"Aku sudah membereskan semuanya." Changbin mendekati Minho yang duduk di bangku lorong rumah sakit, disusul dengan Felix yang berada di belakangnya.

"Brengsek! Mereka begitu berani. Kau telusuri seluruh anak buah Hongjoong. Habisi mereka semua, sampai mereka tak berani hanya sekedar berkumpul saja," ucap Chan yang berbicara pada Han dan Seungmin.

"Dan aku menegaskan sekali lagi kepada kalian jika kami tidak pernah menyerang Woojin. Kau bisa menyelidikinya secara menyeluruh. Apa gunanya kau memiliki orang-orang di sampingmu!" sahut Minho dan Chan pun menatapnya.

"Itu nanti, aku hanya menunggu Dahyun sadar," bantah Chan dan Minho pun menghela napas.

Kedua kubu itu pun berhadapan dengan tatap sengit satu sama lain, seolah mereka berperang dengan tatapan matanya. Namun Minho dan Chan saat ini mencoba untuk fokus pada kesembuhan Dahyun yang tiba-tiba saja drop.

Minho pun menghela napas dan sedikit bingung saat tak melihat Hyunjin di sini. "Dimana Hyunjin?" tanyanya pada Changbin dan Felix.

"Aku tidak tahu, bahkan ia membawa mobilku," keluh Changbin yang beberapa jam lalu kebingungan mencari mobilnya.

Han yang mendengarkannya hanya diam meskipun tahu. "Coba kau telepon Felix," pinta Minho dan Felix pun mencoba untuk meneleponnya.

"Hyunjin hyung tidak mengangkatnya. apa sesuatu telah terjadi?" gumam Felix, mencoba untuk menduganya.

Han pun yang mendengarkannya nampak menghela napas. "Mereka sudah pulang, tepatnya Hyunjin mengatar Sinb noona  pulang," terang Han yang seketika membuat Minho dan Chan terkejut.

"Apa sesuatu terjadi kepadanya?" Chan yang sedikit khawatir pun bertanya. Ia lupa kalau Han mengatakan, Dahyun dan Sinb diculik dalam waktu bersamaan dan ia terlalu fokus pada Dahyun saja.

Han pun mengangguk. "Ya, ia baik-baik saja," jawab Han dengan begitu yakin dan itu cukup membuat Chan lega.

Minho terlihat mulai berpikir dan mengingat saat dimana Sinb terjatuh. Saat menatap Minho dengan pandangan yang cukup misterius. "Kalian tunggu di sini, aku akan ke toilet," pamitnya yang kini berjalan menyusuri lorong, hingga ia menemukan lorong yang cukup sepi.

Minho mencoba untuk menelepon Sinb dengan nomer barunya, bahkan juga Hyunjin, tapi kedua nomer itu mati. Meskipun Han telah menjelaskan jika mereka baik-baik saja, tatapan Sinb waktu itu cukup membuatnya tak tenang. Ia merasa sesuatu yang tak beres pada gadis itu.

"Aku butuh beberapa orang untuk mengecek keluarga Kang, apa mereka baik-baik saja sekarang?" ucap Minho yang berbicara dengan anak buahnya dari telpon.

"Lakukan dengan benar, kalau kau membuat kekacauan. Aku akan memecatmu!" ancamnya yang kini pun menutup teleponnya. Ia mengirim beberapa anak buah kakeknya untuk memantau keluarga Sinb.

---***---

Seorang gadis nampak tertidur pulas dengan gantungan darah dan infus di atasnya. Seorang pria paruh bayah nampak menghela napas beberapa kali.

"Hyung, sebaiknya kau istirahat. Aku akan menggantikanmu menjaganya. Kau bisa pulang bersama Hyunjin." Dongho datang menghampirinya dan menepuk pundak Kangin, mencoba untuk menenangkan saudaranya ini.

Sementara, Kangin masih menatap Sinb dengan kirutan di dahinya. "Aku sudah menelepon Tiffany, ia akan datang besok. Apa sikapku sudah benar dengan memberitahunya?" ucapnya dengan ragu.

"Tentu, hal ini cukup membahayakan dan dia adalah ibunya," sahut Dongho yang terlihat mencemaskan keponakannya ini.

"Jika saat Tiffany datang dan ia tetap tidak ingin kembali ke Amerika, kau harus segera mengurus kepindahan Sinb dan Hyunjin ke rumah ibu di desa. Keamanan di Gimje dan Gunsan semakin memburuk. Kita belum bisa menemukan siapa yang menyebabkan penyerangan yang membuat perseteruan semakin memanas," terangnya dan Dongho pin mengangguk.

UPROAR | SINB | SKZ Where stories live. Discover now