"Aku baik-baik saja Jim!" Jimin mendorong tubuh Aliya untuk berbaring diatas ranjang. Menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya dan mengusap rambut pendek Aliya. Mendekatkan bibirnya dan mencium sayang kening Aliya.

"Jika aku bilang istirahat jadi istirahat saja. Biasakan?" Aliya menjauhkan wajah Jimin dan menggeleng pelan. Mencoba bangkit tapi tubuhnya ditahan oleh Jimin. Ah menyebalkan.

"Jim!" Jimin menyerah berbicara baik-baik dengan Aliya. Keras kepala. Dengan kesal Jimin ikut masuk kedalam selimut dan memeluk tubuh Aliya.

"Begini lebih baik. Kau tidak akan lari karena kekeh ingin berkerja!" Aliya mendengus merasakan pelukan hangat Jimin. Bukan ini yang dirinya inginkan. Aliya ingin bekerja.

"Jangan protes. Jangan buat aku jadi laki-laki jahat seperti kejadian di Club itu!" Memutar bola matanya jengah mendengar suara Jimin. Kejadian di Club? Aliya jadi kesal jika mengingat itu. Jimin bertingkah seperti laki-laki bar-bar yang langsung membanting tubuhnya kejok mobil dan langsung menelanjanginya.

"Ah kejadian itu menyebalkan!" Jimin terkekeh dan mencium sayang pipi Aliya. Menyenangkan melihat wajah kesal Aliya. Kesenangan tersendiri bagi Jimin.

"Setalah ini antarkan aku!" Aliya menatap aneh Jimin. Antarkan? Kemana?

"Aku tidak mengerti!" Mengusap punggung Aliya dengan lembut dan memperhatikan mata cantik Aliya.

"Menemui Lee Jeong Sang. Aku perlu berbicara 4 mata dengan dia. Jelas sebagai laki-laki!" Cetus Jimin dingin. Oh Jimin tidak akan menganggap ini selesai dengan mudah. Jimin akan melakukan apapun untuk menyingkirkan nama Lee Jeong Sang sebagai pahlawan Aliya. Apapun akan Jimin lakukan.

"Asal tidak ada pukulan!" Ancam Aliya sinis.

"Aku bukan laki-laki bodoh Aliya. Aku berbicara padanya sebagai laki-laki bukan sebagai preman. Aku masih punya etika dan tata Krama. Aku tidak akan menghakimi orang tanpa keterangan yang jelas!" Aliya menarik nafas lega dan mengangguk. Dirinya mengerti dengan ini.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Jimin tersenyum dan menggeleng. Memejamkan matanya, dan mengabaikan Aliya.

"Urusan laki-laki. Kau tidak perlu tau!" Aliya mendesis kesal mendengar jawaban Jimin. Apa-apaan ini? Yang diperebutkan dirinya, kenapa dirinya tidak boleh tau. Apa salahnya.

"Kau akan tau jika sudah waktunya!"

+

Aliya kesal setengah mati dengan Jimin. Bagaimana bisa dirinya diungsikan ke rumah Hyorin sementara Jimin menenui Lee Jeong Sang. Kejadian macam apa ini? Sialan bukan?

"Ayolah Aliya, Jimin perlu waktu berdua dengan Jeong Sang dan ya kau menyembunyikan banyak hal tentang mu. Apa kau tidak menganggap aku teman?" Tanya Hyorin kesal.

"Bukan itu masalahnya. Aku tidak mau berbagi sesuatu yang menyedihkan untuk teman. Aku bukan orang sejahat itu!" Hyorin mendekat dan menepuk pundak Aliya.

"Kau menganggap aku saudara dan kenapa tidak kesedihan kau bagi. Aliya cerita hidup tidak selalu manis dan aku akan menerima semua ceritamu. Ayolah!" Bujuk Hyorin lembut. Aliya orang yang keras kepala dan Hyorin hanya akan menghabis tenaga jika membujuk Aliya dengan paksaan. Kelembutan akan meluluhkan Aliya. Hyorin yakin Aliya akan bercerita.

"Kau sudah tau dari Jimin!" Cetus Aliya menghindar.

"Memang. Tapi temanku dirimu dan Jimin hanya sebagai jembatan. Aku ingin mendengarnya langsung!" Aliya menggeleng.

"Belum waktunya kau tau Hyo!" Cetus Aliya pelan.

"Apa itu benar-benar buruk!" Aliya mengangguk tanpa ragu.

"Aku mengerti. Berceritalah jika waktunya tepat dan kau siap. Aku tidak akan memaksa dan ya aku perlu menanyakan satu hal!" Aliya memperhatikan Hyorin aneh. Kenapa nada bicara Hyorin berubah tajam.

"Katakan!" Hyorin menatap mata Aliya dengan intens. Ada hal yang harus Hyorin pastikan dan Aliya harus menjawabnya.

"Apa kau benar-benar mencintai Jimin dengan tulus. Sebagai laki-laki dan bukan pelampiasan rasa sakitmu karena kekejaman dunia yang kau alami. Sedkit cerita yang ditangkap dari Jimin kau mengalami banyak rasa sakit di Dunia. Aliya aku mengenalmu dengan baik. Karaktermu aku faham, kau memang mudah lupa dengan kejadian tapi kau tidak akan melupakan rasa sakit yang kau alami. Setiap rasa sakit yang kau alami kau akan mengingatnya dan kau tidak akan melupakan itu dengan mudah. Jawab jujur, kau menyukai Jimin dengan tulus bukan? Bukan sebagai pelampiasan hingga membuat dia disampingmu? Kau tulus padanya?"

"Ya! Aku mencintainya dengan tulus!" Jawab Aliya tanpa ragu.

"Buktinya?"

"Mendekatkan dia denganmu. Karena aku tau jika dia menyukaimu!" Dan berikutnya Hyorin yang diam seribu bahasa.  Pembicaraan apa lagi ini?

"Hyo saat aku mencintai seseorang aku tidak akan mengingat masa lalu karena dengan menyukai aku melupakan rasa sakitku perlahan dan Jeong Sang mengajari itu padaku. Aku menganggap Jeong Sang sebagai laki-laki, tapi laki-laki itu berstatus sebagai kakak dan bukan tambatan hati. Dan Untuk Jimin kau pasti bisa menebaknya sendiri. Tentu dengan apa saja yang sudah keberikan pada Jimin. Kau pasti tau apa saja yang kuberikan pada dia!?" Hyorin menarik nafas lega dan menepuk pundak Aliya.

"Jika diberi pilihan antara Lee Jeong Sang dan Jimin kau memilih yang mana?"

"Tergantung!"

"Maaf?"

"Tergantung dari mereka yang bisa benar-benar membuatku lupa dengan masa lalu!" Cetus Aliya datar.

"Dan aku akan berada dalam pihak Jimin tentunya!" Cetus Hyorin.

"Dan aku tidak peduli!" Jawab Aliya ketus.

"Keras kepala!" Desis Hyorin kesal.

Tbc.

You Should Know, I'l Loving U ✔️Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα