaya." Tidak hanbin mulai lagi, ia tambah memajukan wajhnya kearah jinhwan dan menahan tengkuk jinhwan agar tidak bisa memundurkan wajhnya. Sungguh jahil.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 24, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BEACH [binhwan]Where stories live. Discover now