Killua is Acting Weird

3.4K 351 160
                                    

[Author's POV]

"Kami berangkat!" Teriak Gon dan Killua kepada Mito-san tepat setelah mereka menyelesaikan makan siangnya. Sudah 2 hari berlalu sejak Gon dan Killua sampai di Pulau Paus, dan Gon berniat mengajak sahabatnya itu untuk berkeliling pulau kesayangannya ini.

"Hati-hati di jalan! Dan jangan hujan-hujanan! Awas kau Gon!" Teriak Mito-san dari ambang pintu, dan dibalas anggukan oleh Gon.

Setelah itu Gon dan Killua berlari-larian memutari pantai, memancing ikan, melompat-lompat di pagar rumah warga, juga berburu di hutan, mereka berdua benar-benar menikmati waktu sampai tidak sadar bahwa hari sudah mulai larut

Killua memakan daging dari hewan buruannya dengan lahap, kemudian ia melirik ke arah Gon yang terlihat panik

"Gon? Ada apa?" Tanyanya

Gon mengunyah makanan di mulutnya dengan buru-buru dan menelannya sampai hampir tersedak, "sudah hampir waktu makan malam! Dan ini gerimis!"

Killua menengadahkan tangannya ke atas, "ah iya, ini gerimis, ayo kita pulang." Setelah mengatakan itu lelaki bersurai putih itu segera bangkit berdiri sambil menepuk-neluk celananya yang kotor terkena tanah

"Hahh, Mito-san jelas akan mengomel.." gumam Gon

Mereka berdua berlari kembali ke rumah secepat yang mereka bisa, namun ternyata hujan menjadi semakin kencang dan berangin, membuat Gon ketakutan

Killua menarik lengan Gon dan membawa sahabatnya itu berteduh di sebuah gua alami dari pohon raksasa

"Sepertinya kita sedang sial ya.." kesal Gon sambil memeras celananya yang basah, begitu pula dengan Killua.

"Mari kita berteduh sebentar di sini." Ucap Killua sambil menyandarkan kepalanya ke dinding pohon

Sela kecil yang terbentuk alami ini membuat keduanya merasa aman, dan hangat, walaupun hujan menjadi semakin deras setiap menitnya.

Gon dan Killua hanya terdiam sejak tadi, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Gon memainkan jari-jarinya dengan bosan, kemudian melirik ke arah Killua heran, "ada apa?" Tanyanya

Killua tidak menjawab, dan hanya terus menatap Gon

"Killua, kau mengganggu, jangan melihat aku seperti itu!"

Kemudian Killua tertawa pelan, "kau bosan sekali ya?"

Gon cemberut, "bukankah kau yang lebih bosan?? Rasanya aku ingin pulang dan tidur saja setelah ini!" Ocehnya terlihat menggemaskan

Killua bergeser mendekat ke tubuh Gon, kemudian mencondongkan wajahnya ke wajah Gon, "hm? Apakah semembosankan itu berdua denganku?"

Gon menarik kepalanya menjauh dari wajah Killua, sambil berusaha mendorong sahabatnya itu, "kau terlalu dekat Kil"

"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja?" Jawab Killua dengan nada bertanya. Gon kemudian kembali duduk dengan tenang dan bersandar di dinding pohon, namun Killua masih terus menatapnya.

"Oh, astaga Killua! Kau aneh!" Teriak Gon mulai kesal

"Tidak ada apapun, kau hanya menggemaskan saja, jadi aku tiba-tiba ingin melihatmu terus, hehe." Jawab Killua sambil tersenyum manis.

Menurut Gon ini sangat aneh, memang Killua selalu perhatian padanya, tetapi untuk melakukan hal seperti ini, ini pertama kalinya.

Killua menarik dagu Gon dengan jari telunjuknya, lalu tersenyum penuh misteri. Sedangkan Gon, entah mengapa pipinya memerah, dan ia malu.

"Ki-killua! Jangan mengusiliku!"

Killua kembali duduk dengan tegak dan bersiul, menatap butir-butir air hujan yang menetes ke tanah.

Sudah sekitar 1 jam lebih terlewat, namun hujan belum juga reda, membuat Killua mulai kedinginan. Ia melirik ke arah Gon yang terlihat mengigil lalu tersenyum gemas, dan berniat mengusili sahabatnya itu lagi.

"Hei, Gon, kau kedinginan?" Tanyanya sambil menunjuk tubuh Gon yang bergetar, dan tentu saja Gon mengangguk.

"Jelas saja lah Killua.."

Killua membalik tubuhnya, menjadi menghadap ke arah Gon, dan ia melebarkan kakinya, "sini, peluk aku, kau akan merasa lebih hangat."

Melihat itu Gon terlonjak, dan pipinya memerah, "ehhh?? Kenapa harus berpelukan! Killua, kau jarang sekali seperti ini!"

Killua masih merentangkan tanganya lebar-lebar, dalam hati ia ingin tertawa melihat wajah memerah Gon, sahabat nya itu memang benar-benar mudah untuk diusili.

Namun melihat gelagat Gon yang seperti benar-benar menolak, akhirnya Killua mulai menurunkan tangannya dan hampir berbalik, sambil mengatakan, "oh yasudah kalau tidak mau..."

Namun Gon tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya di dada Killua, "aku kedinginan.." katanya sambil malu-malu

Killua akhirnya tertawa keras, karena Gon jatuh dalam perangkapnya, lucu sekali baginya. "Hangat kan Gon?"

Gon yang menikmati pelukan hangat Killua bergumam, "hangat.."

"Sudah kubilang.."

Selama beberapa menit mereka terus berpelukan, akhirnya Gon bangkit dan menatap Killua dalam, "kil,"

"Ada apa?"

"Bukankah kalau berciuman akan menjadi lebih hangat?" Ucap Gon dengan wajah serius

Killua terbatuk secara refleks, "gon?!"

"Aku serius," jawab Gon seraya menarik wajah Killua dengan kedua tangannya

Killua panik, tentu saja, ia tidak pernah memikirkan kemungkinan jika Gon akan balik mengusilinya. Bukankah Gon anak yang polos??

Kemudian Killua melepas tawa terpaksanya, "hahaha, Gon, jangan mengusiliku dong, bukankah itu sudah terlalu jau—"

Sebelum Killua menyelesaikan kalimatnya, Gon sudah menempelkan bibirnya pada bibir lelaki bersurai putih salju itu.

Killua terdiam, sebenarnya otaknya belum sepenuhnya merespon keadaan ini. Sedangkan Gon masih melanjutkan ciumannya.

"Bagaimana? Lebih hangat kan?" Tanya Gon setelah melepaskan ciumannya, lelaki bermanik cokelat madu itu menyeringai sambil menyeka sudut bibirnya.

Wajah Killua memerah, "Gon.. apa yang kau lakukan..."

Gon tertawa pelan, "oh, wajahmu memerah, berarti hangat, aku mengerti."

Killua kehabisan kata-kata, ia tidak tahu harus mengatakan apa, "Gon! Bukankah bercandamu keterlalu—!"

"Ah! Hujannya sudah berhenti!" Berusaha menyela perkataan Killua, Gon segera bangkit berdiri dan keluar dari sela kecil di pohon raksasa itu.

Gon meregangkan tubuhnya beberapa saat, kemudian berbalik dan memberikan tangannya pada Killua, "ayo kita pulang, Killua."

"Ya-ya.."

Setelah kejadian hari ini Killua benar-benar kapok mengusili Gon lagi.

 Killua is Acting Weird [Killua x Gon]Where stories live. Discover now