Bara Masih Bocah

760 110 9
                                    

-Bara Masih Bocah.

Bara menyantap sarapannya sambil merengut. Di hadapannya ada Hana yang tengah memotong sosis goreng dengan mata tertuju pada layar ponsel. Setelah beberapa minggu tinggal dengan Hana, Bara sedikit banyak tahu apa yang disukai gadis itu. Salah satunya adalah, drama korea.

"Hana, abisin dulu makanannya," Ibu Bara sudah menegur tiga hari belakangan karena gadis itu selalu menonton drama korea . "Nanti makanannya nangis karena kamu cuekin."

"Oh, iya, Tante," Hana kembali fokus pada sosisnya.

Tapi kali ini malah Bara yang mengganggu. Cowok itu mengambil potongan sosis yang tersisa di piring Hana lalu langsung melahapnya. Spontan saja gadis itu langsung mendongak. Begitu pula dengan Ibu Bara. Hana bingung, tapi yang paling kentara adalah kerutan di dahi ibunya Bara.

"Bar, kamu udah makan lima sosis pagi ini. Masih kurang?" tegur ibunya.

"Hana kelamaan makannya, nanti Bara telat," jawab Bara asal.

Ibunya menampakkan wajah aneh. "Sejak kapan kamu boncengin Hana?"

"Sejak kemarin-kemarin, tapi itu di pikiranku," sahutan Bara disambut gelengan kepala dari ibunya. Bara cengengesan, lalu kembali bersuara. "Aku nggak keberatan kok Ma berangkat bareng sama Hana. Mentalku sudah cukup kuat untuk diledek anak-anak sekolah."

"Seakan-akan Hana memalukan buat diajak bareng," Ibunya mencibir, "Padahal mah Hana yang nahan malu kalo barengan sama kamu. Ya kan, Hana?"

Hana hanya tersenyum tipis lalu melirik Bara. "Aku bisa pesen ojek online seperti biasa kok, Kak."

"Nggak, nggak, lo bareng sama gue," Bara menggoyangkan jari telunjuknya ke arah Hana lalu kembali berbicara pada ibunya dengan wajah serius. "Sebagai Kakak yang bertanggung jawab, Bara harus memastikan Hana sampai sekolah dengan tepat waktu dan selamat."

Ibu Bara langsung berdiri dan menyentuh kening Bara. "Panas banget loh ini."

"Ih Mama, apaan sih ah." Lagi-lagi Bara merengut. "Bara lagi waras dan sehat ini! Mama nggak tau aja ini adalah jati diri Bara."

"Tuh kan, Hana," Ibunya Bara berwajah nelangsa. "Nanti di sekolah tolong liatin Bara ya. Kali aja nanti dia mandi di comberan pake baju renang. Mama takut nanti dia kena hukuman karena melakukan tindakan aneh di sekolah. Ya, Hana?"

"Mamaaa!"

^

"Aku dari dulu mikir, dari mana Kak Bara bisa lucu," Hana tiba-tiba membuka percakapan di pertengahan perjalanan mereka menuju sekolah. "Ternyata turunan dari Tante Aida."

"Punya Mamak yang ngocol begitu emang harus dilawan, kalo nggak tiap hari kena buli terus."

"Tapi Kakak selalu kalah ya sama Tante," Hana terkekeh.

"Eh, ngeledek," Bara baru kali ini membonceng perempuan ke sekolah (selain ibunya, tentu) dan rasanya sangat canggung. Berbeda sekali dengan Hana yang tampak biasa saja. Tapi yah, Bara tidak bisa menebak isi hati perempuan itu karena dia minim ekspresi. Setelah itu tak ada pembicaraan lagi sampai tiba di sekolah. Hening seperti kuburan.

"Makasih, Kak," Hana menyerahkan helm pada Bara.

"Cieee akhirnya Bara udah nggak jomblo lagi, yaaa?" Erwin, cowok keriting teman sekelas Bara yang baru banget memarkir motornya langsung meledek dengan senyum merekah.

"Si kiting, masuk aja sono lo!"

"Duhh, Bara salting!" Erwin langsung kabur sambil tertawa-tawa.

That Girl, HanasyaWhere stories live. Discover now