2 | Bertemu Lagi

177 8 0
                                    

Rumah besar itu terlihat ramai. Mobil-mobil berbagai merek berjejer rapih di depan rumah. Aluna yang awalnya hanya berniat mengantar Nara namun kini ia telah dipaksa masuk untuk sekedar makan siang.

Sebenarnya Aluna mau mau saja, setelah ia mengingat kalau tadi ia belum sempat makan sewaktu jam istirahat. Pikiran Aluna juga melayang ke makanan makanan catering enak yang terhidang saat ada acara seperti itu. Memikirkannya saja membuat perutnya berbunyi, untung saja tidak terdengar Nara.

"Eh ada Aluna?"

Sapaan hangat pak Rahman membuyarkan lamunan Aluna tentang makanan. Aluna tersenyum kikuk lalu segera menyalami sepasang suami istri dihadapannya sambil mengucapkan salam.

"Iya yah, dia yang antar aku balik jadi sekalian aja aku ajak masuk buat makan siang" Nara menjelaskan.

"Oh yaudah, Silahkan dinikmati nak. Kalian pasti belum makan kan ? apalagi tadiwaktu ditelpon Nara bilang kalian lagi ngerjain penelitian kalian" tebak pak Rahman yang seratus persen tepat.

Aluna hanya tersenyum menanggapi lalu berterima kasih kepada kedua orang tua Nara itu kemudian mengikuti Nara menuju meja hidang yang terisi penuh makanan.

"Nah, sekarang lo ambil makanan aja dulu. Gue mau naik ganti baju" mata Aluna mendelik tak terima diikuti bibirnya bersiap mengeluarkan protesnya, namun belum sempat ia bersuara Nara lebih dulu menambahkan "Gak lebih 5 menit kok, seriusan."

Aluna akhirnya mengangguk pasrah. Ia lalu menatap Nara yang berlari menuju tangga. Aluna pun mulai mengambil piring kemudian nasi yang disusul dengan lauk pauk yang ia inginkan. Bertepatan dengan itu, seorang laki laki yang sepertinya seumuran dengannya memakai seragam SMA namun berbeda badge sekolah itu mengikuti gerakan Aluna mengambil makanan.

Awalnya Aluna sama sekali tak peduli terlebih ini adalah lingkungan keluarga Nara, tidak ada yang ia kenali disini selain keluarga inti Nara hingga saat mereka bersamaan ingin mengambil sebuah sate dengan tusuk yang sama membuat mau tidak mau mereka berpandangan.

"Al?" Aluna bergeming mematung. Panggilannya masih sama seperti dulu.

"Na!" Tepukan Nara dipundaknya membuat Aluna tersadar dan untung saja tidak sampai menjatuhkan piring yang ia bawa sedari tadi. Laki laki disebelah Aluna juga turut menoleh ke arah Nara yang membuat Nara sama terkejutnya dengan Aluna.

"Loh Alvin? Lo disini juga? Ngapain?" Tanya Nara pada laki laki didepannya. Wajar saja, menurut kedua orang tuanya. Inikan acara syukuran bagi keluarganya memperingati 25 tahun pernikahan kedua orang tua Nara.

"Mh, gue kesini bareng bokap nyokap gue. Mobil gue mogok di jalan jadinya tadi mereka yang jemput gue kebetulan mereka lagi di sekitar situ, alhasil gue dipanggil mereka dan karena kebetulan gue lapar ya gue terima aja tawaran mereka. Soal orang tue gue, mungkin mereka relasi sama orang tua lo?" Jelas Alvin yang dimengerti oleh Nara.

Berbeda dengan Nara, Aluna masih terdiam hingga celetukan Nara menyadarkannya "Elo gak ambil sate Na? Seingat gue lo doyan sate" tanpa ba bi bu Aluna meraih sekitar 3 tusuk sate lalu berlalu meninggalkan mereka berdua menuju salah satu meja yang kosong. Nara tampak heran melihat kelakuan Aluna lalu menyusulnya.

"Lo gak makan?" tanya Aluna pada Nara di sebelahnya.

Nara menggeleng "Masih kuat diet gue"

"Lah? Badan udah kek ranting pohon masih mau diet?" Nara hanya terkekeh pelan.

Tiba - tiba sebuah piring hitam berisikan puding dan ice cream rasa mochaccino tersodor dihadapan Aluna yang seketika membuatnya termenung. Alvin kemudian ikut bergabung bersama mereka yang membuat Aluna lagi lagi diam. Sadar hanya pandangan kosong yang ia peroleh dari Aluna, Alvin menyimpan piring itu di meja dihadapan Aluna.

Gadis MochaccinoNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ