Tidak Nyata - (San_Shain)

40 11 4
                                    

Nama ku adalah Ran Almeriska. Teman-teman ku biasa memanggilku Ran. Aku memiliki hidup yang hampir sempurna, yang tidak setiap orang dapat memilikinya.

Hidup di tengah keluarga yang harmonis, memiliki banyak teman, serta segudang prestasi yang ku raih. Hidup ku setiap hari rutin seperti biasanya lebih tepatnya terjadwal. Aku gadis yang cukup baik yang dikenal kebanyakan orang. Mereka selalu takjub dengan diriku. Kadang juga iri dengan diriku.

Aku sering merasa hidup ku ini sungguh luar biasa. Aku tak pernah serba susah. Aku takjub akan sekitarku. Tak kan ku ubah sedikit pun tentang memikirkan hal-hal baik dan membuat ini menjadi perasaan terbaik.

Setiap hari aku selalu melihat orang tuaku yang romantis. Mereka setiap pagi juga selalu memberi senyum manisnya untuk ku. Kami sarapan pagi bersama, bercanda ria bersama di meja makan, lalu aku berpamitan untuk pergi ke sekolahku sambil memeluk dan mencium pipi mereka berdua. Aku sungguh mencintai mereka, Ayah dan Ibu ku.

***

10 jam berlalu dan seharian yang melelahkan yang Ku lalui di sekolah. Akhirnya Aku pulang juga ke rumah. Aku sangat semangat apa bila pulang ke rumah. Ada hal yang ku rindukan di sebuah bangunan sederhana itu. Sebuah kehangatan yang begitu indah dan tak setiap orang dapat merasakannya. Bahkan waktu juga tak dapat mengulang nya.

Aku melangkah lebih masuk kehalaman rumah. Melangkah dengan pasti dan percaya diri. Ku raih gagang pintu kayu itu. Aku masuk kedalam dan melihat ibuku berdiri di tangga. Aku tersenyum ke arah orang yang begitu Ku cintai itu.

'BRAKK...' Aku kaget bukan main. Ibuku melempariku dengan gelas kaca. Aku hanya membatin, 'Why? Ada apa?'.

"Apa kah seperti ini caramu menjadi seorang pelajar?" Kata ibu Ku dengan tatapan tajam.

Aku hanya mengernyitkan dahi ku tidak suka. Aku tidak suka dengan pertanyaan yang tajam seperti itu.

Ibu Ku lantas melangkah mendekatiku.

"Tidak ada sekolah hari ini. Kau pulang dengan pakaian seperti ini!"

Ibu melihat diriku dengan tatapan dari atas ke bawah, sangat begitu detail. Yah, bajuku memang kusut dan tak serapi saat aku berangkat tadi pagi. Ketambahan lagi bau alhokol di sekitar seragamku. Aku baru ingat ini sudah jam 12 malam.

'Mungkin ini efek alkohol, sehingga aku lupa jam sudah semakin malam' pikirku dalam diam.

"Baby, apakah ini rumah mu?" Seseorang dengan suara barinton nya masuk kedalam rumah sambil memeluk Ku dari samping. Ibu ku melototkan matanya tanda tak suka.

Ibuku tidak kaget dengan kebiasaan ini. Ini sudah biasa untuk diriku pulang malam, pulang dari club, membawa laki-laki pulang. Sampai tetangga ku pun sudah biasa dengan sikap ku yang buruk ini. Mereka tidak menyukaiku dan selalu menghindariku. Huh, tapi aku cuek dengan tetangga seperti itu.

"Membawa laki-laki pulang lagi?!!"

Amarahnya sudah di ujung ubun-ubun untuk sekedar menyabari anak gadisnya ini. Aku langsung mengecup bibir pacar baru ku itu dan berkata padanya.

"pulanglah, besok kita bisa senang-senang lagi." Pacar ku hanya menggangguk kan kepalanya. Dia langsung melangkah keluar rumah.

Dan kini hanya ada Aku dan ibu. Aku lebih memilih mengacuhkannya dari pada meladeni segala omelannya yang hanya bisa membuat kepala ku pusing.

"Ran dengarkan Ibu." Kata nya sambil meraih tanganku saat aku berlalu.

"AKU LELAH, AKU TIDAK INGIN MENDENGAR APA PUN!!" Kata ku sambil membentak.

"Kau tidak ada bedanya dengan ayah mu. Yang selalu membawa orang lain masuk kedalam rumah tanpa menghargaiku." Katanya sambil kedua matanya yang berkaca-kaca.

Aku lantas menjawab kata-katanya yang tak kalah pedas dan menyakitkan.

"Lalu apa bedanya dirimu, aku, dan ayah. Kalian egois! Dan kau juga selalu membawa pria muda pulang. Aku tau dia kekasihmu atau dia Gigolo yang kau sewa. Kau pikir aku tak pernah tau perbuatan mu setiap malam." Kata ku menang telak.

Ibu hanya menangis merasa bersalah dan telah salah dalam mendidik ku. Bahkan rasa hormat ku untuk orang yang ku cinta sudah pecah seperti gelas kaca yang jatuh dari tebing.

Jika ada yang bertanya di mana ayahku, Dia sudah pergi lari bersama tetanggaku. Pria itu tak kalah sialan nya dengan Wanita yang menangis di depanku. Dulu aku mencintai mereka berdua. Namun, cinta itu sudah pergi seiring waktu. Cinta dari orang-orang yang ku sayang, keluarga, teman, semuanya sudah hilang. Bagi mereka aku tak ada, aku ibarat manusia yang tak pernah terlahir di mata dan hati mereka.

Malam itu aku pergi meninggalkan semua kenanganku. Juga meninggalkan Ibu yang berusaha menghalangiku agar aku tidak pergi meninggalkan rumah. Namun, aku sudah kecewa terhadap semuanya, juga kecewa kepada diriku sendiri.

Aku berjalan cukup jauh malam itu sampai semuanya menjadi gelap. Tubuhku berkeringat dan aku membuka mataku perlahan dan melihat ke sekelilingku. Ternyata semuanya tak nyata. Itu hanya mimpi. Mimpi dari sepeninggal memori indah ku di masa lalu.

"Huh.." Aku hanya menghela nafas kasar saat aku tau itu adalah mimpi. Mimpi itu berulang-ulang. Aku tau, aku tidak akan pernah bisa kembali kemasa lalu dan mengulang semuanya lagi.

Kini aku sudah dewasa, aku sudah bekerja dan memiliki apartemen sendiri. Sejak 4 tahun yang lalu semenjak kepergianku dari rumah. Aku tidak mau tau dan tidak tau sama sekali tentang kabar Ayah dan Ibu ku.

Ran yang sekarang adalah Ran yang baru dengan hidup dan lembaran Hidup baru. Ran yang akan selalu menjalani kerasnya hidup yang sesungguhnya dan akan selalu semangat dengan berjuang dalam kesendiriannya.

--The End--

Tidak Nyata (TAMAT)Where stories live. Discover now