0.2. kim yo han

827 73 2
                                    

"Ini lucu banget, Han. Lucu, kan? Hampir mirip kucing, tapi versi lebih besar.."

Kamu yang lagi main Instagram tiba-tiba ngasih tunjuk beberapa gambar anak harimau yang lewat di timeline ke Yohan.

"Kenapa? Mau pelihara?"

Kamu langsung noleh ke Yohan, "Kamu mau beliin aku satu, Han?"

Yohan mencibir, "Kamu beneran mau itu? Waktu bayinya aja yang lucu, kalo udah besar kamu yang disantap abis."

Kamu menyenggol tangan Yohan, "Ih.."

"Ya kalo kamu mau pelihara itu, kamu mau taroh kandangnya dimana? Kamu kira kayak kandang kucing apa? Badanmu bisa kelelep kalo harimaunya udah besar nanti."

Kamu cuma mencebik kesal gak mau nanggepin Yohan.

Oiya, sekarang kalian ada di arena taekwondo anak-anak. Jadi, Yohan buka kursus taekwondo untuk anak-anak sejak sebulan lalu. Dan kebetulan kamu punya luang waktu hari ini, jadi kamu nemenin Yohan dan ketemu sama banyak anak anak kecil yang lucu.

Selagi Yohan berusaha ngebujuk kamu yang ngambek, tiba-tiba anak kecil cowok nyempil duduk diantara kalian, bikin Yohan misuh-misuh sama anak kecil itu.

"Ini kenapa ya? Kok gak sopan asal duduk aja disitu," gerutu Yohan melipat tangannya di depan dada.

Anak kecil itu meledek Yohan, "Suka suka aku, dong. Kenapa? Abang mau malah? Mau aku aduin ke mamaku?"

Yohan makin misuh-misuh dan berakhir ngalah karna kamu yang nahan Yohan.

"Kakak cantik.. Kenalin, namaku Allen. Allen punya pelmen lolipop dua.. Kakak mau satu?" Anak kecil yang bernama Allen itu natap kamu polos banget, minta diculik.

Allen nyodorin permen lollipop ke tanganmu langsung 2 biji, "Kakak ambil semua aja ya, soalnya kakak cantik banget hehehe. Allen masih punya banyak di mobil. Nanti kalo kakak mau lagi, bilang ke Allen ya.."

Kamu cubit pelan pipinya Allen, "Duh~ Makasih banyak ya, Allen.."

"Sama sama kakak cantik~" jawab Allen bahagia.

Yohan berdeham keras tak terima, "Sadar gak sih ada orang disini,"

Allen langsung noleh ke Yohan, "Kenapa? Abang juga mau pelmen?"

"Iya, lah. Emang cuma kamu sama dia yang boleh makan permen? Abang gak boleh gitu?"

"Abang punya banyak uang, kan. Beli aja di supelmalket, banyak kok yang jual." jawab Allen acuh tak acuh.

Kamu ketawa karna Allen pintar ngejawabnya, sementara Yohan semakin misuh-misuh di samping Allen.

"Kakak cantik, boleh minta nomol hapenya?"

"Buat apa, Allen?"

"Mau telponan sama kakak kapan-kapan,"

Yohan udah gak bisa membendung amarahnya, "Heh bocah ingusan aja kok modusnya setinggi langit. Benerin dulu tuh ngomongnya. Bilang R aja gak bisa."

"Han.. Kok dibentak, sih?"

Benar saja, Allen langsung nangis kencang sampai sesenggukan. Dan itu narik perhatian anak-anak lain yang lagi makan siang di ujung sana.

"Tuh kan, Yohan.. Dia kan masih kecil, wajar lah bercanda gitu. Kok kamu bentak, sih?" kamu sesekali nenangin Allen yang semakin lama semakin histeris.

Yohan bingung, "Ya abisnya dia bikin aku jengkel, yang."

"Yaudah terus gimana ini? Itu anak-anak yang lain pada ngeliatin, loh. Udah kamu urus dulu Allennya, biar aku urus anak anak itu. Urus yang benar, awas kalo sampe kamu bikin dia tambah nangis." kamu melangkah pergi ke anak-anak yang berusaha ingin tahu apa yang terjadi.

Yohan duduk mendekat ke Allen sambil merangkulnya, "Udah jangan nangis lagi. Masa cengeng jadi anak taekwondo, laki-laki lagi."

Allen tambah mendramatisir tangisannya, bikin Yohan mendadak pusing.

"Eh eh, udah dong.. Iya abang minta maaf karna udah ngebentak Allen. Udah jangan nangis lagi,"

Allen yang masih terisak noleh ke Yohan, "Abang jahat.."

Yohan membawa Allen ke pangkuannya terus dipeluknya, "Iya, Allen. Abang minta maaf udah jahat sama Allen. Lain kali abang gak jahat lagi, ya."

"Promise?" Allen dengan polosnya menyodorkan jari kelingking ke Yohan.

"I'm promise, Prince Allen." Yohan menautkan kelingkingnya.

Selagi Yohan menghapus sisa air mata di pipi Allen, tiba-tiba Allen celingak celinguk mencari sesuatu.

"Kakak cantik mana?"

Belum sempat Yohan jawab, Allen langsung pergi ke arahmu yang masih bersama anak-anak lainnya, "Kakak!!"

"Yeu bocah." cibir Yohan.

Perlahan senyum di bibir Yohan mengembang waktu ngeliat kamu berinteraksi dengan anak-anak kecil yang terus berusaha mendapatkan perhatianmu.

Kamu melihat ke arah Yohan yang udah senyam senyum gak jelas, "Dihabisin ya makan siangnya.. Nanti kakak periksa satu-satu, kalo ada yang gak habis makanannya, dapet hukuman. Oke?"

"Oke, Kak!" jawab mereka serempak.

Kamu pun balik ke tempat dimana sebelumnya duduk bareng Yohan, "Kamu gak mau makan siang juga, Han?"

"Tadi sarapanku telat, yang. Alhasil masih kenyang perutku. Entaran lagi lah, tunggu selesai kursus."

Kamu mengangguk ngerti aja sambil sesekali natap anak-anak yang masih sibuk makan siang.

"Kamu gak makan, sayang?"

"Iya, aku mau beli makan diluar, sih. Ada restoran sup ayam di seberang, aku mau makan itu aja. Tapi nanti aja bareng kamu."

"Kok nanti?"

"Kan kamu bilang masih kenyang, terus mau makan siang sehabis kursus. Jadi ya barengan aja, Han."

Yohan ngelirik jam di tangannya, "Yaudah aku temenin, ya?"

"Gak usah, Han. Siapa yang jagain anak-anak? Itu bentar lagi mereka pada selesai makan, loh. Udah aku nunggu aja. Aku juga masih pengen ngeliatin mereka, lucu-lucu banget."

"Tapi kalo kamu laper banget, jangan dipaksa lah. Maag mu apa kabar coba?"

"Siapa yang bilang aku kelaperan sih, Han? Aku cuma bilang mau makan sup ayam bareng kamu, loh."

Yohan malah cubit hidungmu gemas, "Iya iya. Jangan gemesin, dong."

"Sakit, Yohan~"

x1 imagineWhere stories live. Discover now