10 | Resah

41 3 0
                                    

Ruang sekretariat OSIS perlahan mulai ditinggalkan para pengurus karena rapat baru saja dibubarkan 5 menit yang lalu. Tersisa 10 manusia didalamnya. Mereka baru saja rapat dalam rangka membahas acara terbesar sekolah tiap tahunnya itu, HUT SMA Nusa Jaya. Dimana setiap tahunnya selalu meriah dan secara tidak resmi menjadi tolak ukur kesuksesan pengurus OSIS dibaliknya.

"Oh iya, gue lupa Aluna. Selamat yah jadi juara di Festival Ilmiah kemarin" Lulu menyodorkan tangannya di hadapan Aluna bermaksud memberikannya selamat. Aluna dengan senang hati menyambutnya. Memang 3 hari yang lalu, Aluna baru saja menjuarai Festival Ilmiah Nasional di Palembang. Jangan tanyakan bagaimana perasaannya, bahagianya berkali kali lipat karena selain ia juara, kunjungannya ke Palembang membuatnya bisa mencicipi pempek khas disana yang ternyata jauh lebih enak dibanding pempek yang dijual di kotanya. Selain itu ada orang special yang mendukungnya hingga mengiriminya sebuket besar bunga kemarin sepulangnya dari Palembang.

Aluna membalas senang tangan Lulu diikuti senyumannya "Terima kasih Lu, ah bukannya udah ya lewat WA?"

"Biar lebih afdol aja" ujar Lulu terkekeh. Lulu adalah salah satu teman dekatnya kini, ia adalah pengurus baru namun Aluna merasakan satu visi dan pemikiran sehingga merasa sangat dekat dengannya. Melebihi kedekatannya dengan Nara dan Alexa walaupun sudah dekat sejak lama.

Karena aksi Lulu tadi, akhirnya teman-teman mereka pun yang lain mengkuti hal yang sama. Mereka memberikan ucapan selamat kepada Aluna.

"Lun, lo pulang sama siapa? Gue nebeng boleh nggak?" Pinta Lulu padanya.

"Em Gue..." belum selesai Aluna mengatakannya, suara Bagas sudah lebih dulu memotongnya.

"Ya sama babang doi lah. Memangnya elo? Ines!" kata Bagas mengejek Lulu. Lulu sudah sering dikatai Ines oleh orang orang dekatnya. Singkatan dari Inces ngenes. Kenapa begitu karena kerjaannya galau dan baper terus. Tapi anehnya mau dia punya pacar atau tidak, sama saja ngenesnya.

Aluna hanya dapat terkekeh ketika melihat Bagas yang mendapat balasan berupa pukulan kecil beruntun dari Lulu karena ejekannya tadi. Bukannya tak ingin menolong tapi biarlah Bagas menikmati balasannya itu.

Perhatiannya teralihkan ketika nada dering ponselnya berbunyi dan bergetar. Langsung saja Aluna mengangkatnya ketika melihat siapa yang menelponnya. Alvin.

"Halo?"

"Eh Hai, gimana? kamu udah pulang?"

"Eh iya, ini baru aja keluar."

"Aku udah di depan."

"Yaudah, tunggu bentar. Aku lagi jalan ke luar."

"Yaudah aku tutup yah."

"Iya"

Tut. Panggilan dimatikan, selepas itu sepanjang jalan ia tak berhenti tersenyum. Sudah 5 bulan ini, ia dan Alvin bersama. Hubungan mereka mulus – mulus saja sejauh ini, cemburu pasti ada tapi untungnya mereka berdua bukan orang yang seposesif itu sambai harus dibawa rebut.

Soal Keanu, entahlah yang jelas Aluna masih sering mendapatkan kode darinya, bukannya geer tapi Aluna bisa merasakan itu. Satu hal kelebihan perempuan, sensitive dengan keadaan atau lebih singkatnya peka.

"Astaga!" ia refleks memukul pelan kepalanya sendiri ketika ia baru saja mengingat map folder berwarna biru kesayangannya ia lupakan di loker. Sebenarnya aman-aman saja jika harus menyimpannya tapi di dalamnya ada kertas soal tugas Fisika yang harus dikumpulnya besok pagi.

Berbalik arah kembali menuju kelasnya di lantai dua, ia segera menuju loker dan membukanya. Mengambil map yang dimaksud kemudian kembali menuju kearah pintu gerbang sekolah karena ia tak mau Alvin menunggu lama.

Gadis MochaccinoDove le storie prendono vita. Scoprilo ora